•° 3 °•

472 53 3
                                    

3: Jianbing

***

"Jadi..." Zhuocheng mengawali, dirinya meringis melihat ke Yibo yang wajahnya kelihatan terganggu. "Awalnya sih nggak ada masalah. Nah ternyata, pas makanannya udah sampe, Haikuan lupa kalau aplikasinya auto setting bayar tunai, karena ernyata saldo yang ada di aplikasinya kurang."

Yibo melihat Haikuan yang merasa bersalah mangut-mangut.

"Uang kita semua kan masih di visa. Visa di hotelnya lagi dibenerin. Kalau mau harus jalan jauh dulu." Jelas Yubin yang terlihat kecewa karena nggak bisa makan sekarang karena belum dibayar. "Yibo, kamu punya kan uang cash? Bisa talangin dulu ga? Plisss?"

Sambil mendengus Yibo pun mengeluarkan dompetnya, semua pun ikut bersorak sorai. Memang Yibo adalah penyelamat! Sampai Yubin mepet-mepet melihat ke isi dompet Yibo.

Namun wajah mereka berdua yang melihat dompet itu membuat semuanya hening.

"Apaan dah, isi dompet cuma buat tukang parkir!" Seru Yubin tidak terima.

Haikuan menghela napas, dia melihat ke tukang ojol bertahi lalat itu. "Kalau begitu aku ke bank center dulu. Nggak apa-apa nunggu agak lama? Sampai 2 kilometer soalnya..."

Tukang ojol itu mengibaskan tangannya sambil tersenyum, memperlihatkan deretan giginya. "Nggak apa-apa kok mas! Saya bisa nunggu di sini." Haikuan mendengarnya lega dan setelah itu menyeret Yubin untuk ikut dengannya ke bank center. Lagian juga, siapa yang minta memesan jianbing banyak-banyak?

Jadi sekarang, Yibo duduk di lobi Bersama Zhuocheng, menunggu Haikuan dan Yubin Kembali. Pasti sangat lama... Dan bagaimana rasanya duduk di seberang orang yang tidak dikenal?

Canggung. Banget.

Tapi untung, untung aja Zhuocheng yang orangnya suka diajak ngobrol. Dia berdeham, dan melihat ke tukang ojol itu dengan senang. "Namamu siapa?"

Pengemudi itu agak tersentak dan matanya mulai melebar, semua focus tertuju kepada Zhuocheng. "Oh, Xiao Zhan." Katanya tersenyum.

"Zhan-Zhan!" Panggil Zhuocheng dengan senang. Lihat, belum apa-apa Zhuocheng sudah memberikan nama panggilan yang giung. Setelah itu mereka ketawa bareng.

"Kalau kamu namanya siapa?"

Ketawa Zhuocheng pun akhirnya terhening mendengar itu. Dia mengerjapkan matanya terkejut. "Bukannya mau lantang tapi... kamu nggak tahu aku?" tanyanya tidak percaya. Tapi Xiao Zhan hanya mangut-mangut saja. Zhuocheng menunjuk ke Yibo yang akhirnya dipelototin.

"Kamu tahu ini siapa?"

Xiao Zhan memiringkan kepalanya. "Emmm... engga?"

Dan dari sana, Zhuocheng terkejut banget. Reaksi Zhuocheng yang over reaktif juga harus ditahan. Buru-buru gitaris itu menggoyangkan Pundak si Volakis yang sebelum tangannya ditepis. "Cuyyy!!!! Dia nggak tau siapa kamu! Enggak kenal sama lu ahahahahah! Langka!"

Habis itu Zhuocheng kembali melirik ke Xiao Zhan. "Tapi kalau aku kasih tau nama dia kamu bakalan tau nggak?"

"Mmm... mungkin?"

"Oke, nama dia Wang Yibo. Ring any bells?"

Xiao Zhan termenung dulu, dan termenungnya cukup lama. Rasanya dia pernah mendengar nama itu, serius! Baru hari ini, tadi siang... habis makan?

From Ears to HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang