1.3 NANA

34 11 4
                                    

07.30 AM

Satu per satu makhluk hidup dalam rumah ini mulai bangkit dari mimpi dan juga alam PW-nya. Di pagi ini, gue di kagetkan dengan sesosok anak ayam yang tidur di sofa sambil menggenggam sendok di tangan kakan, gawai nya di tangan kiri, buah apel di pangkuannya dan tak lupa juga airpod-nya yang tertaut di telinganya. Entah dia lagi mimpi apa sampe ketiduran kayak gitu.

"Je.. elu masih di alam mimpi?" tanya gue sambil sedikit mengguncang badannya.

"Ekh.. Cuidado, no me sostengas contaminado con zombie!" (heh.. janga pegang gue udah terkontaminasi sama zombie) Ucapnya yang masih menutup matanya rapat-rapat.

"Jeje.. Mama tiro la guitarra!" (Jeje.. mama buang gitarnya) Ucap beliau sambil mencabut Airpod di telinga Jevan.

"Hu? Jeje despierta!" (Jeje udah bangun) dengan sekuat tenaga ia bangkit dari tidurnya, dengan wajah yang begitu kaget.

"Jeje.. kamu main game terus, mama sita loh PS-nya! Tidur jam berapa kamu?!" ucapnya dengan nada sedikit membentak.

"Hehehe.. setengah 4." Ucapnya dengan wajah tengil dan sambil menggaruk telengkuknya yang tak gatal.

"Nanti malem kamu gak boleh main PS ya, mama sita." Ancamnya sambil meninggalkan ruang tengah.

"Lah..Ma.. kok gitu sih? Ma.. ma..mama hari ini keliatan jauh lebih cantik deh, I'm really glad have a beautiful angel like you ma." Ucapnya sambil memeluk lengan mamanya dan juga wajah yang (sok) memelas.

"Iya makasih pujiannya, tapi maaf pujian itu tak akan bisa membuat PS mu kembali. Be a good boy, take a good sleep and i will give it back ok." Ucapnya sambil melepaskan pelukan Jevan lalu pergi menjauh dari TKP. Dengan meninggalkan Jevan dengan wajah yang memelas.

Tak lama setelah itu harum masakan melebur di setiap penjuru rumah ini.

"Je.. Aya.. ayo sarapan dulu." Ucap nya. Tak perlu lama untuk membuat gue dan Jevan ikut memenuhi meja makan yang sudah di penuhi dengan beberapa mangkuk berisikan bubur polos, deretan sendok dan segelas jus jeruk.

"Non Aya, mau pake apa aja bumbunya?"

"Sama Aya sendiri aja Bi." Sahut gue sambil mengambil mangkuk di tangan Bi Nia. "Bi.. ada merica?"

"Ay.. elu nyari merica? Ini gue lagi pake." Ucap Jevan sambil nuangin hampir satu sendok makan full merica.

"Lah Je.. elu suka pake merica banyak?" tanya gue dan langsung menghampiri jevan.

"Iya lah Ay.. gue kalo makan bubur itu pasti harus mericanya super banyak, gak pake sambel dan juga gak pake kecap." ucapnya sambil menyodorkan botol merica.

"Lah kok bisa sama?" ucap gue yang sambil membumbui bubur gue.

"Ya berarti kalian berdua punya chemistry yang sama." Ucap mama sambil ikut duduk di meja makan.

"Apaan sih ma.. keberuntungan doang kali." Celetuk Jevan sambil menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

...

09.30 AM

Setelah sarapan tadi mama pergi untuk menghadiri seminarnya, sedangkan gue dan Jevan malah asik dengan gawai kami masing-masing. Sekitar setengah jam berlalu Pak De yang baru saja pulang dari mengantar mama dari tempat seminar.

"Nak Jevan mau pergi sekarang atau nanti?" tanya Pak De.

"kalo Jeje sih.. bebas mau kapan aja, tapi gak tau ke mana." Ucapnya sambil bangun dari posisi tidurnya. "Ay.. kira-kira kemana nih? Gue gak tau banyak soal Bandung." Terangnya.

BEST PARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang