2. Confused

3.3K 418 200
                                    

"Fortuna Major!" Kata Seamus yang berjalan duluan dari anak-anak di belakang yang mengikuti nya. "Dengarlah. Dia tidak mau membuat ku masuk." Seamus berkata lagi dengan jengkel.

Gadis itu mendonggak melihat lukisan Fat Lady, seorang wanita gemuk yang mengenakan pakaian sutra berwarna pink yang sedang bernyanyi sambil memegang gelas kaca, "Dia sedang bernyanyi. Kita harus mendengarkan suara nya." (Y/N) berkata dengan suara lembut sambil tersenyum.

"Nah benar sekali. Dengarkan ini." Fat lady bernyanyi lebih keras lagi, suara dia tampak sangat marah sampai-sampai mereka semua menutup telinga mereka rapat-rapat dan lukisan wanita gemuk itu memecahkan gelas kaca nya, "Menakjubkan. Gelas ini pecah hanya karena mendengar suara ku."

"Fortuna Major." Harry berkata dengan nada tegas, akhirnya lukisan wanita gendut itu mengangguk-ngangguk dan pintu itu terbuka lebar.

Gadis itu bergumam terimakasih dan mereka semua masuk ke dalam ruangan rekreasi Gryffindor—dan ini untuk pertama kali nya bagi (Y/N) masuk ke dalam asrama nya dan tampaknya gadis itu masih kebingungan dan melihat di sekitar nya, yang tampak seperti ruangan bundar, kursi malas, perapian, dan semua nya tampak hangat dan nyaman.

"Hermione, bisa kah kau menunjukkan kepada ku dimana kamar perempuan?" (Y/N) berkata dengan nada tenang ketika melihat anak laki-laki yang sudah seluruh nya berjalan menaikki anak tangga ke arah yang berbeda dengan anak perempuan.

"Tentu saja, yuk." Hermione menarik pergelangan tangan gadis itu dan berjalan menaikki anak tangga yang berbeda dan mereka masuk ke dalam ruangan kamar yang tidak terlalu luas namun terlihat nyaman.

Gadis itu melemparkan tubuh nya kearah atas tempat tidur, ketika dia sudah memakai baju piyama tidur nya. Ini adalah malam yang sangat nyaman bagi nya, ditambah dengan suasana dingin dan hujan di luar.

Sejujur nya, (Y/N) tidak terlalu nyaman berada di kamar yang berisi empat orang. Tetapi ternyata ini seperti yang tidak dibayangkan nya, karena dengan cepat dia bisa menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan Lavender, dan Parvati juga.

"Aku ingin sekali menjadi diri mu. Kenapa bisa banyak laki-laki dari berbagai asrama menyukai mu? Sangat aneh sekali." Parvati Patil berkata dengan santai sambil memakan kue kacang nya.

"Dia sangat cantik karena nenek nya Veela, benar kan (Y/N)? Aku sebagai perempuan mengakui bahwa kau memiliki pesona yang sangat cantik, dan wajar saja banyak cowok yang menyukai mu."Hermione berkata sambil meraih kucing peliharaan nya ke dalam selimut nya sambil memeluk kucing itu.

"Kalau begitu kau mah gampang!" Lavender Brown beranjak dari kasur nya, setelah membuka selimut nya dengan kasar, "Kau tinggal memilih siapa cowok yang akan kamu terima sebagai pacar mu!"

"Aku takut ditolak." Gumam gadis itu dengan sangat polos sambil meratapi nasib nya.

"Jangan sok merendah deh. Siapa juga yang rela menolak perempuan cantik seperti mu!" Hermione berkata dengan suara keras-keras sambil menatap gadis itu jengkel, "Justru mereka memperebutkan mu, gitu aja masa ga ngerti sih."

"Nah, jadi kau memilih siapa sekarang?" Parvati berkata dengan pernasaran, diikuti oleh anggukan kedua teman nya yang setuju, tetapi gadis itu menggeleng-geleng tidak bergairah.

"Tidak milih siapa-siapa." Dia berkata dengan risih karena percakapan yang sebetulnya tidak dia inginkan, "Dengar, aku jauh-jauh bersekolah di Hogwarts untuk belajar, bukan untuk mencari pasangan, oke?"

DELACOUR GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang