Chapter 25 - "Donat"

1.3K 130 14
                                    

Sudah 2 minggu aku menjalani hariku tanpa ada kesedihan, amarah atau perasaan apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah 2 minggu aku menjalani hariku tanpa ada kesedihan, amarah atau perasaan apapun... walau artinya juga tak ada senyum dan tawa.

Aku sudah mencoba memikirkan semuanya, berdamai dengan hatiku.

Kak Re tidak pernah mengirim chat lagi padaku, atau berusaha menemuiku.
Aku sudah jarang memegang hp.
Bahkan aku tidak berharap kak Fero membalas chatku.

Aku tidak sedih ataupun senang.
Hanya... feels empty...

"Kik, tangkap!"
DJ melempar bungkusan jajan ke arahku.

Ya, aku tidak ikut ke kantin lagi hari ini.
Entah kenapa rasanya sedang malas.
Jadi aku nitip jajan ke geng badut.

Oh iya, aku sudah bicara lagi dengan DJ.
Yah, bicara seperlunya saja.
Aku mencoba menganggap DJ sebagai teman sekelas pada umumnya.
Seperti Beni atau Rangga.
Bisa dibilang... aku berusaha tidak merasakan emosi apapun padanya...

Setelah jam pelajaran selesai.
Aku bersiap-siap ke ruang masak.
Ada jadwal klub masak hari ini.

DJ mengawasiku. Seperti ingin mengajak bicara.
Sudah berhari-hari ini dia selalu seperti itu tiap jam pulang.
Tapi aku pura-pura tidak melihatnya.
Aku sudah menancapkan ke dalam otakku untuk tidak terlalu dekat lagi dengan DJ.

Karena aku takut jika memandangnya akan muncul kembali rasa sakit itu..

Kegiatan klub masak hari ini adalah membuat roti atau masakan apapun yang kami sukai.
Yang artinya apapun yang kami bisa, karena tidak mungkin kan jika suka bebek peking lalu bikin itu disini.

Bu Dewi, pembina klub masak hanya ingin melihat sejauh mana kemampuan kami.

Kemampuanku sudah pasti hanya bisa masak mi instan.
Tapi daripada diejek, aku coba membuat donat saja.
Cuma itu yang bisa aku pikirkan.

Setelah 1 jam aku berusaha membuat donat yang layak dimakan.
Akhirnya jadi juga.
Donat tanpa lubang, karena aku tak paham cara melubanginya, yang beroleskan krim pisang dan coklat campur aduk.

Niatnya sih aku bikin donat smiley.
Tapi karena berkali-kali aku gagal membuat mata dan garis senyumnya, coklatnya belepotan kemana-mana.
Akhirnya aku nyerah, aku aduk saja krim kuning dan coklatnya, yang penting donatnya tertutup saja.

Aku tersenyum sendiri karena ingat donat smiley yang dibelikan kak Re...

"Kik balik" ajak Desy yang melihatku sedang melamun sambil menatap donat di dalam kotak bekalku.

"Lo kesurupan Kik?" tanya Feni ngasal.

"Eh.. oh iya"
Aku segera menutup kotak bekalku dan berkemas.

"Sist sist, liat tuh" Anin berbisik pada kami saat kami sudah keluar dari klub masak.

Dia mengarah kepada sepasang cowok dan cewek di kejauhan.
Tak lain tak bukan, Farrah dan DJ.

My Big Donut [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang