Suasana diruang tamu tampak canggung. Karena kehadiran seseorang dimasa lalu Zain.
Zara, dan Zain saling pandang. Entah apa maksud kedatangan mantannya kerumahnya.
"Ok langsung to the point aja." Zain dan Zara saling berpandangan, kemudian menganguk.
"Gue kemari cuma mau bilang kalau ..."
"Cepet!" Zara yang sudah tidak tahan melihat Karina-mantan Zain duduk di rumahnya langsung membentak Karina.
'Galak juga.'batin Zain.
"Iya-iya, dasar pengantin baru!" umpat Karina. Zara yang sadar akan perbuatan konyolnya, meminta maaf sembari cengengesan.
"Jadi?"
"Gue cuma mau ngasih undangan pernikahan doang. Ya kali undangan minta balikan." Karina menyodorkan undangan yang tadi di genggamnya kearah Zain.
Baru saja Zain mau mengambil undangan itu, Zara langsung mengambilnya duluan.
'Nih anak kenapa yah? keselek durean muda keknya.'batin Zain.
"Ok, silahkan keluar!" Karina mengangguk, kemudian pergi dari rumah Zain dan Zara tanpa satu kata pun.
"Percayalah, sesungguhnya Wanita itu kuat menyimpan rindu. Tapi tak kuat menyimpan cemburu.""Kamu kenapa sih?"Zara menatap Zain sebentar, kemudian pergi meninggalkan Zain yang termenung di sofa.
***
"Sesungguhnya, wanita itu kuat menahan rindu hingga berbulan-bulan. Namun ia tak bisa menahan cemburu walaupun hanya semenit saja."ungkap pak ustadz.
Saat ini Zain dan Zara tengah berada di salah satu masjid yang dekat dengan rumah Zain. Sebenarnya di dekat rumah Zain ada dua masjid, tapi karena Zara merengek minta ke masjid baiturrahman Zain akhirnya setuju.
"Kenapa begitu saja tadz?" tanya salah satu wanita bercadar.
"Karena hati wanita itu selembut sutra. Hati wanita mudah rapuh." jawab ustadz dengan senyuman manisnya.
Zain yang sudah menyimak dari tadi mulai paham, apa alasan Zara membentak Karina.
"Walaupun tidak ada cinta diantara mereka?" Zain bertanya dengan suara tegas. Zara yang berada di tempat khusus wanita menatap Zain lekat.
"Tentu. Sudah menikah?" tanya ustadz. Sebut saja namanya Ustadz Qhabir.
"Sudah tadz, tapi pernikahan karena dijodohkan." jawab Zain. Zara menunduk.
"Begini saya jelaskan."
"Dulu, ada dua orang wanita yang hidup sebagai sahabat. Salah satu dari mereka sudah menikah, dan salah satunya lagi belum.
Sebut saja namanya Khumairah, gadis yang sudah menikah sejak umur 9 tahun."
"Emang ada yah tadz?"tanya Zain menyela cerita ustadz Qhabir
"Ada, dengar saja dulu." Zain mengangguk, kemudian ustadz Qhabir kembali bercerita.
***
"Sekarang aku paham. Hakikatnya seorang istri. Seorang istri berhak memilih seluruh tubuh dan jiwa suaminya, begitupun sebaliknya. Kecewa, Marah, dan Cemburu. Itu adalah haknya. Seharusnya sebagai seorang pria sekaligus suami, kita harus bisa menjaga jarak dengan wanita manapun. Karena sesungguhnya, Allah sendiri membenci pria yang mengingkari janji sakralnya. Kecuali wanita itu (Istri nya) mengijinkannya.
Bersambung
Yuk Vote and komen di chapter ini.
and jangan lupa yah, buat Follow akun saya, supaya saya lebih bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]
RomanceMenikah adalah keinginan seluruh umat manusia. Apa lagi jika mendapat seorang suami layaknya sang Nabi Muhammad SAW. Pasti itu akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sang istri. Lalu bagaimana jika sebaliknya? Dia Zain Alfariz seorang pria yang d...