12. Comfortable

951 170 95
                                    

Sekarang, gadis itu sudah berada di ruang Rekreasi Gryffindor. Dia terbaring lemah diatas kursi sofa yang berada di dekat perapian api unggun. Sofa nya di kelilingi oleh wajah anak-anak Gryffindor yang cemas, dan di tengah-tengah nya berada Profesor McGonaggall yang kebingungan.

"Menurut mu, kapan dia akan sadar?" Tanya Harry dengan perasaan cemas sekali. Sambil menatap gadis itu yang masih terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat.

Hermione mengulurkan tangan nya kearah leher gadis itu yang masih sangat panas. "Sepertinya dia demam. Aku tidak yakin besok pagi dia akan bisa mengikuti pertandingan Quidditch."

"Aku minta tolong kepada mu, Potter—agar kau membawa nya ke Rumah Sakit segera, agar bisa ditangani oleh Pomfrey." Seru Profesor McGonggall dengan nada perintah.

"Apakah demam nya parah?" Oliver dengan tampang putus asa nya karena telah membawa gadis itu hujan-hujan an. "Tidak ada cara lain, aku harus mencari Chaser Gryffindor pengganti nya. Tetapi siapa? Besok pagi adalah pertandingan nya—"

"Yeah memang tidak ada cara lain, Wood." Kata Profesor McGonggall dingin. "Tetapi tidak ada gunanya kau menyesali itu. Aku akan mencarinya sendiri murid sebagai pengganti Seeker Gryffindor."

"Sementara yang lain harus tidur sekarang—ini sudah malam!" Seru Profesor McGonaggall galak, menatap anak-anak yang masih mengelilingi sofa dan menatap betapa pucat gadis itu.

Tepat sekali, ketika anak-anak yang lain terpaksa menjauhkan diri nya dan berjalan kerumun menaikki anak tangga. Gadis itu terbangun dengan mata yang melotot lebar—nafas yang terengah-engah seolah-olah dia baru saja berlari kencang.

"Kau sudah bangun?!" Seru Hermione dengan wajah khawatir sekali, sambil menempelkan tangan nya kearah kening gadis itu yang masih panas demam.

"Kau pingsan lama sekali. Kami benar-benar khawatir." Harry memegang tangan gadis itu lembut sekali, sementara Profesor McGonaggall mendekatkan wajah nya untuk melihat kondisi gadis itu.

"Dimana Ron?" Tanya gadis itu tiba-tiba sambil menangis. "Kalian pasti marah dengan ku, kan?"

"Ron sebentar lagi kesini. Dia sedang membuat teh hangat untuk mu di dapur." Kata Hermione yang mendadak dingin dan menjauhkan wajah nya dari gadis itu.

"Apa maksud nya 'kalian pasti marah dengan ku'?" Harry bertanya dengan kebingungan. "Kami sama sekali tidak marah dengan—"

"Yeah," Hermione menyela Harry sambil memutar mata nya dengan malas, "kami tidak marah dengan mu—hanya saja, mungkin Ron kelihatan sangat marah, karena dia tahu kau pulang bersama Oliver dalam keadaan pingsan total."

"Kau pingsan karena di serang Dementor, kan?" Timpal Harry dengan pernasaran, "Oliver berkata begitu kepada kami. Tetapi syukurlah jika kau sudah sadarkan diri."

Berarti itu semua hanyalah mimpi?

Syukurlah jika itu tidak benar-benar terjadi.

Ketakutan terbesar gadis itu adalah semua orang mengetahui rahasia nya.

Berarti, sampai detik ini Draco masih menyimpan rapat rahasia gadis itu dengan baik.

"Kau mungkin harus beristirahat di Rumah Sakit, Miss Delacour." Kata Profesor McGonaggall dengan tegas. "Sementara aku akan memberitahu Profesor Dumbledore tentang kejadian kau yang terkena serangan Dementor, ini benar-benar serius sekali."

DELACOUR GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang