2.1

16 6 2
                                    


"Bu de... Anya datang..." Teriak Anya dari ambang pintu.

"Ya ampun Anya... Kamu dah gede aja, ekh ini temen-temen mu kan? Sini masuk, anggap aja seperti rumah sendiri." Sahut Bu de.

"Hayuu guys masuk... Ga usah malu-malu, biasanya juga malu-malu in kan." Ucap putri yang di ekori oleh 11 orang di belakang nya.

Lah 11 orang? Siapa aja?

Yang jelas ada 5 manusia absurd, 2 pengiring, dan 4 orang sedikit normal.

Setelah melewati perjalanan yang jauh, akhirnya kita sampe di rumah Bu dek nya Anya. Katanya kita bakal stay di vila Bu dek nya, ya... Jelas ga nolak lah bisa dapet vila gratis. Kapan lagi coba?

"Ini kalo mau pada masak-masak gasnya tinggal di pasang aja ya... Jangan lupa kalo mau pergi air matiin. Ini kamarnya ada 4, di setiap kamar ada 2 kasur besar. Kalo mau ekstra selimut bantal ada di bawah tangga, nanti kalo perlu apa-apa bisa panggil Bu dek atau tanya aja ke Anya." Jelasnya lalu pergi meninggalkan ruangan.

"Mentemen... Kamarnya mau di mana nieee?" Tanya Anya.

"Yang jelas betina jadi satu kamar aja, sisanya yang jantan." Sungut Jevan.

"Ceelah... Kudu banget betina Jev, yodah para jantan... Turunin barang terus angkut ke kamar " titah kak Adit.












07.30 PM

"Besok pada gladi jam berapa?" Tanya kak Adit membuka obrolan di tengah makan malam.

"Jam 8 bang... Tapi kita tampil sore jam setengah 5." Jawab Satya sambil menyuruput jeruk panas miliknya.

Disinilah kita berada, di salah satu gerai angkringan pinggir jalan. Awalnya kita mau kulineran, tapi mengingat besok kita kudu bangun pagi dan 5 manusia ini kudu jaga suara mereka, walhasil kita memilih makanan yang sedikit aman.

Tapi kok rasanya kek Dèjavu ya?

"Nah... Habis ini kalian minum air anget yang banyak, jangan lupa langsung tidur pas sampe rumah. Ion... Kamu tidur, jangan main game terus,Jevan juga, Bryan juga." Ucap teh Abel.

"Bwahhh... Mampus Lo pada kena semprot teh Abel." Ejek Jamie.

"Lo juga ya min... Kalian di gabungin satu kamar entah gimana nasib etan di kamar." Balas Jevan.

"Lah emangnya kita ngapain?" Tanya gue.

"Nanti pasti kalian ngegibah, mana ada teh Abel. Makin menjadi-jadi lah kalian." Lanjutnya.

"Bukan gue yang ngomong."

"Heh Supri... Kita tuh bukan ngegibah." Balas Jamie.

"TAPI... MEREVIEW TABIAT ORANG LAIN SECARA BERJAMAAH!!!" Jawab kelima kaum betina secara bersamaan.

"Lah... Shan kamu juga suka ikut gibah sama mereka?" Tanya kak Adit.

"Ya emangnya ga boleh Dit? Lagian mereka asik, ga kayak kamu." Jawabnya.

"Nakal ya kamu... Tukang gibah." Kompor kak Adit sambil nyubit hidungnya.

"Yang nakal ga cuma aku aja ya... Kamu juga nakal, suka gadang main game." Balasnya sambil nyubit.

"Aku tuh ngasah skill tau, biar-"

"Dunia merasa milik berdua sobat." Ejek gue.

"Sisanya ngontrak guys." Celetuk Dion.

"Ikh... Aya apaan sih, tuh kakak mu yang mulai." Sahut kak Shan.

"Tapi apa yang bang Arva lakukan membuat kami para jomblowan dan jomblowati panas bang." Curhat Bryan sambil merangkul Jevan dan Satya di pinggirnya.

"Kalian masih SMA, belum waktunya buat pacaran."

"Dit... Tapi kamu nembak aku waktu SMA kelas 2 semester 2. Mau ngeles apa kamu?" Celetuk kak Shan.

"Pas kita lulus aku nembak kamu, waktu di foto pake toga. Masa kamu ga inget mana aku pake acara bawa buket bunga lagi." Terangnya.

"Itu mah waktu aku ngeprank kalo kita putus, sampe kamu berlutut kan... Aya kelakuan kakak mu waktu SMA itu alay banget sumpah." Ucapnya sambil ketawa.

"Jangankan sebelum SMA, sampe sekarang pun alay nya masih nempel." Sahut gue dengan backsound ketawa yang lain.

"Sabar nak Arva... pak dek juga dulu gitu."

"Pak dek dulu nembak pake buket bunga gede?" Tanya Jevan.

"Pak dek dulu manggilnya ayank bebep?" Tanya Bryan.

"Pak dek dulu pdkt nya lewat jalur mana?" Tanya Satya.

"Pak dek dulu kalo makan nasi goreng satu berdua?" Tanya Wildan.

"Pak dek kalo jemput mba pacar di gang?" Tanya Dion.

"Ada deh... Kalian kepo." Ucap pak dek.

"YAHHHHHHHHH."

"PAK DEK GA ASIK."

"PADAM PADAM..."























"Loh ... Belom tidur Je?" Tanya gue yang baru turun dari tangga dengan rambut yang ga berbentuk.

"Keliatannya... Mau kemana?"

"Ke kamar mandi, abistu minum."

"Oh... "

Tak berselang lama, urusan alam gue beres dan sekarang urusan kerongkongan gue.

"Lah... Kok lu ga tidur? Baru jam setengah 3 ini." Tanya gue yang heran ngeliat Jevan lagi duduk di meja makan.

"Ga bisa tidur gue... Lo duduk." Titahnya.

"Ekh... Ngapain Je? Gue bisa pake sendiri."

"Ga... Lo diem aja. Tadi bang Arva nyuruh gue ngasih ini ke Lo, Lo nya dah tidur duluan." Ucapnya sambil masangin kaos kaki.

"Dah gih pegi tidur sana..." Ucapnya sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan.

"Lo ga tidur? Yodah gue temenin."

"Ga, Lo tidur sana ."

"Hmmm... Makasih."

"Hmmm."







.
.
.
.
.














Salsabela Putri Aprilia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salsabela Putri Aprilia

✨A/N✨

Hiii aku kembali!!
Terimakasih atas kalian yang masih stay di book ini dan masih support aku
Aku sangat berterimakasih

BEST PARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang