Happy Reading
.
.
.
"Mingyu-ya jika sekolah telah berakhir, jangan lupa hubungi aku untuk menjemputmu." ingat sang kakak untuk kesekian kalinya. Selama Mingyu bersekolah, kakaknya ini tidak pernah ketinggalan berkata kalimat yang sama.
Mingyu yang tengah membuka sabuk pengaman dikursi mobil seketika itu menatap kearah sang kakak ternyata tengah menatapnya, "Tentu saja, hyung. Ah hyung bisakah kau menjaga Wonwoo ? Aku takut dia kembali berula. Apalagi semenjak bangun tadi dia terus saja melamun dan mengabaikan orang-orang sekitar. Dan juga aku akan mencoba mencari tahu keberadaan orang tuanya."
"Tentu saja, Mingyu-ya. Ya sudah cepatlah masuk dan ingat kau harus menjaga dirimu dengan baik mengerti ?"
"Ck. Kau ini banyak bicara sekali, hyung." ujarnya sembari mengerucutkan bibirnya bertanda ia kesal kepada sang kakak. Ayolah sampai kapan Seungcheol akan memperlakukan dirinya seperti anak kecil seperti ini ?
Sedangkan Seungcheol ? Ia hanya menggelengkan kepalanya dengan sikap menggemaskan sang adik. Kedua matanya tak hentinya memperhatikan Mingyu dari mulai keluar dari mobil miliknya hingga masuk kedalam sekolah yang begitu megah ini. Seungcheol sangat senang karena Mingyu bersekolah dengan bersemangat, berbeda sekali dengan sekolah yang sebelumnya. Di sekolah sebelumnya anak itu nampak tak banyak bicara dan bahkan tidak ada yang mau berteman dengannya. Tetapi disekolah sekarang ini entah mendapat angin darimana, Mingyu menjadi sosok yang sangat ceria juga bersemangat dan memiliki teman yang bahkan jarang sekali berkata.
Wonwoo adalah sosok anak yang dingin dan juga irit kata. Lalu bagaimana bisa Mingyu berteman dengannya sedangkan anak itu juga sama-sama irit kata. Ataukah perubahan Mingyu ini karena Wonwoo ? Seungcheol berharap jika pertemanan Mingyu dan Wonwoo akan berjalan dengan baik. Dan juga keduanya bisa saling melindungi satu sama lain. Ya. Itu hanyalah keinginan dirinya yang merupakan seorang kakak.
Setelah memastikan sang adik masuk kedalam sekolah, Seungcheol segera mengendarai mobilnya kembali menuju tempat tujuan selanjutnya yang tak lain adalah Rumah Sakit. Berhubung jadwal kuliahnya kosong, jadi ia memilih untuk menemani sang ibu juga teman sang adik yang tak lain adalah Wonwoo. Meskipun pertemuan dengan Wonwoo terbilang cukup singkat dan Seungcheol benar-benar memandang Wonwoo sebelah mata atas sikap Wonwoo yang begitu dingin.
Mingyu berjalan seorang diri tanpa ada yang menyapanya barang satu orangpun. Tetapi masih ada beberapa orang yang terus menatap kearahnya, bisa dikatakan mereka siswi dan mungkin terpesona akan ketampanannya. Lihatlah bahkan beberapa orang itu terus mengikutinya dan membuatnya menjadi tidak nyaman. Belum lagi sayup-sayup telinganya menangkap beberapa suara yang tengah membicarakan seseorang yang dikenalnya. Sudah tidak salah lagi jika mereka tengah membicarakan Wonwoo.
Kedua kaki Mingyu terhenti tepat didepan papan pengumuman yang dimana disana terdapat foto Wonwoo yang tercetak cukup besar dengan dihiasi coretan dan kata-kata kasar. Mingyu tak habis pikir dengan yang dilakukan oleh mereka. Padahal sekolah ini adalah sekolah elit dan terpandang. Sangat disayangkan sekali sekolah ini harus menerima pelajar yang tidak baik dalam bersikap. Lihatlah bahkan mereka telah berani menulis kata-kata kasar yang tak seharusnya dituliskan oleh pelajar seperti mereka.
"Apa semua ini ulahmu, Jin Hyuk-ssi ?" tanya Mingyu ketika Jin Hyuk bersama teman-temannya mendekati Mingyu dan tepat berada disampingnya.
Jin Hyuk tersenyum atas pertanyaan yang Mingyu lontarkan. Memang apa yang membuatnya lucu hingga tersenyum seperti itu ? Sungguh mengerikan sekali. Jadi disini Mingyu lihat jika antara Jin Hyuk dan Wonwoo, Jin Hyuklah yang sangat mengerikan. Jin Hyuk seperti seorang psikopath yang telah berhasil melukai seseorang. Sangat berbanding terbalik sekali dengan Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]
Fanfiction[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang terus berulang tanpa tahu dengan apa ia dapat mengobatinya. Luka batin saat dimana ia dikucilkan, diabaikan, sampai tak diharapkan. Dia san...