11. Lee Jihoon Pt.2

961 121 39
                                    

Happy Reading

.

.

.

Didalam gelapnya malam seorang pemuda berlari dengan peluh yang telah membasahi wajah tampannya. Hatinya dilingkupi perasaan takut dan khawatir terhadap seseorang yang selalu menemaninya disetiap hari penuh akan rasa sesak. Bahkan ia tidak mempedulikan tubuhnya yang hanya memakai kaos lengan panjang dengan jeans tanpa hodie ataupun pakaian hangat lainnya, padahal cuaca malam ini sangatlah dingin dan pastinya akan membuat jatuh sakit.

Jeon Wonwoo---remaja tampan itu terus berlari dan ingin segera menemui sahabatnya yang telah membuat hatinya begitu khawatir. Wonwoo masih mengingat dengan jelas suara bergetar sahabatnya ketika tadi menghubunginya lewat telepon dan tentu saja membuat Wonwoo terkejut bukan main. Wonwoo rela mengabaikan teriakan marah ibunya dan juga beberapa maid yang bekerja dirumahnya. Tujuannya hanya satu yaitu menemui Jihoon---sahabatnya dan tidak membuatnya sendirian.

"Wonwoo-ya ini aku. Aku ada di taman, bisakah kau kemari ?"

"Kau baik-baik saja ? Kau menangis ?"

"Aku baik-baik saja, hanya saja entahlah. Aku hanya merasa kebingungan."

"Aku akan kesana dan tolong jangan pergi kemanapun sebelum aku sampai."

Meskipun singkat, Wonwoo tetap tahu apa yang tengah dialami sahabatnya itu. Jihoon tidak seperti biasanya yang malam-malam seperti ini pergi ke taman atau hanya sekedar menghirup udara segar. Anak itu bahkan terbilang anak yang sangat senang berdiam diri di dalam ruangan. Lihat saja kulitnya yang putih pucat berbeda dari kebanyakan orang. Dan Wonwoo tahu betul bagaimana sahabatnya yang satu ini.

"Jihoon-ah..." panggil Wonwoo kepada seseorang yang duduk dikursi taman membelakanginya. Tak lupa juga orang itu mengenakan sweater lengkap dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya.

Jihoon yang merasa terpanggil membalikkan tubuhnya dan dapat ia lihat seseorang yang tengah ditunggunya berdiri tepat dihadapannya. Jihoon mengangkat kepalanya untuk memastikan bahwa orang itu memang benar Wonwoo dengan wajah yang penuh akan peluh. Tak lupa juga raut khawatir yang membuatnya langsung merasa bersalah harus mengunjunginya dimalam seperti ini.

"Apa yang terjadi denganmu ? Kenapa wajahmu penuh lebam seperti ini eoh ?" tanya Wonwoo begitu kedua matanya melihat beberapa lebam diwajah sang sahabat. Wonwoo bahkan tanpa sadar duduk disamping Jihoon dan membuka topi yang digunakan sahabatnya itu.

Jihoon tidak nyaman dengan apa yang dilakukan Wonwoo padanya. Apalagi membuat beberapa orang melihat kearahnya. Seolah dirinya tengah menjadi pusat perhatian mereka, "__apa ayahmu yang melakukannya ?" belum sempat Jihoon kembali memakai topinya, Wonwoo sudah kembali memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab.

Dalam hati Jihoon merenung kembali memikirkan pertanyaan yang diajukan oleh Wonwoo. Haruskah ia menjawab ? Bahkan tanpa menjawabpun Wonwoo sudah tahu siapa pelaku yang membuat dirinya seperti ini. Ya. Ayahnyalah yang membuatnya harus menahan sakit sekaligus lebam pada wajahnya. Hanya hal sepele padahal, tapi malah berujung seperti ini.

Salahkah ia bertanya kepada mereka mengenai sekolahnya ? Jihoon mencoba jujur tentang keinginannya yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, tapi mereka seolah tidak mengijinkannya. Padahal selama ini ia bersekolah dengan beasiswa tanpa campur tangan uang dari kedua orang tuanya. Jikapun mereka ingin dirinya menjadi pewaris perusahaan mereka, mengapa mereka memperlakukannya seperti ini ? Untuk apa dirinya hidup jika pada akhirnya akan mendapat perlakuan tak adil.

[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang