Musim pertandingan Quidditch sudah mulai dekat. Tentunya, gadis itu beserta anak-anak lain, terutama Oliver Wood, yang merupakan kapten tim Gryffindor, mengadakan rapat kecil pada hari Kamis malam untuk mendiskusikan taktik menghadapi pertandingan ini.
"Ini kesempatan terakhir kita. kesempatan terakhir ku juga untuk memenangkan Piala Quidditch," Oliver berkata sambil berjalan mondar-mandir gusar. Tampaknya dia terlihat putus asa ketika berbicara kepada enam anggota nya di kamar ganti, yang berada di ujung lapangan Quidditch.
"Gryffindor memang terus-terus an sial terus. Banyak luka, dan turnamen juga dibatalkan tahun lalu." Oliver menghembuskan nafas kesal sendiri, dia menjauhkan pandangan nya dari enam anggota nya yang terlihat setengah ketakutan, kecuali (Y/N) yang tetap terlihat bersemangat.
Oliver berhenti sejenak. Dia kembali menatap anggota tim nya, dengan tampang yang mendadak kegairahan semangat, "Tetapi siapa sih yang tidak tahu, bahwa kita adalah tim yang paling baik dan paling kuat di sekolah."
"Kita punya tiga Chaser hebat!" Oliver berkata dengan mantap sambil menunjuk Angelina Johnson, Katie Bell, dan gadis itu.
Yeah, meskipun (Y/N) belum pernah mengikuti Pertandingan Quidditch di sekolah ini. Namun siapa sih yang meragukan kekuatan nya dalam mencetak gol dan kehebatan nya dalam memasukkan Quaffle.
Satu-satunya, alasan mengapa Profesor McGonaggal sekaligus Oliver sangat yakin untuk memilih gadis itu menjadi Chaser Gryffindor karena mereka mengetahui satu fakta bahwa saat gadis itu masih bersekolah di Beauxbatons, dia menjadi Chaser yang sangat hebat sekali, hampir tidak pernah terkalahkan disana. Dan yeah, ternyata itu terbukti selama latihan Quidditch, seluruh anggota tim melihat sendiri dengan kedua mata nya bahwa kekuatan, kehebatan, dan keterampilan gadis itu memang tidak bisa diragukan lagi.
"Kita juga punya dua Beater yang tak terkalahkan." Oliver menunjuk kearah si kembar Weasley. Salah satu dari mereka yang bernama Fred langsung tersipu malu.
"Dan kita punya Seeker yang belum pernah gagal memenangkan pertandingan buat kita!" Oliver berkata dengan suara kegairahan nya menunjuk kearah Harry dengan bangga, "Dan aku juga." Dia menambahkan seakan dia lupa bahwa dia juga seorang Seeker.
"Aku berpikir kau juga sangatlah hebat, Oliver." Gadis itu berkata dengan suara lembut sambil mengedipkan sebelah mata nya wink dengan manis—membuat Oliver Wood seratus kali semangat nya membara-bara karena disemangati oleh gadis yang dia sukai.
Saat Oliver ingin mengucapkan terimakasih dengan wajah tersipu malu. Dengan cepat George berkata, "Kami juga berpikir kau hebat!"
Fred yang di sebelah nya mengangguk-angguk setuju, "Kiper super!"
Oliver tersenyum seakan kata-kata itu dapat membuat nya sebentar lebih rileks dan tenang. Dia kembali mondar-mandir dan berkata, "Nama kita seharusnya tertera di piala Quidditch selama dua tahun terakhir ini. Tetapi kenyataan nya tidak, sampai sekarang bahkan belum. Tahun ini kesempatan terakhir kita untuk melihat nama kita di piala itu..." Lirih Oliver dengan begitu sedih sekali.
Gadis itu tidak pernah melihat Oliver menjadi sangat sedih, karena sejauh yang dia tahu, Oliver adalah laki-laki pekerja keras yang sangat serius.
(Y/N) menghembuskan nafas nya lagi. Dia kelihatan sangat bersimpati kepada Oliver dan teman-teman nya. "Ini adalah tahun kita! Kita akan memenangkan pertandingan!" Seru gadis itu dengan suara tinggi penuh tekad, berupaya untuk menceriakan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELACOUR GIRL
FanfictionLebih dari definisi sempurna, bila digambarkan. Tidak ada yang bisa mengalahkan pesona kecantikan gadis itu di sekolah sihir Hogwarts, karena dia keturunan Veela. Apakah kalian ingin merasakan menjadi dirinya? Oh yeah, tentu aku yakin. Karena orang...