•° 7 °•

391 49 0
                                    

7: Massa (2)

(itu contoh lagu buat vibe konsernya bakal seperti itu ya guys)

***

Setiap orang mengeluarkan lampu neon mereka, mereka menggoyangkannya sesuai dengan hantaman drum. Naik turun membuat halusinasi cahaya pada langit senja bersamaan dengan lampu laser di panggung. Bahkan ada pula yang membawa bendera, mengibaskan logo band mereka dengan bangga. Tidak sedikit juga mereka yang mengeluarkan ponsel dan merekam detik-detik berharga ini.

Tepukan-tepukan tangan juga mengiringi, suara dari ujung ke ujung saling membalas, berkomunikasi dengan satu sensasi yang sama; bersemangat.

Hanya Xiao Zhan yang tidak membawa apa-apa. Dia masih kebingungan. Setelah membuka maskernya yang memperlihatkan plester besar di pipi, dia memutar badannya untuk melihat sekitar. Jelas ia terkesiap, seperti berdiri di tengah lautan pengalaman baru yang asing. Senyuman, teriakan, tepuk tangan, semua bersatu tertuju kepada orang-orang yang ada di atas panggung.

Puluhan ribu vokal serentak kemudian menyambut suara Yibo yang muncul di setiap speaker. Genggaman kedua tangannya erat di mik dan penyangganya. Suaranya lantang dan tegas, seperti penampilannya sekarang.

Ketika musik hendak menuju ke reff...

Semuanya terasa luar biasa.

Wang Yibo mengambil miknya dari penyangga, mulai maju ke depan panggung dan melompat. Rambut dan jaket julitnya terhempas melambai, lampu laser penuh warna juga memberikan suasana hebat ke setiap sudut. Seluruh massa pun mengikuti lompatan itu. Ratusan ribu kaki melompat dan menghentakkannya ke bumi berkali kali.

Perasaan gempa pun muncul, bukan dari bass speaker saja. Namun dari setiap penonton. Lampu neon kecil terus menghantam setiap gerakan di udara. Bendera-bendera besar dikibarkan dengan putaran-putaran perkasa.

Mata Xiao Zhan terpaku melihat sosok yang lebih muda darinya melompat sambil menyanyi. Langkah demi langkah ia maju ke depan, nyaris ke dekat dimana Xiao Zhan berdiri, berjongkok ke depan seorang gadis yang dua meter jauh darinya.

Semua orang yang ada di sekitar sana meneriaki namanya, masih melompat-lompat sesuai tempo musik dan tangan mereka merambat ingin memegang sosok Yibo. Yibo tersenyum sambil bernyanyi sebelum pergi kembali ke tempatnya.

Dia membalikkan badannya, tangannya bergerak melambai diatas, mengompakkan semua

Dan dari situ juga, Xiao Zhan tahu.

Bahwa teman barunya adalah orang yang sangat hebat.

Seluruh aliran darah di tubuh Xiao Zhan memanas, mengikuti aura hebat dan semangat seperti yang diberikan oleh puluhan ribu penonton lain. Badannya mulai bergerak, mengikuti dentuman drum. Perlahan kakinya ikut menghentak, tangannya mulai diangkat, dan wajahnya tanpa sadar pun tersenyum, terpukau.

Akhirnya, Xiao Zhan menjadi salah satu dari mereka.

Lelaki itu tidak peduli jika dia pergi sendirian, toh Wang Yibo ada di panggung. Dia ikut berteriak dan melompat. Mengayunkan kedua tangannya dan kepalanya selayaknya mendengarkan lagu hype dengan penghayatan.

Kabut buatan pun kembali terlihat, berwarna merah biru hijau dan banyak lagi. Kembang api pun diluncurkan ke atas kubah Grand Hall, suara petasan dan cahaya-cahaya baru membuat massa kian bersemangat. Beberapa staff pun berlari diatas panggung dengan bandana yang dijadikan masker, membawa smoke bomb warna-warni.

Untuk satu lagu awal pada konser yang pertama kali Xiao Zhan ikuti, itu lebih dari cukup untuk menjadi seorang fans.

(end of the song)

From Ears to HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang