36

6.4K 801 346
                                    

Takdir seakan kejam padanya, waktu bahagia seakan menjauh darinya, bukankah ini mendadak? tawanya kini berubah menjadi lirihan memohon ampun dan ketakutan.

Apa yang terjadi? Dia punya kembaran? Lalu kenapa selama ini tidak ada yang memberi tahunya?.

"Sayang, dengerin bunda.. Reno sayang sama kembaran Reno kan? Namanya Riana, sejak bayi baby Riana hanya bergantung pada alat penunjang kehidupannya.

Baby Riana juga ingin merasakan kehidupan" ujar bunda, Reno gemetaran ia memandang bunda dan ayahnya bergantian dengan pandangan tak terbaca, tubuhnya bergetar.

Jadi selama ini hanya pura pura? Wahh dunia memang penuh dengan tipuan, dunia tipu tipu kejam sekali ternyata...

"Reno, ayah sangat menginginkan anak perempuan, kau lihat ini?" Reno menatap layar handphone ayahnya, disana gambar seorang perempuan sedang tidur di dalam ruangan yang entah ruangan apa namanya, terdapat selang yang masuk kedalam mulutnya,tangannya terpasang banyak sekali kabel, selang darah mengalir bersamaan dengan cairan infus.

bahkan banyak tempelan yang entah apa namanya menempel di tubuh perempuan itu, apa itu kembarannya?

Reno ngeri melihatnya,sedih? Tentu saja tapi Reno juga ingin mewujudkan mimpinya, bocah laki laki itu...

Masih ingin hidup dan menikmati waktunya hingga tua..

"Bunda... ayah... kalian sayang reno atau tidak?" Akhirnya Reno buka suara, bunda terlihat meneteskan air matanya.

"Tentu saja bunda sayang, tapi.. bunda juga lebih menyayangi baby Riana_

Reno... Kembaran mu sangat lemah, dia membutuhkan paru paru juga tulang sum sum belakang yang baru untuk membuatnya bisa hidup sepertimu selama ini"

Jawab bunda, ia memegang pipi Reno yang sudah menjatuhkan air mata.

"Dengan mengorbankan ku?" Tanya Reno tak percaya, tangannya terkepal di sisi sisi tubuhnya...

"Maafin bunda" Reno beringsut mundur, jika kalian ingin tahu mereka berbicara bertiga di dalam mobil.

"Aku salah percaya dengan kalian"

Ujar Reno, ia menutup mata dengan kepala bersandar pada kursi mobil.

"Reno, kamu sayang dengan kembaran mu kan?" Tanya ayah, ia mengelus rambut Reno yang berada di tengah tengah dirinya dan bunda.

Reno menjauhkan kepalanya dari Dimas, sedangkan Dimas hanya dapat tersenyum maklum.

Ia menatap mata ayahnya

Reno takut? Tentu saja!!

"Apa kalian akan merasa sedih jika aku sudah tiada?" Tanya Reno lirih, bunda dan ayah tersenyum sendu.

"Maafin kami Reno, tapi kami juga sangat menginginkan anak perempuan, Ayah sudah mencoba mencari pendonor lain untuk mu dan kembaran mu tapi tidak ada, tidak ada yang cocok hanya kau saja" jawab ayah, Reno tak habis pikir.

"Kalau begitu anggap aku mati sejak sekarang tuan.." Lirih Reno tapi penuh dengan penekanan, Reno kembali menyandarkan kepalanya di kursi, Riani dan Dimas kembali saling bertatap lalu mencium pipi serta kening Reno bergantian

Membuat Reno meneteskan air matanya

Apa ini?

Takdir sangat kejam, seperti roller coaster takdir mempermainkan perasaan nya, kemarin ia bahagia dan sekarang? Kata terburuk bahkan tidak mendeskripsikan hidupnya.

***

Arrghhhhh!!!

Galih menghancurkan barang barang yang ada di gudang, ia tertangkap, ia tidak bisa membawa Reno kabur dan menyelamatkan.

Bughhh!!!

Galih tersungkur,lalu menatap bengis damar yang meninju wajahnya.

"Beraninya kau ingin membawa Reno pergi!?" Tanya damar dingin, galih menatap nyalang damar yang berada di depan nya lalu.

Cuihh!!

Ia meludahi wajah damar, sedangkan damar makin emosi.

Bugh!!! Damar kembali memukuli perut galih, membuat galih muntah darah akibat pukulan nya yang keras.

"Tega sekali kalian" ujar galih lirih, damar menatap Galih.

"Reno.. dia adikmu sialan!!" Teriak galih di akhir, damar terdiam lalu menunduk.

"Apa kau fikir aku menginginkan ini?" Tanya Damar pelan, Galih yang terduduk memegangi perutnya menatap damar yang berdiri dengan pandangan marah, kesal ia sedih, Reno sangat menyayangi mereka.

"Reno sayang Ayah Bunda,kak damar bang Danish kak Dion banyak banyak, Reno bahagia sekali ternyata selama ini mereka mencari Reno,.Reno akan memberikan apapun yang Reno mau untuk membahagiakan mereka wahh.

Harusnya Reno berdoa dan tahajujud di dalam masjid, berterima kasih karna sudah mempertemukan Reno dengan keluarga Reno yang juga sangat menyayangi Reno" Galih menutup matanya, percakapan saat dirinya pergi tengah malam dengan Reno berputar di belakangnya.

"Apa kalian tega? Reno masih sangat kecil, Reno menyayangi kalian dan ini balasan kalian?" Galih menatap wajah damar dengan pandangan nya yang buram, air matanya mengalir dari pelupuk matanya dan kembali mengalir membasahi pipinya.

Sedangkan damar? Ia mendongak ke atas, kalau bisa memilih,damar ingin menyelamatkan ke dua adiknya,tapi adik perempuannya membutuhkan paru paru, dan Reno yang membutuhkan jantung, dimana dia bisa membawakan itu? Banyak nyawa yang sudah ia korbankan, tapi berakhir sia sia karna tak cocok berakhir di jual dan dikirim keluar negri.

"Kalian keluarga gila yang pernah gue temuin" lirih galih lagi, damar akhirnya meneteskan air matanya.

"Kami terpaksa! Harus ada satu orang yang berkorban untuk kesembuhan yang lainnya" jawab Damar, Galih? Dia tertawa mendengarnya.

"Lagian, Reno tidak akan bisa bertahan lebih lama, karena jantung nya sudah dalam tahap akhir yang tidak bisa di sembuhkan".

"Egois sekali? Kenapa bukan kau yang mendonorkan nya saja sialan!!?"

"Dengar, Reno hadir hanya untuk menjadi obat untuk adik Perempuanku"

"Lalu kasih sayang yang kalian berikan selama ini?"

Damar terdiam, mendengar itu, tanpa memperdulikan Galih lagi ia keluar terburu buru dan menutup gudang tempat di mana ia disekap.

***

Drttt

Drttt

Dimas mengangkat handphone, mereka bertiga masih berada di perjalanan menuju rumah sakit

Danish, nama putranya tertera di layar handphonenya

"Halo Danish ada apa?" Tanya Dimas, mendengar tidak ada suara dari sebrang membuat Dimas menyerngit bingung.

"A..ayah?"

Dimas, bingung, ada apa dengan Danish.

"Disana semua baik baik saja kan?" Tanyanya.

Hingga persekian detik setelah keterdiaman Danish, membuat Dimas mematung, air matanya tiba tiba saja jatuh, mengundang tatapan khawatir Riani di sampingnya.

"Ada apa mas?" Tanya Riani, Dimas menatap istrinya.

Tes

"Ada apa sih mas? Jangan bikin takut!!

"Hiks...  Riana" lirih Dimas, Riani gemetaran kenapa dia ketakutan juga

"Hiks.. Riana hiks putriku sudah tidak ada..."

"Ayah.. kita terlambat menyelamatkan adik"

***

TBC!!!!

Typo bertebaran

Luv u all 💜💜💜

Reno Dianaran D. [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang