16. So Shame

803 158 36
                                    

Natal telah tiba, di dalam kastil sudah di dekorasi kerlap-kerlip oleh Profesor Flitwick, dengan pohon Natal yang sangat megah di dalam Aula Besar.

Betapa senang nya semua orang, kecuali gadis itu dengan Harry yang memutuskan untuk tidak berkunjung ke Hogsmeade pada akhir pekan Natal ini.

Sebetulnya gadis itu bisa saja meminta surat izin dari kedua orangtua nya di Perancis agar dia bisa mengunjungi Hogsmeade.

Tetapi dia mungkin tidak akan mengunjungi nya lagi, teringat dia dan Ron masih belum berbaikan, dan kini Hermione lah yang mendampingi Ron untuk berpergian ke Hogsmeade saat musim salju ini.

Pada kunjungan ke Hogsmeade, tepat hari Sabtu pagi, Harry mengucapkan selamat jalan kepada Ron dan Hermione, tetapi tidak untuk gadis itu yang hanya mengangguk dingin kepada Hermione, yang sudah memakai mantel dan syal.

Kemudian Harry dan (Y/N) berbalik menaiki tangga, kembali ke Menara Gryffindor. Salju sudah turun di luar jendela, dan kastil yang sangat sepi, tidak ada orang yang berlalu-lalang lagi.

Gadis itu menghembuskan nafas bosan sambil melihat suasana kastil Hogwarts yang sepi. Harry menoleh, melihat gadis itu yang tepat disamping nya dengan wajah cemberut dan letih.

"Aku tidak memaksa mu untuk menemani ku," Harry berkata dengan sedikit keberatan, "Kau bisa saja bersama teman-teman mu yang lain, berkunjung ke Hogsmeade, kan?"

Gadis itu mendonggak pelan, dan menggeleng-geleng kepala, "Aku tahu itu, aku hanya saja—kau sudah tahu, Ron masih marah dengan ku."

"Yeah, aku mengerti," Kata Harry dengan suara pelan, "tapi sebaiknya kau berbicara langsung kepada nya untuk meminta maaf. Tidak baik jika kalian terus-terus an berdiam diri dan tidak berbicara satu sama lain."

Gadis itu hanya terdiam tidak bersuara tanpa memandang Harry.

Harry sama sekali tidak mengetahui hal itu.

Dia tidak tahu bahwa satu fakta bahwa gadis itu sudah meminta maaf duluan kepada Ron, dan memberi makanan yang sudah di masak dengan penuh kasih sayang, akan tetapi ditumpahkan dengan kasar dan keji.

Mungkin itu membuat nya sedikit trauma, bahkan untuk memandang Ron saja tidak bisa.

"(Y/N)?" Harry menatap nya gadis itu yang masih terdiam tanpa berkedip, "Ada apa dengan mu?"

"Kenapa?" Gadis itu tampak terkejut, dan salah tingkah, "Tidak ada apa-apa. Aku mungkin sedikit kurang sehat." Dia tersenyum kaku dengan wajah nya yang pucat pasi.

"Benarkah?" Harry berkata dengan khawatir, "Kau harus istirahat! Yuk, aku temani ke ruang rekreasi."

"Tidak-tidak usah," Gadis itu berkata dengan keberatan, "Aku bisa sendiri, aku akan kembali ke kamar ku, dan aku ingin menghabiskan hari ku dengan beristirahat di kamar."

"Begitu, ya?" Harry berkata dengan kebingungan, "Well, oke, jika begitu. Tapi jika kau benar-benar butuh bantuan, kau wajib memberitahu ku, ingat?"

Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum pucat, "Cepat sembuh ya!" Harry mengacak-acakkan rambut gadis itu dengan gemas.

"Soal Ron.." Harry berkata ketika gadis itu ingin turun dari undakan tangga, "Dia memang begitu, kau tidak perlu khawatir, sementara ini jika ada apa-apa, kau harus mengatakan nya kepada ku, oke?"

DELACOUR GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang