Chapter 37 - "Gila"

1.1K 87 20
                                    

BLAKK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BLAKK!

Aku langsung berlari keluar dari bilik sampai menjeblak pintunya.

"UHUK UHUK!!" aku seraya muntah ke wastafel. Mual.

Aku cuci tangan, muka, berkumur, mencuci mulutku berkali-kali seperti kesetanan.

Aku benar-benar jijik dengan apa yang terjadi barusan.

"UHUK!!!"

Aku masih mual... dan jijik.

Kubasuh terus mukaku, mulutku terutama, walau sepertinya sudah bersih dari cairan kental itu.

Masih terbayang hal yang terjadi barusan.
Aku sedang mengemut itunya kak Re, dia mendesah-desah sambil mengacak-acak rambutku.

Kemudian tiba-tiba, saat dia menjambak rambutku, tanpa aku siap,
itunya dia menyemburkan cairan putih kental, hangat dan berbau aneh.
Muncrat di bibir dan pipiku.

Aku shock setengah mati.
Itu apa??
Air pipis? Tapi kok kental...

Apapun itu, itu kan cairan yang keluar dari titit....
Jijik

Aku telungkup di wastafel.
Menangis dalam diam.

Kak Re keluar dari bilik.
Sembari membenarkan celananya.
Dia melihatku, kemudian langsung memelukku.

"Yangg"

Dia memelukku erat hingga wajahku tenggelam di dadanya. Air mataku membasahi jersey nya.

Andai aku punya kekuatan seperti kak Fero, aku sudah hajar cowok jahat ini.
Aku benci dia.
Aku benci diriku yang lemah ini.

"Udah yang, jangan nangis..." ujarnya lembut sambil membelai-belai rambutku dan mengecup keningku berkali-kali.

Dia orang gila.
Bisa tiba-tiba marah, memaksaku melakukan hal yang tak aku mau.
Lalu tiba-tiba lembut dan memelukku sayang seperti ini, seakan tak terjadi apa-apa

"Pulang yuk" ajaknya.

Aku masih terdiam, menangis, aku tak ingin pulang dengannya.

"Yang... udah ya, jangan nangis, aku antar kamu pulang" ujarnya

Dia menggandeng tanganku dan menggeretku keluar dari toilet.

Aku mengikutinya.
Aku benci jadi lemah begini, tak bisa melawan.

Lapangan masih ramai saat aku dan kak Re keluar dari GOR.

Kak Re seperti tak peduli dan terus saja menggandengku menuju parkiran.

Dia membukakan pintu untukku. Menggiringku masuk ke mobil.
Lalu mengecup keningku sekali lagi.

Dia sepertinya benar-benar tak peduli jika ada yang melihat kami.
Dia gila.

My Big Donut [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang