Happy Reading
.
.
.
Wonwoo masih tak bergumam ataupun mengucapkan sepatah dua kata. Anak itu seolah bisu dan tidak tertarik dengan hal sekitarnya. Justru Wonwoo terlihat begitu pasrah ketika keluarga Kim membawanya pulang ke kediaman mereka. Mereka memang membawa Wonwoo ke kediamannya setelah mendengar cerita Mingyu yang sukses membuat hati mereka menghangat dan ingin melindunginya. Jika perlu Tuan dan Nyonya Kim akan melakukan yang terbaik untuknya.
Mingyu dengan pelan membantu Wonwoo berjalan sembari merangkul bahu sempitnya. Terlihat Wonwoo menahan sakit pada bagian perutnya dan kesulitan berjalan. Mingyu tidak bodoh dan tidak merasakan sakit yang diderita Wonwoo, ia bahkan merasakannya dan bahkan ia yakin jika luka bekas operasi itu membutuhkan beberapa hari untuk sembuh sampai tak lagi merasakan sakit.
Bolehkah ia mengagumi sosok Jeon Wonwoo yang begitu kuat ini ? Mingyu begitu salut atas pendiriannya dan sangat berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan ayahnya yang sekarat. Mungkin jika tidak adanya Wonwoo, entahlah ia merasa akan menjadi anak yang tak berguna untuk keluarganya. Dan juga ia akan menjadi anak yang akan menyesali kepergian ayahnya, tanpa melakukan sesuatu untuk sang kepala keluarga yang sangat dihotmatinya itu.
Nyonya Kim terus memperhatian Mingyu yang tengah membantu Wonwoo untuk menuju kamarnya yang berada dilantai atas, bersampingan dengan kamar Mingyu dan Seungcheol. Kebetulan sekali dilantai dua terdapat kamar kosong yang jarang digunakan dan bahkan Nyonya Kim sampai harus mengeluarkan sebagian uangnya untuk memperbaiki kamar tersebut. Tak hanya itu saja bahkan dengan berbaik hati wanita cantik itu membeli beberapa perabotan agar Wonwoo merasa nyaman dan tidak merasa bosan.
Wonwoo tiba-tiba menghentikan langkah kedua kakinya tepat dipertengahan tangga menuju kamarnya yang tentunya membuat Mingyu penuh pertanyaan, "Kau tak apa ? Apakah lukamu kembali sakit ?" tanyanya khawatir dan hanya dibalas gelengan oleh Wonwoo. Nyonya Kim yang memperhatikannya merasa bahwa Wonwoo tengah berbohong. Ia yakin lukanya kembali sakit.
"__haruskah aku menggendongmu ?" kembali Mingyu bertanya sembari menawarkan diri.
"Aku hanya lelah saja dan tidak merasakan sakit sedikitpun." jawabnya dan kembali melanjutkan jalannya seperti tadi. Wonwoo tidak bohong jika tubuhnya sangat lemas dan mudah sekali lelah. Jadi untuk berjalan sejauh ini saja rasanya ia tak sanggup, tapi ia juga tidak ingin merepotkan Mingyu apalagi sampai menggendongnya.
Flashback
"Bagaimana keadaannya uissanim ? Apakah tidak ada hal serius pada kesehatannya ? Bahkan tadi Wonwoo sampai mimisan dan itu cukup banyak." ujar Nyonya Kim setelah Wonwoo kembali dibaringkan diatas ranjang pesakitannya. Yang tentunya setelah mendapat pertolongan dari beberapa Dokter dan Perawat.
Bukan hanya dirinya saja yang terkejut. Mereka dari pihak medis cukup terkejut dengan kondisi Wonwoo yang sangat memprihatinkan. Mereka tidak tahu jika ternyata Wonwoo akan mengalami hal ini setelah tersadar dari tidurnya. Terlebih anak itu mengalami begitu banyak tekanan hingga membuatnya kembali mimisan.
"Sejauh ini tidak ada hal yang serius. Hanya saja sepertinya Wonwoo-ssi terlalu banyak mengalami tekanan hingga membuat dirinya terguncang. Apalagi Wonwoo-ssi sempat melakukan percobaan bunuh diri dan saya merasa jika Wonwoo-ssi mengalami depresi hingga membuatnya terus ingin mengakhiri hidupnya atau menyuruh orang lain untuk membunuhnya."
"Depresi ? Apakah bisa disembuhkan ?" tanya Nyonya Kim merasa penjelasan Dokter tersebut tidak benar. Bagaimana Wonwoo harus mengalami Depresi diusianya yang masih sangat muda ini. Memang tekanan apa yang harus membuatnya seperti ini ?
KAMU SEDANG MEMBACA
[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]
Fanfiction[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang terus berulang tanpa tahu dengan apa ia dapat mengobatinya. Luka batin saat dimana ia dikucilkan, diabaikan, sampai tak diharapkan. Dia san...