Setelah siap mengerjakan sholat. Zain langsung pergi kedapur dan membersihkan rumah. Sungguh Zain adalah suami idaman.
1 jam kemudian, Zain telah selesai mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga. Zain menepuk-nepuk tangannya yang sedikit berdebu sembari tersenyum manis.
Kemudian Zain mengambil bubur ayam yang sudah ia masak di atas mangkok. Lalu, dengan bismillah. Zain membawa mangkok itu kekamarnya dan Zara.
Tok tok tok.
Tidak ada sautan. Zain akhirnya memilih masuk karena sudah tak sabar memperlihatkan hasil masakannya pada Zara.
Zain tersenyum, di tatapnya wajah damai Zara saat tertidur. Tangannya terulur mengusap setiap inci wajah Zara. Kemudian mengecup pipi Zara.
"Zara, bangun. Makan dulu!" Zain mengguncangkan pelan tangan Zara. Tapi nihil Zara tak merespon. Akhirnya Zain terpaksa mengguncangkan tubuh Zara lebih kuat. Namun, sama saja.
Zain langsung panik, ia tak tahu berbuat apa. Mau menelpon Aisyah pun ia takut akan menggangu tidurnya. Lalu apa yang ia harus lakukan sekarang?
"Ah iya. Dokter!" Zain langsung mengangkat tubuh mungil Zara keluar dari kamar. Kemudian meletakkannya di jok belakang, dan bergegas mengantar Zara kerumah sakit.
***
15 Menit Zara di dalam ruangan IGD. 15 Menit itu pula Zain mondar-mandir tidak karuan di ruang tunggu. Perasaan Bingung, Kesal, Sedih, dan Takut kehilangan seketika membuatnya menjadi 'tak karuan.
Zain terus mondar-mandir, sembari menatap nanar ruang IGD.
"Ah, ayolah cepatlah! bismillah." Zain terus menerus melafalkan doa yang sudah ia hapal. Karena seingatnya Zara dulu pernah bercerita, jika ia cemas, dan ia membaca Ayat pendek, maka cemasnya akan hilang.
"Sembuhkan dia ya Allah. Itulah doaku." Zain terduduk di lantai, kakinya sudah sakit berjalan ke sana dan kesini.
Tangannya ia satukan, kemudian memohon kesembuhannya untuk Zara di setiap doanya.
Para suster yang lewat menatap nanar Zain. Jarang sekali ada sosok suami yang rela bersujud demi istrinya yang sedang sakit. Biasanya para suami akan cuek, jika istrinya sakit. Namun, melihat Zain para suster langsung bangga. Ternyata masih ada di dunia ini pria yang menghormati wanita.
"Amin."
Bersamaan dengan selesaiin Zain membaca doa, pintu ruangan IGD keluar. Menampilkan sosok dokter wanita yang tengah tersenyum manis kearah Zain.
"Zara tidak papa. Dia hanya kelelahan saja." Zain bersyukur sangat bersyukur istrinya 'tak apa-apa.
"Terimakasih dok." dokter itu mengangguk, kemudian ijin pamit karena ada pasien lain yang harus ia tangani.
"Alhamdulillah. Jika kau tidak apa-apa Zara." Zain tersenyum, kemudian masuk keruangan Zara.
Pintu ruangan itu Zain tutup setelah ia masuk, kemudian dengan langkah besar ia langsung menghampiri Zara yang terbaring di ranjang rumah sakit.
"Cepat sembuh Zara."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]
RomanceMenikah adalah keinginan seluruh umat manusia. Apa lagi jika mendapat seorang suami layaknya sang Nabi Muhammad SAW. Pasti itu akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sang istri. Lalu bagaimana jika sebaliknya? Dia Zain Alfariz seorang pria yang d...