Happy Reading
.
.
.
"Appa terima kasih telah menolongku." ujar Wonwoo kepada Tuan Kim yang berada tepat disampingnya.
Kini keduanya tengah berada didalam mobil yang sama menuju Sekolah Wonwoo. Tuan Kim memang sengaja mengantar Wonwoo ke sekolah yang bahkan tak sejalur dengan kantornya. Mengingat kembali kejadian semalam ketika Wonwoo diperlakukan kasar oleh Seungcheol, anak sulungnya itu hampir menghilangkan nyawa Wonwoo dan membuat Tuan Kim ingin menjadi penolong untuk anak angkatnya ini. Tuan Kim tahu bagaimana takutnya Wonwoo ketika melihat Seungcheol memperlakukan dirinya seperti seseorang yang tak berhak hidup.
Seungcheol memang sangat menakutkan dan akan menjadi seseorang yang seperti bukan dirinya ketika sesuatu hal terjadi kepada adiknya. Ini bukanlah kali pertama Seungcheol seperti itu, bahkan dengan teganya ia memisahkan Mingyu dengan kedua sahabatnya. Jaehyun dan Eunwoo telah pergi ke negeri tetangga setelah mendapat perintah dari Seungcheol atau bisa dikatakan Seungcheol yang menyuruh mereka berdua pergi menjauh dari adiknya. Bahkan Seungcheol tak memberi kesempatan kepada kedua anak itu untuk bertemu Mingyu yang terakhir kalinya.
Dan kali ini Tuan Kim tidak ingin kejadian yang lalu terulang kembali. Sampai saat inipun Mingyu belum bertemu dengan kedua sahabatnya itu. Tak jarang Mingyu menanyakan kedua sahabatnya dan bahkan diam-diam mencari informasi, namun hasilnya tetap nihil. Mereka berdua seolah ditelan oleh bumi. Tuan Kim tidak ingin Wonwoo bernasib sama seperti kedua sahabat Mingyu. Apalagi sekarang Wonwoo berstatus sebagai anak angkat keluarga Kim, dan tidak berhak untuk pergi dari tempat tinggalnya sekarang.
Mungkin sekarang Tuan Kim sedikit lega atas sikap Seungcheol yang bisa meredam emosinya dengan baik. Tapi sadarkah Tuan Kim bahwa anak sulungnya itu tak bisa membuat Wonwoo tenang ? Seungcheol bahkan dengan sengaja memaksa Wonwoo agar anak itu mau menyetujui kesepakatan yang dibuatnya. Ya. Kesepakatan itu berisi bahwa Wonwoo harus menemukan pelaku yang telah melukai Mingyu secepat mungkin. Jika Wonwoo gagal, maka ia harus angkat kaki dari tempat tinggalnya saat ini. Bagi Wonwoo itu tidak ada bedanya dengan dirinya diperlakukan kasar oleh Seungcheol. Dibandingkan angkat kaki dari rumah, lebih baik ia mati ditangan Seungcheol.
Bukankah itu lebih baik ? Daripada ia harus hidup dalam kesengsaraan kembali, jadi lebih baik ia mati bukan ? Lagipula didunia ini tak ada lagi yang menerima dirinya dengan baik. Meskipun dirinya hidup sebagai Kim Wonwoo, tetap saja ia seorang pembunuh Jihoon. Tak ada yang lebih baik dari dirinya hidup sebagai Kim Wonwoo maupun Jeon Wonwoo. Dunia sangatlah kejam untuknya.
Tuan Kim menatap Wonwoo dengan perasaan sedih. Mengapa ia harus bertemu dengan anak sebaik dan serapuh Wonwoo ? Lihatlah dengan menatapnya seperti ini saja hatinya begitu sakit. Wonwoo tak berhak mendapatkan rasa sakit seperti ini. Seharusnya ia hidup seperti remaja lainnya, tidak mendapatkan beban hidup yang teramat berat. Rasanya Tuan Kim ingin terus bersama Wonwoo dan melindunginya dari siapapun. Entahlah, ia merasa jika dirinya harus menjadi seseorang yang selalu ada untuknya.
Wonwoo hanya diam ketika Tuan Kim mengelus puncak kepalanya pelan. Remaja bermata rubah itu merasa seluruh tubuhnya menghangat dan merasa nyaman diperlakukan seperti ini. Tuan Kim yang tak lain adalah ayah angkatnya tidak pernah memperlakukan dirinya sebaik dan setenang ini. Wonwoo sangat senang sampai ia berharap Tuan Kim akan terus melakukan ini padanya lebih lama lagi. Mungkinkah seperti ini rasanya mendapatkan perlakuan hangat dari sosok ayah ?
Rasanya Wonwoo ingin menangis sekarang ini.
"Hey kau menangis, Wonwoo-ya ?" tanya Tuan Kim tanpa sadar melihat kedua mata Wonwoo memerah, hendak mengeluarkan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]
Fanfiction[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang terus berulang tanpa tahu dengan apa ia dapat mengobatinya. Luka batin saat dimana ia dikucilkan, diabaikan, sampai tak diharapkan. Dia san...