Chapter 58 - "Putri & Pangeran"

868 75 12
                                    

"Ndra!" bentak DJ

Indra berhenti jalan

"Apa sih?" tanya Indra sebal

"Lo mikir dong, masa lo mau nyium Eki?!"

"Emang knapa?"

"Kan Eki.... cowok, masa lo nyium cowok-"

"Lha lo tadi?" cibir Indra

"Kan-kan... itu ga seperti yang lo kira Ndra-"

"Trus apa?"

"Gw ga ciuman!" jawab DJ sok tegas, tapi salah tingkah

"Kenapa lo yang ribet sih? Eki aja biasa-"

"B-Ki" DJ berpaling padaku,
"masa kamu mau dicium Indra?" tanya DJ berharap aku akan menolak

Aku memandangnya sejenak.
Masih sebal karna dia udah nyium aku trus ga mau ngakuin.
Emang aku ini mainan

"Mau aja. Emang kenapa?" jawabku kalem

DJ terbelalak tak percaya.
Rasain.

"Ya kan, Eki aja mau" ujar Indra senang, "yok Ki"

"Tunggu! Bentar!"

DJ mencegah Indra berjalan lagi

"Please Ndra, gw bakal cariin lo cewek buat gantiin Eki. Di ruang musik pasti masih ada-"

"Je, udah lah, setelah gw pikir justru Eki ni yang tepat. Kalo cewek lagi, bahaya" ujar Indra

"Bahaya kenapa?"

"Entar kesantet lagi"

"HAH!!!" aku dan DJ terkejut bersamaan

"Eh, Nggak, salah ngomong gw... maksud gw... entar ricuh- eh bukan.. " Indra jadi salah tingkah
"... lo entar tau sendirilah... pokoknya Eki aja udah..."

"Tapi gw ga suka-"

"Lo mau gw crita ke Adnan?" ancam Indra langsung

DJ terlihat dilema sekali.

Tapi akhirnya dia pasrah.
Padahal aku setengah berharap dia bakal lebih milih mengaku bahwa kami pacaran. Daripada biarin aku dicium Indra.
Coba kalau kak Re,
Pasti dia sudah dari tadi ngaku dan ngajak Indra berantem.

Yasudahlah.

Kami meneruskan perjalanan ke aula.

Aku baru masuk ke aula sekali ini.
Ruangan besar dengan panggung diujung depan. Menghadap ke bangku-bangku yang berderet dari atas ke bawah.
Mirip bioskop, hanya saja layarnya menjadi panggung.
Mungkin beginilah sebuah teater... entah, aku tak pernah nonton teater.

Di panggung, sudah tertata dekorasi seperti pohon-pohon, rumput, batu, bahkan awan awan yang digantung.
Semuanya terbuat dari foamboard.

Ada piano juga di ujung kiri.

Banyak anak di panggung itu yang berceloteh ramai.
Hampir semuanya cewek.

Hanya ada beberapa cowok.
Ada 2 anak kelas X yang aku tak kenal.
Lalu yang sedang bermain piano juga cowok, tapi bukan angkatanku.

Ga ada yang tampan.
Cuma Indra saja yang tampan diantara cowok-cowok ini.

Kami masuk dari pintu di ujung atas bangku penonton.
Lalu berjalan ke bawah menuju panggung.

Semua anak akhirnya sadar dengan kedatangan kami.
Mereka kaget melihatku dan DJ,
Lalu saling berbisik panik

"Wow, ada DJ.."

My Big Donut [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang