•° 12 °• - [18+ CONTENT]

509 55 10
                                    

12

*dalam kekerasan, ya.

***

(cuma mengingarkan, bagi yang mau menonton video ini--untuk nambahin feels--, it has lgbt+ and mature content. Biar pas nonton nggak kaget aja yap)

Xiao Zhan hanya mempunyai waktu saat malam hari. Pukul 8 malam dia pergi dari rumahnya membawa kumpulan uangnya ke pusat alat bantu pendengaran.

Toko tersebut entah kenapa cukup penuh dan banyak pelanggan yang harus dilayani, sehingga Xiao Zhan berada di urutan hampir terakhir.

Dia mendapatkannya, pada akhirnya. 3 tahun mengumpulkan uang dan akhirnya benda yang ia tunggu-tunggu ada di tangannya.

Xiao Zhan menghela napas panjang.

Ini benar-benar terjadi. Ayo, Zhan. Kau harusnya senang, bukan gelisah seperti ini. Untuk menyadarkan dirinya, dia menepuk pipinya.

Tidak ada yang harus dikhawatirkan, semuanya akan baik-baik saja.

Jarak antara tempat pusat dengan kantor Xiao Zhan cukup jauh, mungkin dia bisa menempuh hingga hampir 10 kilometer.

Kotak berharga yang dia miliki sekarang dilapisi oleh plastik, hitung-hitung kalau ada hujan dadakan. Dia simpan di saku dalam jaket ojolnya demi keamanan penuh. Harganya hampir setengah dari motornya sendiri yang cicilannya belum lunas.

Dia menaiki motornya, dan saat itu juga ponselnya nyala, memberitahu kalau ada pesanan makanan dari restoran yang tidak jauh dari pusat toko alat bantu dengar itu.

Dan saat itulah, Xiao Zhan sangat berharap, sangat, sangat berharap...

Kalau dia tidak menerima pesanan itu.

Dia sangat bodoh.

Pizza takeaway sudah menggantung di kemudi motornya, dan dia melihat ke ponsel lokasi dimana pembeli itu berada. Ternyata tidak jauh dari lokasi flatnya.

Namun, dia tidak mengenal daerah yang ia datangi sekarang. Mungkin karena langit sudah gelap.

Udaranya dingin, angin berhembus dengan kencang, beberapa sisa daun di bulan November mulai ikut terbawa angin.

Motornya sudah terhenti di titik dimana pelanggannya berada, namun aneh. Tidak ada rumah di sana, hanya toko-toko yang sudah tutup seakan-akan tempat itu terbengkalai. Xiao Zhan mencoba merefresh ponselnya, tapi dia memang sudah berada di titik yang benar.

Kalau begitu, dimana pelanggannya?

Mana mungkin Xiao Zhan lanjut pulang. Pizza takeawaynya belum dibayar dan dia akan rugi. Suara petir sekilas terdengar.

Sebentar lagi hujan.

"Tuan, Tuan! Di sini, aku yang pesan pizzanya."

Suara itu terdengar dari belakang Xiao Zhan, dan dia turun sambal mengambil kantung berisi makanan itu. Dia lega karena pada akhirnya dia bertemu dengan pelanggannya. Awalnya.

Tapi setelah itu, jantungnya seakan-akan tenggelam ke bagian paling dalam bumi.

"Zhan-Zhan, makasih udah mau beliin makanan buat kita." Bao Lei tersenyum dan mengambil kantung makanannya dari tangan Xiao Zhan.

Buru-buru tangannya ia tarik, seketika telapak tangannya berkeringat dingin. Napasnya memburu, dan sekujur tubuhnya bergetar ketakutan.

Pria yang ada di hadapannya mengangkat kedua alis dengan ekspresi bingung yang dibuat-buat. "Kenapa, Zhan?"

From Ears to HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang