Epilog

1.3K 97 33
                                    

Happy Reading

.

.

.

Wonwoo dan Mingyu baru saja pulang dari suatu tempat. Dimana keduanya baru saja mendaftarkan diri ke salah satu universitas yang cukup terkenal di Seoul. Tentu saja keduanya berhasil masuk dan menjadi mahasiswa disana setelah berjuang bersama-sama. Tak ada yang menduga jika keduanya akan kembali bersama menimba ilmu. Apalagi Wonwoo yang sebelumnya sangat ragu untuk ikut mendaftar, kenyataannya Wonwoo tidak memikirkannya sama sekali.

Malam ini, keduanya disambut hangat oleh keluarganya. Baik Wonwoo dan Mingyu melihat ibu juga ayahnya tersenyum hangat, begitupula dengan Seungcheol. Ah lihatlah kakaknya itu begitu tampan dengan stelan jas hitam layaknya seorang CEO. Bukankah Seungcheol calon CEO ? Ayahnya tidak salah memilih Seungcheol menjadi penerusnya. Tidak seperti Mingyu ataupun Wonwoo yang bahkan tidak tertarik dengan bidang bisnis.

"Eomma menyiapkan semua ini untuk kami ?" tanya Mingyu kepada sang ibu. Jangan lupakan juga kedua matanya yang tak hentinya menatap satu persatu hidangan diatas meja makan. Katakan saja ini merupakan hidangan terbanyak yang ibunya siapkan.

Wanita cantik itu kembali tersenyum menanggapi pertanyaan sang anak, "Tentu saja dengan bantuan ibu Wonwoo. Eomma tidak mungkin bisa menyiapkannya sebanyak ini, Mingyu-ya." balasnya dan membuat Mingyu mengangguk paham.

Mereka memang tengah berkumpul di rumah keluarga Kim dan mengadakan makan malam mewah dirumah yang sempat Wonwoo tempati beberapa bulan yang lalu. Meskipun cukup lama, tetap saja terkadang Wonwoo menginap atau bermain ke rumah megah ini. Begitupun juga dengan Nyonya Kim yang tak hentinya berkunjung ke rumah ini. Bagaimanapun wanita cantik itu tidak ingin menjauh dari sang sahabat. Baginya kesalahan dimasa lalu biarlah berlalu. Tidak perlu diingat, apalagi di kenang. Jika pada akhirnya akan melukai beberapa pihak.

"Duduklah dan kita harus segera menikmatinya, bukan ?" ujar Tuan Kim dan membuat mereka langsung patuh. Wonwoo dan Mingyu duduk disamping Seungcheol, sedangkan kedua ibu mereka tepat disebrangnya.

Seperti biasa ketika makan malam berlangsung tidak ada yang berani berkata. Mereka seolah terlarut kedalam pikiran masing-masing. Keheningan itu nampaknya hanya bertahan beberapa menit saja sampai acara makan itu selesai, "Selamat atas diterimanya kalian berdua. Appa sangat bangga mendengarnya." ujar Tuan Kim setelah selesai menyantap makan malam bersama keluarganya. Begitupun juga dengan mereka yang tengah berbincang ringan.

"Terima kasih appa. Maaf jika sebelumnya aku selalu menolak ajakan Mingyu. Aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian." balas Wonwoo dengan semangatnya.

Mingyu hanya menggeleng dengan tingkahnya, " Bahkan nilai Wonwoo lebih tinggi dariku, appa. Sayangnya dia harus terus menolak dan tidak dari dulu." cibir Mingyu dan membuat Wonwoo menyenggolnya dengan siku tangannya. Kim Mingyu selalu saja membuatnya kesal.

"Tapi kau senangkan Mingyu-ya ? Kalian satu sekolah lagi dan bisa saling menjaga, bukan ? Dan ingat jangan memaksakan diri jika memang tidak bisa. Kau juga Wonwoo-ya dirimu selalu saja membuat eomma khawatir." Nyonya Kim angkat bicara.

Mingyu mengangguk mantap. Tentu saja ia akan selalu bersama Wonwoo sampai kapanpun ia akan menjadi pelindung untuk saudaranya ini. Apapun yang terjadi ia akan terus bersamanya, tidak akan pernah menjauhinya. Ia tidak ingin kesalahan yang dulu pernah ia lakukan terulang kembali. Ia membenci Wonwoo tanpa tahu yang sebenarnya.

"Tentu saja aku tidak akan membuatmu khawatir, eomma." balas Wonwoo dengan senyuman manisnya dan membuat mereka ikut tersenyum. Wonwoo telah banyak berubah.

"Kalian mau hadiah apa dariku ? Besok aku akan pergi ke Jepang selama seminggu." Seungcheol angkat bicara dengan menatap kedua adiknya yang berada tepat disampingnya.

Wonwoo yang berada ditengah nampak terkejut dengan perkataan Seungcheol. Ke Jepang katanya ? Selama ini Seungcheol tak mengatakan apapun soal masalah ini, mengapa harus tiba-tiba pergi ? Padahal besok ia ingin pergi berdua mengajak kakaknya itu mencari beberapa buku untuk kuliahnya nanti. Mengajak Mingyu rasanya tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

"Hadiahnya aku ikut denganmu, hyung. Sudah lama aku tidak jalan-jalan." tenang. Itulah yang dikatakan oleh anak bongsor itu, hingga mendapatkan gelengan dari kedua orang tuanya. Selalu saja bersikap seenaknya.

"Kau pikir aku kesana hanya untuk bermain ? Jika kau ingin jalan-jalan pergilah bersama Wonwoo." jawab Seungcheol tak ingin kalah dari sang adik.

"Apapun yang ada disana kau harus membelikannya untuk kami berdua, hyung" ucap Wonwoo dengan jawaban tak terduganya.

Seungcheol seolah terkejut dengan perkataan Wonwoo, "Apapun ?" tanyanya kembali dengan ragu. Ayolah disana pasti banyak yang menarik kedua matanya. Masa iya ia harus membeli semua apa yang dilihatnya ?

Wonwoo mengangguk mantap dan tak lupa dengan senyum polosnya membuat Seungcheol merasa terbebani dengan permintaan adiknya yang satu ini. Wonwoo sepertinya lebih membuatnya kesal dibandingkan Mingyu. Permintaan kedua adiknya yang diluar dugaan dan membuatnya harus dilema. Sepertinya selama di Jepang ia akan terus memikirkan permintaan Wonwoo tentang apa yang harus ia beli.

"Aku hanya bercanda, hyung. Kau kembali saja sudah membuatku sangat senang. Jadi kau harus kembali dengan selamat dan harus mengabari kami semua. Bukankah itu jauh lebih bergharga daripada hadiah berbentuk barang ?" lagi Wonwoo berujar membuat semua orang yang berada di meja makan tak percaya jika Wonwoo mengatakan kalimat yang selalu berbeda.

Seungcheol merangkul bahu Wonwoo dan ia benar-benar sangat menyayangi adiknya ini, sama seperti Mingyu. Disaat Mingyu selalu mengatakan keinginannya dengan langsung, berbeda sekali dengan Wonwoo yang selalu diam seolah bersikap canggung. Oleh karena itulah Seungcheol selalu memberikan perhatian lebih kepada adiknya yang satu ini dan menyarankan Wonwoo untuk tidak bersikap canggung terhadapnya, "Tentu saja, Wonwoo-ya. Hyung tidak akan melupakannya."

"Aku hanya berharap keluargaku ini selalu dilingkupi kebahagiaan yang seperti ini dan terjauh dari masalah. Begitupun juga denganku yang berharap terus bahagia tanpa dihantui masa lalu yang kelam. Aku ingin bahagia, setidaknya terlepas dari bayang-bayang masa lalu menyakitkan. Bisakah keinginanku terkabul ?" -----Wonwoo.

 Bisakah keinginanku terkabul ?" -----Wonwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#09022021

Yang minta Season 2 mana suaranya ???
Atau boleh ngasih masukan.

Mau Season 2 atau FF baru ? Aku akan ngambil masukan terbanyak ya.
Ditunggu sampai besok hihihi

[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang