Happy Reading
.
.
.
Disebuah taman, nampak seorang remaja cantik tengah menunggu seseorang. Ia sendiri tanpa ditemani oleh siapapun. Semenjak duduk disalah satu taman tersebut, ia tak hentinya memainkan jemari lentiknya yang cukup dingin. Entah dingin karena cuaca atau dingin karena gugup sekaligus takut. Mungkin jawaban yang tepat adalah gugup dan takut. Terlebih dengan kehadiran seseorang yang beberapa minggu ini selalu menghantuinya.
Wanita cantik itu tak lain adalah Jung Chaeyeon. Tidak ada yang tidak mengenal dirinya. Primadona sekolah yang sangat cantik dan populer dikalangan para murid maupun guru. Kecantikannya itu selalu saja memikat banyak kaum adam, begitupula dengan prestasinya dibidang akademik yang tidak bisa diragukan lagi. Hanya saja kesempurnaannya itu membuat dirinya lupa diri dan selalu bersikap seenaknya. Tak ragu ia selalu menindas seseorang yang menurutnya hendak menyainginya. Bukankah itu dikatakan bahwa dirinya bukanlah manusia yang sempurna ?
Meskipun Chaeyeon memiliki paras yang cantik, pintar dan juga populer jika memiliki satu sikap yang kurang baik apa artinya semua itu ? Justru yang akan selalu dikenang oleh banyak orang hanyalah kesombongan dan sikap seenaknya. Mereka tak terlalu peduli dengan prestasi yang didapatnya. Terkadang ada beberapa orang yang berpikir jika prestasinya hanya didapat karena tampangnya yang cantik, bukan murni hasil dirinya sendiri. Manusia memang licik, kan ?
"Semua ini gara-gara dirimu, Kim Mingyu ! Mengapa kau harus hadir di sekolahku dan mengacaukan diriku !" batin Chaeyeon, tanpa sadar tangannya terkepal erat menahan kekesalannya. Terutama ketika mengingat kembali bagaimana Mingyu yang menolaknya secara terang-terangan, seolah terlihat jika Mingyu tidak menyukainya malah lebih tepat ke membencinya.
Tak berselang lama datanglah seorang remaja tampan mendekati seseorang yang semenjak tadi menunggu kehadirannya. Song Kang nama remaja itu langsung mendudukkan diri disamping sang pujaan hati, tak lain adalah Jung Chaeyeon. Ya. Sejujurnya Song Kang semenjak dulu menaruh hati kepada Chaeyeon dan ia bahkan belum sempat mengungkapkan isi hatinya. Namun, Chaeyeon justru lebih cepat mengungkapkan isi hatinya kepada Mingyu yang berstatus sebagai murid baru. Padahal dirinya dan Chaeyeon telah berteman cukup lama.
Chaeyeon menatap kearah remaja tampan itu dengan sorot mata penuh amarah, "Mengapa kau lama sekali, eoh ? Tidakkah kau tahu jika semenjak di sekolah aku tidak tenang sama sekali. Aku benar-benar sangat takut." jelasnya terlihat jika Chaeyeon memang benar tengah ketakutan.
Song Kang mengelus puncak kepala Chaeyeon dengan sayang sekaligus tidak ada keraguan dalam dirinya. Ia sudah terlalu menyayangi dan mencintai Chaeyeon sangat lama, meski tanpa disadari oleh sang gadis. Chaeyeon hanya beranggapan jika kebaikan Song Kang hanyalah kasih sayang terhadap sahabat, tidak lebih. Sayangnya tidak seperti itu, Song Kang memberikan kasih sayang melebihi sahabat. Sejak dulu ia berharap bisa mendapatkan Chaeyeon dan menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya. Chaeyeon tetap saja menganggap dirinya sahabat, tak lebih.
"Apa yang kau takutkan, hem ? Ah kau takut jika Mingyu mengadu kepada pihak sekolah tentang apa yang terjadi padanya ? Tenang saja semua itu tidak akan pernah terjadi. Kau akan aman bersamaku." ucapnya meyakinkan diri Chaeyeon yang terlihat begitu nyaman dengan perlakuan Song Kang padanya. Apa yang Song Kang lakukan ini membuat hatinya sedikit menghangat dan juga ada perasaan asing yang hinggap dihatinya, apakah itu ?
Chaeyeon tersenyum dipaksakan, "Mengapa kau seyakin itu ? Bahkan tadi Mingyu melihatku begitu tajam seolah akan mengulitiku. Aku yakin jika Mingyu tahu bahwa akulah penyebab dia terkurung. Seharusnya aku tidak pergi kearahmu dan menangis hanya karena ditolak olehnya, aku memang bodoh." kalimat terakhir yang dikatakannya begitu lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]
Fanfiction[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang terus berulang tanpa tahu dengan apa ia dapat mengobatinya. Luka batin saat dimana ia dikucilkan, diabaikan, sampai tak diharapkan. Dia san...