Chapter 40 - "Penentuan" (2)

893 76 22
                                    

Hari ini kak Re tidak masuk lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini kak Re tidak masuk lagi.
Entah apa yang dia lakukan.
Tapi tadi sih sudah aku telepon

"Halo"

"Iya yang?" jawab kak Re dari ujung telepon

"Kamu dimana sih?"

"Kenapa? Kangen ya?" tanya nya senang

Apaan sih dia? Padahal aku ingin bicara masalah pernikahan.

"Nggak... cuma mau ngomong..." jawabku

"Ngomong apa?" tanyanya

"Nanti aja kalo ketemu langsung"

"Hmm, yaudah, ini aku lagi di Bandung"

Hah?

"Ngapain?" tanyaku heran

"Ngurus pernikahan kita"

"Ga jadi di Thailand?" tanyaku

Kak Re ni benar-benar membingungkan

"Iya, kita tetap ke Thailand... udah dulu ya sayang... aku lagi nyetir... nanti aku kabarin lagi.. I love you"

Kemudian dia menutup teleponnya.

Sudahlah, aku pasrah jika memang harus mengikat sumpah seumur hidup dengan kak Re.

Daripada video nya tersebar atau lebih buruk lagi berurusan dengan polisi... yang mana akan ketahuan juga tentang video itu.

Aku benar-benar tak sanggup jika kak Fero apalagi Mama mengetahui hal ini sekarang.
Mungkin aku akan lebih siap jika semua ini terbongkar saat aku sudah dewasa.

Jadi... mungkin untuk meredam semua ini sekarang... aku harus menikah dengan kak Re.
Biar kak Re tenang dan ga marah-marah lagi.
Yang penting kan aku sudah bersumpah, sudah jadi miliknya, jadi dia ga perlu cemburu-cemburu lagi.

Hari ini seperti biasa aku di kelas terus.
Geng badut sudah bosan mengajakku ke kantin karena berhari-hari ini aku tolak terus.
DJ pun sudah tak pernah mengajakku.
Rasanya... aku kehilangan...

Anak-anak kelasku sekarang memandangku aneh.
Erick bilang aku 'nolep'.
Sudah begitu aku tadi di marahin guru lagi karena nilaiku jeblok. Sudah dua pelajaran ini yang nilaiku hancur.

Padahal aku ingin sekali saat aku ketahuan gay nanti, at least aku sudah jadi anak yang membanggakan Mama.
Tapi apa bisa? Olahraga aku tak mampu, pelajaran pun parah begini.
Apa yang bisa dibanggakan dariku?
Sudahlah aku anak lemah, tak bisa apa apa. Bahkan jadi anak baik pun gagal.

"Ki, gimana? Lo gapapa kan?" tanya Indra setelah jam balik.

Aku tak menjawab. Mencoba fokus berkemas-kemas.

"Belum ngomong?" tanya nya lagi

"Dia hari ini ga masuk. Lagi sakit" jawabku

Indra sepertinya tak percaya.
Tapi aku langsung pergi meninggalkannya.

My Big Donut [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang