[ Enak ]

223 34 3
                                    

Setelah pergaduhannya dengan Zara tadi pagi. Zain langsung bergegas pergi ke warung tempatnya berjualan.

Sesampainya disana Zain langsung membuka warung itu, dan langsung mengeluarkan semua bahan jualannya.

Baru beberapa menit Zain membuka warung. Para wanita cantik dan sexy sudah ramai di depan warung Zain. Mereka memborong semua kripik yang menjadi objek penjualan utama Zain. Zain tersenyum simpul, kemudian memasukkan semua keripik itu kedalam plastik kemudian memberikannya kepada mereka.

"Ini mbak." Zain menyerahkan 3 bungkus keripik yang sudah di bungkus rapi olehnya. Wanita itu menerima dengan senyum genitnya, kemudian menjulurkan uang dengan nominal yang sangat besar.

"Ini gak ...."

"Buat mas ganteng, apa sih yang engga. Iya gak gays?" para wanita yang sedari tadi menatap wajah Zain, sampai berhimpit-himpitan menganguk dengan semangat.

***

"Udah pulang aja Zain?" tanya Aisyah. Zain yang terkejut langsung mengusap dadanya, kemudian tersenyum.

"Assalamu'alaikum." salam Zain. Aisyah menepuk keningnya pelan. Bagaimana bisa ia melupakan kewajiban seorang umat muslim jika ingin memasuki rumahnya?

"Waalaikumsalam."balas Aisyah. Zain tersenyum, kemudian mengecup tangan Aisyah. Lalu pergi kekamarnya.

***

"Kamu namanya siapa?" Zain mengusap rambutnya yang basah oleh keringat dengan santai.

"Zara." jawab Zara cepat.

"Ziarah maksudnya?" Zain sengaja memperesetkan nama 'Zara' agar Zara mengamuk.

"ZARA!" tekan Zara, sembari mengeja satu-persatu namanya.

"Oh Zaragoza." lagi dan lagi. Zain memperesetkan nama Zara.

Zara menatap Zain kesal, kemudian melemparkan batal yang sedari tadi ia peluk sambil rebahan di ranjang Zain.

Zain mengelak, alhasil bantal itu 'tak jadi mengenai Zain dan malah mengenai tembok.

"Gak ke--"

Zara langsung tertawa terbahak-bahak, melihat Zain yang wajahnya sudah merah padam. Karena bantal yang dilemparkannya mengenai wajah Zain.

***

Aisyah romantisnya cintamu dengan nabi
Dengan baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama hingga ujung nyawa kau disamping Rasulullah

Aisyah sunguh manis oh sirah kasih cintamu
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau istri tercinta
Ya Aisyah ya Khumairah
Rasul sayang Rasul cintamu

***

Zara memasak seluruh bahan masakan yang sudah disiapkan Zain di dekat kompor.

Zara tersenyum, ia mengerti maksud dari Zain. Kemudian memasak makanan itu dengan waktu yang sangat cepat. Karena memang Zara sangat cepat dalam bekerja.

"Sudah siap." Zara langsung menghidangkan makanan hasil buatannya kearah Zain. Zain mengganguk kemudian mempersilahkan Zara untuk melayaninya.

Zara dengan telaten memasukkan semua masakan yang telah ia masak kedalam piring Zain. Zain melongo, karena tidak percaya. Zara akan memasak sebanyak itu. Padahal tadi ia cuma menyiapkan 4 jenis sayuran saja.

"Silahkan." Zara tersenyum dengan manis sembari menyodorkan piring yang sudah ini siapkan di depan Zain. Zain menganguk. Kemudian membaca doa makan, lalu memakan masakan Zara.

"Enak." Zain tersenyum disela-sela makannya. Kemudian menatap Zara lekat, Zara yang takut masakannya tidak enak langsung menunduk karena takut Zain marah.

"Enak, mari makan bersama." Zara menaikan kepalanya, kemudian menatap Zain penuh kebahagiaan.

"Ok." Zara langsung duduk dan makan bersebelahan dengan Zain.

Menikah? Tapi Pacaran? [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang