•° 19 °•

584 40 17
                                    

19: Kebutuhan

***

Mereka saling beradu jotos, setiap kepalan tangan mendarat di bagian tubuh lawan. Tubuh mereka terbawa sampai ke ujung koridor, salah satu kaki mereka tidak seimbang dan kedua pemuda itu jatuh menelusuri tangga. Terguling-guling.

Ponsel milik Yibo jatuh dari saku jaketnya, tergeletak dengan kasar. Kemudian benda elektronik itu menyala, memperlihatkan nama Zhuocheng berada di panggilan.

Yibo dan si Bao Lei itu setelah terjatuh dari tangga saling diam. Wajah mereka babak belur, sampai-sampai dahi Yibo berdarah, mengalir sepanjang wajah dengan nafas yang terengah-engah.

Bao Lei yang mimisan pun berusaha beranjak, berdiri dan dengan susah payah berbalik ke arah singgahan sementaranya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Yibo berkata, berusaha menghentikan Bao Lei yang nyatanya berhasil.

"Berapa jumlahnya?"

Pria mimisan itu diam, sayangnya dia tidak menjawab, dan pergi begitu saja.

Yibo sendiri sudah tidak punya kekuatan untuk mengejar.

Perkelahian mereka tidak ada yang menang, kalah, ataupun seri.

*

Pintu rumah makan dibuka dengan kasar, memperlihatkan Yubin dengan ekspresi beringasnya.

"DASAR BAJINGAN!!!"

Dia berlari keluar terus berseru-seru, dan Zhuocheng mengejar sambil memanggil namanya. Mereka berdua diikuti oleh Haoxuan dan Jiyang, bergerombol mengejar sekaligus meniatkan hal yang sama seperti Yubin.

Para wanita pun ikut keluar, namun tidak sampai mengikuti mereka.

"Kejar dia! Tangkap! Bunuh orang keparat itu!" Ziyi berteriak menyemangati. "Siapa yang berani-beraninya melakukan itu ke Yibo?!"

"Kalau kalian bertemu dengan Yibo, cepat bawa sini!" tambah Xuan Lu, yang parut wajahnya khawatir.

Keempat orang itu dengan Yubin berada di paling depan melesat di antara jalan kosong yang hanya terdapat mobil-mobil dan truk kecil parkir.

"Yubin-ge! Tunggu kami! Haah, haa---larimu terlalu cepat!"

"GUA CINCANG KALAU KETEMU NANTI!"

Kalau begini sih, Yubin tidak bisa dihentikan. Tapi Zhuocheng juga tidak bisa berhenti untuk berlari. Kalau Yubin dibiarkan, bisa lebih gawat!

"Haoxuan! Tolong telepon Haikuan! Sekarang!"

*

Klub gulat yang Haikuan ikuti sekarang sedang berjalan kaki, menikmati malam dengan tenang sehabis mereka mendapatkan penghargaan secara resmi. Orang-orang saling bercanda dan santai, menanti ke rumah makan milik Xuan Lu, membayangkan tumpukan makanan yang sudah dihidangkan.

"Dimana?" tanya balik Haikuan yang ditelepon oleh salah satu sohibnya Yubin. "Kita udah di perjalanan. Bentar lagi sampe kok. Emangnya ada apa?"

Di tengah-tengah anggota klub gulat yang berjalan, Haikuan diam setelah mendengar jawaban dari telepon.

Anggap saja kalian sedang bersantai melihat ke jalanan sepi nan tenang. Namun, tiba-tiba saja dari ujung jalan ada segerombolan pria besar berbadan kekar berlari sambil bersumpah serapah.

"DIMANA BANGSAT ITU?!"

"AKU PERGI DULUAN!"

"DIA BABAK BELUR?!"

From Ears to HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang