[ Gadis Gila ]

86 10 1
                                    

"Gadis gila." Fatin tertawa di akhir kalimatnya. Sedangkan Zain, pria itu hanya mengulum senyum manis menanggapinya.

"Kok, Kakak berubah?" Zara menghapus air matanya yang terus saja berjatuhan tanpa ia minta.

"Kok sakit?" Zara memegang dadanya pelan. Apa ini yang dinamakan sakit hati? jika ia Zara beruntung karena bisa merasakannya.

"Alhamdulillah. Innalillahi." Zara mengukir senyum tulus, kemudian beranjak pergi dari tempat persembunyiannya, menuju kamarnya.

Karena memang tadi, sebelum Zara pergi ke kamarnya, ia sempat melihat sesuatu yang aneh di kamar sebelahnya. Akhirnya karena rasa keponya yang tinggi, Zara langsung masuk kedalam ruangan itu.

"Udahlah!" Zara bergegas pamit, setelah mengucapkan salam. Setelah kepergian Zara, sebuah foto berterbangan, seperti tengah mengejar Zara. Foto itu di lumuri darah segar. Dengan berbagai coretan di sekelilingnya. Jika di tebak, itu pasti foto Zara.

"Eh," Zara mengambil foto yang tiba berada di depannya. Matanya langsung membulat, ketika melihat fotonya dan Zain yang sudah di lumuri darah. Zara meneguk saliva nya kasar. Zara takut, namun, walaupun begitu ia 'tak boleh membiarkan pelakunya tenang.

"Siapa yang main-main dengan aku?" Zara mengusap foto itu dengan bajunya. Namun, warna merah karena darah itu 'tak kunjung menghilang. Akhirnya Zara memilih membakar foto itu. Walaupun hatinya sangat berat untuk menerima.

"Apa Fatin pelakunya?" batin Zara. Setelah membakar fotonya dan Zain yang dilumuri darah. Zara terus mondar-mandir ditempatnya. Memikirkan siapa sebenarnya orang yang sudah menerornya.

"Aku harus aduin ini semua ke Bunda!" Zara menganguk, kemudian mengambil HPnya dari dalam tas. Kemudian menelpon nomor seseorang yang disayangnya.

***

Saat ini Zara baru saja selesai melaksanakan sholat maghrib nya. Namun, Zara sedikit bingung. Melihat Zain yang sampai saat ini belum juga menampakkan batang hidungnya, setelah pembicaraannya tadi pagi.

"Kak, ayuk sholat!" teriak Zara dari dalam kamar. Namun, nihil 'tak ada yang menjawab. Zara tersenyum kikuk. Kemudian merapikan sajadah, dan turun dari kamarnya untuk menghampiri Zain.

"Kak sholat maghrib ---"

"Gak perlu! udah sana!" tolak Zain. Zara menggeleng, baginya sholat itu kewajiban, tidak ada hal apapun yang bisa melarang.

"Pergi!" Zara menggeleng. Zain yang kesal akhirnya menyeret Zara pergi dari hadapannya. Zara memberontak, ketika merasakan perih dan nyeri di tangannya.

Zara sesekali berteriak kesakitan karena Zain mencengkram kuat tangannya.

"Lepasin Kak! Zara cuma mau ngingetin Kakak bukan yang lain!"

Zain berhenti, Zara langsung bernafas lega. Namun, detik berikutnya air matanya langsung tumpah. Ketika Zain menampar pipi mulusnya dengan sekuat tenaganya. Sampai-sampai pipi Zara merah karena ulahnya.

"Good!"

Setelah mengucapkan satu kalimat yang menurutnya cocok untuk Zara. Zain langsung tersenyum manis, kemudian tanpa aba-aba mendorong tubuh Zara masuk ke kamar mandi. Lalu, menguncinya dari dalam.

Zara yang sadar Zain akan menguncinya berniat menahan. Namun, apa dayanya. kekuatan dirinya saja tidak akan cukup melawan, ia butuh yang lebih kuat.

Inilah sekarang. Tempat tinggal baru Zara. Yaitu di kamar mandi. Zara memandangi kamar  mandi itu dengan senyuman kecut. Karena melihat ada banyak sekali tahi tikus diruangan itu. Sedangkan Allah sendiri tidak suka dengan kotoran hewan. Terlebih lagi Cecak dan Tikus.

"Kak!" teriak Zara lirih. Ini kesekian harinya, Zara menangis dalam hari ini. Tidak terasa malam semakin larut. Namun, tidak dengan Zara. Wanita itu malah dengan indahnya menyebutkan nama Allah dengan nada yang indah di dengar oleh telinga.

"Ya Allah. Ya Rahim. Ya Malik. Ya Kuddus." Zara menghentikan nyanyiannya ketika HP ny berbunyi.

[ "Kamu harus mati!" ]

Zara, langsung mengucapkan istighfar dalam hatinya. Dan berharap ini hanyalah sebuah mimpi belaka. Namun, sayang. Keinginan 'tak sesuai yang di dapatkan.

Bersambung

Hei hei readers comel.
Gimana di part ini? ada yang sedang mengalami hal yang sama gak sama Zara? jujur aja deh, jangan bohong.

Oh iya, saya juga mau nyampein, kalau cerita ini gak bisa tamat di wattpad. Karena dari awal cerita ini di publish. Cerita ini sudah di pinang di Facebook. Jadi mohon maaf, jika mengantung.

Sekian terimakasih. 🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang