Chapter 27 - "Lollipop"

1.5K 110 18
                                    

Sabtu ini cerah sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu ini cerah sekali.
Secerah hatiku, hehe...
Harusnya sih...

Tadi nya semua hampir berjalan sesuai rencana.
Pagi membantu Mama bersih-bersih rumah.
Siangnya ke mall sama Mama untuk belanja sembako.
Lalu sorenya jalan sama pacarku.

Tapi siang ini malah jadi musti ke tempat kerja Mama.
Bukan ke kantornya sih, tapi ke gudangnya.

Mama ku bekerja di perusahaan yang memproduksi minuman ringan.
Kantor nya ga jauh di dekat skolah ku.
Tapi ada gudang yang berisi ber krat-krat botol ini di dekat rumahku.
Mama entah apa posisi nya, pokoknya dia juga mengurus gudang ini dan semua karyawan yang ada di sini nurut sama Mama.

Hari ini sebenarnya Mama libur, tapi dia terpaksa datang karena katanya tiba-tiba ada masalah di gudang.
Aku ikut karena sekalian ke mall setelah dari sini.

Aku jadi teringat waktu kecil aku suka main petak umpet disini dengan kak Fero. Dulu Mama suka membawa kami kesini karena Mama ga mau meninggalkan kami berdua sendirian di rumah.
Jadi semua karyawan disini pun sudah kenal aku dan kak Fero.

"Maa, masih lama ya?" tanyaku

"Kenapa sih Kik?" Mama tanya balik sambil fokus mengecek berkas-berkas.

"Ga kelar-kelar" ujarku sebal.

"Kamu bukannya senang kalau diajak kesini sama kakakmu?"

"Itu kan dulu...."

"Mas Perki udah gede Bu, udah ga suka main petak umpet lagi"
Tiba-tiba karyawan Mama yang bernama Pak Budi itu nimbrung.

Aku ingat dulu dia kebingungan mencariku dan kak Fero yang hilang saat maghrib karena main petak umpet.
Gudangnya luas sekali sih.
Mama panik sekali waktu itu.

"Iya nih pak, makin gede makin susah dibilangin" ujar Mama

"Namanya juga anak lanang Bu" lanjutnya,
"pasti mas Perki pengen cepat pulang karena mau malam mingguan sama pacarnya ya?"
Pak Budi terkekeh.

"Benar begitu Ki?" tanya Mama ke arahku.

"Nggaak, siapa juga yang punya pacar. Pak Budi ngasal" jawabku panik

"Masa mas Perki belum punya pacar? Cah bagos ngene, kalo di kampung saya sudah jadi rebutan cewek-cewek"

"Dibilang belumm" jawabku

"Yaudah bagus" kata Mama, "belajar dulu baru pacaran"

Aku deg-degan, sudah bohong begini sama Mama.
Padahal aku sudah punya pacar ya.
Cowok pula pacarku.
Maaf ya Ma :(

Setelah bermenit-menit yang rasanya bertahun-tahun. Akhirnya Mama kelar juga.

Setelah itu kami ke mall yang masih di area cibubur juga.

Sambil mendorong troli yang sudah terisi sayur ini, aku berkali-kali melihat hp ku. Mengecek jam dan whatsapp pacarku.

"Kamu kenapa sih Ki? Kayak ga sabaran gitu" tanya Mama sebal, "Kamu mau pergi?"

My Big Donut [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang