•° 4 °•

455 59 5
                                    


4: Begal

***

Sudah hampir seminggu Starlight singgah di negara kampung halamannya. Dan besok acara konser mereka dimulai di Grand Hall tengah kota.

Tak usah ragu, jelas hampir lebih dari seratus ribu orang yang membeli tiket menanti mereka tampil.

Segalanya harus lancar. Seharusnya.

Interviewnya kemarin membuat Yibo kacau. Dia menjawab semua pertanyaan dari fansnya seperti biasa, tapia da satu pertanyaan yang membuat... media panas.

Bagaimana kau bisa menjadi sukses besar seperti ini walaupun pendidikanmu hanya sampai SMA?

Dan Yibo tidak menjawabnya.

Sebenarnya tidak ada masalah, namun tentu media selalu heboh. Kritikan langsung berhamburan, hate comment merambak dimana-mana, bahkan banyak juga postingan tiket-tiket yang sudah dibeli dibuang begitu saja, bahkan ada yang dirobek dan dibakar.

Kacau, apalagi pikiran Yibo.

Mereka latihan untuk gladiresik, dan latihan mereka terus diulang-ulang karena Yibo tidak fokus.

"Yibo, lebih baik kamu istirahat aja. Besok juga kita harus konser. Kalau kelelahan dari sekarang malah bahaya." Zhuocheng wajahnya sudah khawatir.

Yibo menggelengkan kepalanya. "Coba sekali lagi."

Suara salah satu drum terbentum keras.

"Mau diulang berapa kali juga bakalan sama aja kalau kamu nggak fokus." Kata Yubin dengan tegas. "Bener kata Zhuo, mending kamu istirahat aja."

"Mana mungkin aku bisa istirahat kalau akhirnya aku bakalan terus khawatir suaraku nggak keluar maksimal!"

Haikuan meletakkan bassnya dan mendekati Yibo untuk memegang pundaknya. "Yibo, kami bertiga tahu kamu mau memberikan yang terbaik untuk semuanya, termasuk fans-fansmu. Tapi kalau memaksakan—"

"Mana mungkin kalian mengerti!" Seru Yibo, dia menepis tanan Haikuan. "Mereka semua tertuju kepadaku bukan kalian. Ngerti darimananya kalian?!"

"Yibo—"

"Persetan dengan semua ini!" Dengan cepat dia mengambil mantelnya, lalu pergi keluar studio.

Kacau.

*

Hari-hari Xiao Zhan tidak lebih dari kehidupan biasa. Bangun, mandi, sarapan, kerja, pulang, tidur, dan terus begitu berulang-ulang setiap harinya. Tapi, kadang yang membuat berbeda itu adalah para pelanggannya.

Ada penumpang yang pede ambil jalan tikus yang ya beritahu namun ujungnya merekanyasar, ada yang kirim bunga ke gadis saking malunya dia mengirimkannya sendiri (dan alhasil gadis itu malah baper ke Xiao Zhan), dan banyak lagi.

Semuanya normal, jelas normal, menenangkan, dan menyenangkan. Pengalaman bekerjanya kian banyak dan uang untuk membeli alat bantu dengar pun menambah.

Akhir tahun ini akan menjadi yang terbaik, neneknya pasti senang bisa mendengar dengan jelas!

Tapi tidak malam ini.

Saat Xiao Zhan hendak mengantar wanita umur 30an ke tempat tujuannya, seorang pria menghalanginya, membuatnya terpaksa mengerem mendadak.

Perawakannya terlihat familiar, hanya Xiao Zhan tidak memerhatikanya. Pria barusan juga tidak berjalan menuju ke arahnya, namun ke penumpangnya. Mereka seperti bertukar beberapa kata, sedikit argumen sebelum ada pergerakan aneh.

From Ears to HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang