Setelah kejadian tadi pagi. Zara kembali ke rumah Zain dengan raut wajah datar. Sembari menenteng tas berisikan bahan makanan yang sengaja ia beli di pasar. Hanya untuk mengalihkan pikirannya sejenak.
"Zara?" Zain menghentikan aksinya, kemudian berdiri dari duduknya. Fatin yang berada di sebelah Zain tersenyum remeh kearah Zara.
"Saya bisa jelasin semua Zara." Zara menggeleng, kemudian tersenyum hambar kearah Zain dan Fatin.
"Aku keatas duluan yah. Sekalian aku mau nginap di rumah Umi, kalau kakak gak keberatan, boleh gak, aku minta tolong buat antar aku?" Zain mengangguk, tapi detik berikutnya menggeleng. Zara yang semula tersenyum bahagia, perlahan tersenyum hambar.
"Yaudah." Zara pergi meninggalkan Zain yang masih bingung dengan dirinya. Fatin yang sedari tadi berdiam, sambil menatap Zain. Berdiri, kemudian merangkul lengan Zain, manja. Zain tidak menolak, justru Zain senang di perlakuan seperti ini.
***
"Assalamu'alaikum." sapa Zara.
"Waalaikumsalam. Lho Zara?" Zara mengangguk, kemudian segera memeluk orang yang melahirkannya sekaligus yang merawatnya.
"Zara kenapa?" Zara menggeleng, di balik tangisnya.
"Nak?" Ibunda Zara mengusap bahu Zara yang bergetar, lembut.
"Zara kenapa?" tanya ibunda Zara sekali lagi. Zara melepaskan pelukannya, kemudian tersenyum manis kearah sang ibunda.
"Dia gak papa kok Han. Cuma lagi rindu kamu aja." Aisyah terkekeh geli di akhir kalimatnya.
Hani Aulia namanya. Wanita yang selama ini merawat Zara sepenuh hati.
"Hehe." Zara cengengesan. Memang tadi Zara berangkat dengan Aisyah. Karena tadi di jalan, Zara sempat bertemu dengan Aisyah.
* Flashback *
"Astaghfirullah. Angkotnya ko lama banget yah?" Zara terus-menerus mengusap keringat yang berjatuhan di keningnya.
Zara menatap kesekitarnya, berharap akan ada angkot yang muncul. Namun, nihil. Kenyataan 'tak sesuai dengan keinginan.
Tin tin!
Zara menoleh kearah sosok yang membunyikan klakson padanya.
"Bunda?"
"Lho Zara?"
* Flasback Of *
"Jadi, Zara kangen Umi nih?" Zara mengangguk, kemudian memeluk Hani dengan erat. Seolah-olah sangat takut kehilangan Hani.
Jangan tanya Abi Zara di mana? sudah tentu Zara akan menjawab Abi nya di surga. Kenapa? karena dulu sewaktu Zara masih berumur 7 tahun, Abi Zara meninggalkan. Karena kecelakaan.
"Cie, bunda di lupain." Zara terkekeh, kemudian berjalan kearah Aisyah. Setelah berada di dekat Aisyah, Zara mengambil posisi duduk di sebelah kanan Aisyah. Kemudian memeluk Aisyah erat.
'Tak apa, jika 'tak ada kak Zain. Yang penting Zara punya bidadari-bidadari yang selalu bisa bikin Zara tertawa.'
"Hei para pria. Sesungguhnya mereka (Wanita) yang kau anggap lemah. Adalah sosok terkuat di alam semesta. Mereka (Wanita) bahkan rela meninggalkan rumahnya dan pergi kerumahmu, karena perintahmu. Mereka rela, kau sakiti, asalkan kau tidak menyakiti anaknya. Lalu kenapa kau selalu merasa paling kuat wahai pria? sadarlah. Kau tidak akan sempurna tanpa wanita. Karena wanitalah penyempurna pria, bukan harta."
"Hei kau para pria. 'Tak ingatkah kau, ketika wanitamu (Istrimu) menangis karenamu? jika kau mengingatnya. Bersujudlah, meminta maaflah kepadanya. Karena sesungguhnya, Allah mencintai orang yang mengakui kesalahannya, dan rela bersujud agar maafnya diterima."
_ Menikah? Tapi Pacaran? _
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/253679620-288-k67956.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]
RomanceMenikah adalah keinginan seluruh umat manusia. Apa lagi jika mendapat seorang suami layaknya sang Nabi Muhammad SAW. Pasti itu akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sang istri. Lalu bagaimana jika sebaliknya? Dia Zain Alfariz seorang pria yang d...