[ Awas saja kau ZARA! ]

242 37 0
                                    

Kedua sosok berbeda kelamin tengah berdebat di sisi kiri ranjang.

"Kamu yang tidur di lantai!"

"Engga! Om yang tidur di lantai!"

"Kamu!"

"Kamu!"

"Kamu!"

"Stop! cewe selalu bener! jadi Om tidur di lantai!" teriak Zara.

"Ngalah ama cowok kenapa?" ucap Zain pada istrinya yang 'tak mau mengalah. Yaitu Zara. Lima menit yang lalu mereka sudah dah menjadi pasangan suami dan istri. Resepsi? tidak diadakan resepsi di pernikahan mereka. Karena pernikahan itu di privasi oleh keluarga Zain.

Pov Zain

"Tapi Zara gak ..."

"Diam atau kamu saya perkosa!" ancamku, sungguh salahkah aku membentak wanita berstatus istriku ini? jika iya maafkan aku Tuhan. Karena jujur aku lelah menghadap sikap keras kepalanya.

"Aaa ... om jahat!" teriak Zara, sebelum pergi meninggalkan kamar.

Aku menatap kepergian Zara bingung. Jahat? bukankah dia yang jahat? mengusirku sendiri dari kamarku? dan bahkan sekarang dia memfitnahku? hadeh dasar wanita. Ribet!

Pov Author

Zara keluar dari kamar Zain dengan air mata yang mengalir deras membasahi kedua pipinya. Ayah dan Ibu Zain yang melihat Zara menangis, langsung menghampiri Zara dan bertanya pada Zara kenapa Zara menangis.

Zara menceritakan semuanya kepada mertuanya. Mertuanya saling berpandangan kemudian saling melempar senyum. Zara bingung, Ibu Zain mengajak Zara untuk kembali ke kamarnya.

Kemudian, sesampainya dikamar Zain. Ibunya Zain - Siti Aisyah atau kerap di panggil Aisyah itu masuk, kemudian menarik telinga Zain, sampe Zain terpaksa harus bangun dari tidurnya.

"Aaa ... Bunda, Bunda kesambet yah!" Zain memegangi telinganya yang di tarik sangat kuat oleh Aisyah.

Aisyah menggeleng. Kemudian semakin mengeratkan tarikannya di kening sang putra.

"Bunda, salah Zain apa? Bunda mau yah telinga Zain sampe lepas?!" Zain menangis tersedu-sedu untuk membujuk Aisyah. Sedangkan Akbar suami sekaligus ayah Zain tersenyum melihat tingkah Zain.

"Biarin aja!" Aisyah tersenyum kearah Zara, Zara membalas senyuman Aisyah.

"Oh, jadi ini karena Zara yah?!" Zain menatap Aisyah, Zara, dan Akbar bergantian. Mereka semua menganguk. Zara tersenyum manis, bahkan sangat manis, kemudian menjulurkan lidahnya mengejek Zain.

'Awas saja kau Zara!'

'Rasain! siapa suruh main-main sama Zara."

***

Pagi hari menyapa dengan indahnya. Kedua sosok yang sedang tertidur lelap itupun terbangun, dengan pandangan yang tajam.

Zain melangkah turun dari ranjang, dan disusul oleh Zara. Kemudian Zain lari terbirit-birit kekamar mandi. Zara yang kalah cepat dengan Zain mengetuk-etuk pintu dengan kuat.

Zain tersenyu kemenangan didalam kamar mandi. Kemudian menyelesaikan ritual mandinya.

15 Menit berlalu. Zain keluar dari kamar mandi, dengan kaos biru oblong, dan dengan rambut yang masih basah.

"Lama banget!" kesal Zara. Kemudian masuk kekamar mandi, dan menghiraukan Zain yang terkekeh.

"Aaa ... sabun mandinya dimana?" Zara berteriak dengan kencang di kamar mandi. Zain mengangkat tangannya sebelah, menunjukkan sabun mandi yang sengaja ia bawa agar Zara 'tak jadi mandi.

"Rasain! siapa suruh ganggu saya!" pekik Zain. Zara langsung mengeram kesal mendengar perkataan Zain, kemudian keluar dengan membawa ember dengan air yang sudah terisi penuh.

Byur!

Zain mengusap wajahnya yang basah karena ulah Zara. Zara cengengesan, kemudian lari meninggalkan Zain yang emosi.

"Awas kay Zara! akan ku tangkap kau!" Zain mengusap wajahnya kasar, kemudian berlari keluar kamar mengejar Zara. Zara yang melihat Zain mengejarnya, langsung berlari dengan cepat. Namun, walaupun begitu, Zara tetap kalah dan akhirnya Zain pun bisa menangkap Zara.

"Kena kamu!" Zain memeluk Zara dari belakang, kemudian menggelitiki perut Zara. Zara yang merasa geli tertawa terbahak-bahak. Zain yang mendengar Zara tertawa tersenyum sangat lebar, senyuman yang selama ini tidak pernah diperlihatkan kepada siapapun, kini diperlihatkan pada Zara.

Deg!

Jantung Zain berpacu lebih cepat, kala melihat Zara yang sudah membuka penutup wajahnya. Hingga wajahnya bisa terekspos indah di mata Zain.

Zain tidak berkedip. Zara yang bingung kembali memasangkan penutup wajahnya yang tadi hampir jatuh karena terus-terusan tertawa.

"Ternyata dia cantik juga." batin Zain.

Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang