[ Aku pasti memilikimu ZAIN! ]

67 15 2
                                    

"Sesungguhnya surga sejati itu hanya berada di telapak kaki seorang Ibu. Dan bukan berada di telapak kaki seorang pendusta apalagi seorang (wanita atau pria) yang menduakan Tuhannya."

"Zara, please bangun." Zain mengguncangkan tubuh Zara ke kanan dan ke kiri. Zara yang merasa terusik pun bangun. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Zain, suaminya yang tengah cemberut menatapnya.

"Kenapa Kak?" Zain menatap Zara kesal. Lalu, menunjukkan sesuatu.

"Hm." tiba-tiba saja Zara menunduk. Zain tersenyum.

"Bisa berdiri gak?" Zara mengangguk, kemudian berdiri.

"Okey." Zain menghembuskan nafasnya lega. Kemudian menatap Zara dengan tatapan Seolah-olah ingin memakan Zara.

"Ampun!" Zara langsung berlari keluar dari kamar. Disusul Zain yang juga berlari mengejar Zara.

***

"Zain, benarkah dia sudah menikah? lalu bagaimana denganku?" Fatin mengelus- elus foto Zain dengan senyuman manis di bibirnya. Jangan tanya darimana Fatin tahu, Zain sudah menikah. Karena tadi sebelum ia pulang dari rumah Mbah Kwio, Mbah Kwio mengatakan kepadanya bahwa pria yang ia suka sudah menikah.

"Aku menyukaimu." Fatin berucap dengan sendu. Air matanya tiba-tiba jatuh dari matanya. Namun, detik berikutnya Fatin tertawa, sambil melemparkan ponselnya ke lantai.

Kemudian menangis, lagi. Dan terus begitu seterusnya.

Para maid yang bekerja dirumah Fatin, kadang prihatin pada Fatin. Yah, mereka prihatin melihat kondisi Fatin yang seperti orang gila. Tapi kadang mereka juga benci karena Fatin, suka sekali mengatur kehidupan mereka, dan menyombongkan hartanya.

"Aku pasti bisa memilikimu ZAIN!" teriakan Fatin menggema, para maid yang mendengarkan menggeleng. Para maid sudah menduga, bahkan inilah yang akan terjadi setelahnya.

Maka dari itu, para maid memilih diam tanpa ingin membantu. Karena sudah terbiasa dengan suasana rumah itu.

Bersambung

Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang