Tuan Kim & Ketakutannya

967 92 19
                                    

Ada alasan seseorang menjadi jahat,
ada alasan dibalik perubahan seseorang.
⚬⚬⚬

Pada pukul dua dini hari Taehyung berlari menyusuri jalanan.

Dinginnya angin malam, perihnya luka di kaki tak cukup untuk dijadikan alasan untuknya berhenti.

Lari,

Pergi dan menjauh.

Untuk saat ini hanya itu yang Taehyung inginkan. Menjauh dan keluar dari sangkar emas yang selama ini menahannya.

Bruk

Ia terjatuh.

Kali ini bukan hanya luka dilututnya, kakinya bahkan terkilir. Menyadarkannya jika kali ini iapun akan gagal berlari, Seokjin dan anak buah nya pasti akan menangkapnya kembali.

Piyama berwarna putihnya sudah kotor, dengan bagian lutut yang sobek karena tak hanya sekali bersentuhan dengan aspal.

Taehyung menangis, tapi bukan karena semua luka yang ia dapat pada tubuhnya.

Melainkan menangis kala mendapati jika para pengawal Seokjin berhasil mengelilingi dirinya, tak memberinya celah untuk mencoba pergi sekali lagi.

Atau sejak awal mereka memang sengaja membiarkannya puas berlari?

Kim Namjoon datang menghampiri, orang yang dianggap Seokjin sebagai tangan kanan itu berjongkok dan memegang bahunya yang masih bergerak naik turun karena tangis.

"Tuan Taehyung, kau tau betul jika aku menghormatimu dengan sangat. Jadi ku mohon, kembalilah untuk kebaikanmu sendiri"

Bahunya bergetar.

Tubuh kurus dan pucatnya seolah melayang saat Kim Namjoon menyuntikan cairan bening pada punggungnya.

"Kau harus kembali sebelum Tuan Besar meminta kami menembak kakimu, maafkan aku Tuan"
.
.

Cahaya mentari berhasil membuat Taehyung membuka matanya, karena sedikit silau ia bahkan sempat mengernyit sebelum membuka mata sepenuhnya.

Melamun memandangi jendela kamar, Taehyung sesak saat tau jika ia ada didalam ruangan yang sama.

Kamar utama untuknya dan suaminya Kim Seokjin.

Cklek.

Tidak perlu menoleh, apalagi membalikan badan untuk melihat siapa gerangan yang datang.

Taehyung bahkan hafal setiap langkah pria itu, aroma tubuh dan deru nafasnya.

Seokjin berdiri di depannya, menghalangi cahaya mentari yang semula persis mengenai wajahnya. "Kali ini apalagi Kim? Kau sudah berjanji, tapi tetap pergi. Apa maumu? Membunuhku?"

Taehyung tidak menjawab, ia berniat turun dari atas ranjang king size mereka dan menghindar dari Seokjin. Tapi tentu tidak semudah itu, Seokjin.. pria itu berjalan kesisi ranjang lain dan mengikutinya.

Kini pria angkuh dengan turtle neck berwarna hitam itu berjongkok didepannya.

"Kaki mu terluka, duduk disini dan tunggu sebentar. Melangkah sama saja artinya dengan satu nyawa pegawai dirumah ini, kau mau membiarkan mereka mati?"

Taehyung diam, tidak menjawab ataupun memberikan anggukan sebagai jawaban.

Ia menuruti Seokjin untuk menunggu, tidak ingin melihat satu nyawa lain melayang seperti hari-hari biasanya.

Tidak butuh waktu lama Seokjin sudah memasuki kamar kembali, bersama seorang pelayan yang membawa sebuah wadah plastik berisi air hangat dan handuk kecil berwarna putih.

JinV Story (One Shoot & Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang