[ Awas saja kau Aisyah! ]

64 16 0
                                    

"Imutnya kamu Zara! jadi pengen nelan kamu hidup-hidup!"

"Untung istri, kalau bukan, udah aku buang ke sungai amazon kau Zara!" Zain berkomat-kamit sendiri melihat Zara yang tidur didadanya. Tapi tanpa sengaja tangan Zara yang berada di dada Zara turun hingga mengenai sesuatu.

Zain terpaku, Tiba-tiba tubuhnya menegang. Zain melihat kebawah, ia tanpa sengaja melihat tangan Zara yang sedang berada di pahanya.

"Astaghfirullah Hallajim. Sabar Zain!" Zain menormalkan nafasnya yang tidak aturan karena tangan Zara. Zain ingin sekali menaruh tangan Zara di tempat yang seharusnya yaitu di sebelah Zara, bukan di pahanya. Tapi sayangnya itu sangat sulit, Zain sudah mencoba berkali-kali, namun, gagal. Zain akhirnya menyerah, dan mengerang frustrasi.

"Sabar!" Zain terus menerus mengusap dadanya, sambil membacakan istighfar untuk menenangkan pikiran kotornya.

***

"Hai beby. I'm come back!" seorang gadis sexy masuk ke rumah Aisyah dengan lancangnya tanpa mengetuk pintu ataupun mengucap salam.

Aisyah yang mendengar ada orang yang masuk kerumahnya. Menghapus air matanya, kemudian tersenyum paksa. Ia pikir pasti itu Zain.

"Zain ada apa ..." belum sempat menyelesaikan ucapannya, Aisyah langsung terdiam, menatapi gadis di depannya dari atas sampai bawah.

"Mommy, apa kabar?" gadis sexy itu dengan lancangnya memanggil Aisyah 'mommy' kemudian memeluk Aisyah erat. Aisyah 'tak membalas pelukan itu, malah Aisyah mebsoro gadis itu agar menjauh darinya.

"Jangan peluk-peluk saya!" Aisyah menatap gadis didepannya dengan sorotan mata yang penuh kebencian. Gadis itu tersenyum, menatap Aisyah remeh.

"Fatin kangen Zain Mommy. Bukannya Zain punya Fatin Kassandra yah?" gadis bernama 'Fatin Kassandra' itu memainkan kuku nya yang sangat panjang. Aisyah bergidik ngeri melihat kuku Fatin. Karena menurutnya kuku panjang hanya dimiliki oleh syaiton. Umat Allah tidaklah memiliki kuku sepanjang itu.

"Bukan!" Fatin mengangguk. Kemudian tanpa aba-aba berjalan masuk ke kamar Zain. Aisyah yang menyadari itu langsung mencegah Fatin. Fatin menaikkan alisnya sebelah. Kemudian mendorong Aisyah ke lantai. Lalu, melanjutkan langkahnya menuju kamar Zain.

Aisyah yang terjatuh memegangi kakinya yang sedikit terkilir. Namun, walaupun begitu, ia tetap kukuh ingin mencegah Fatin agar tidak masuk ke kamar anaknya.

Aisyah berjalan tertatih mengejar Fatin, walaupun kemungkinan Aisyah tidak akan mampu mengejar langkah Fatin dengan kaki yang terkilir.

"Astaga pintunya dikunci." Fatin menatap benda apa saja yang ada disebelahnya. Kemudian bernafas kasar, ternyata tidak ada benda yang bisa membantunya membuka pintu kamar Zain.

"Jangan masuk!" Aisyah mencekal tangan Fatin kuat. Fatin mengerang kesakitan karena ulah Aisyah, namun, Fatin tetap nekat, membuka kamar Zain.

"BERHENTI KAU!" Aisyah menarik tangan Fatin menjauh dari kamar Fatin. Fatin memberontak, ia ingin menemui kekasihnya

"Lepaskan saya!" Fatin memukul, mencubit, bahkan mengigit tangan Aisyah. Namaku, Aisyah seperti kebal. Hingga akhirnya Fatin kelelahan dan mengikuti kemauan Aisyah.

"Pergi dan jangan datang!" Aisyah mendorong Fatin keluar dari rumahnya, hingga Fatin tersungkur di lantai.

Fatin menatap lantai tempatnya duduk dengan tajam, kemudian menatap rumah Aisyah dengan senyuman licik.

"Awas saja kau Aisyah!"

Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang