Chapter 24 - "Confuse"

1.2K 114 17
                                    

Rasanya sesak sekali.
Apa ini yang dinamakan sakit hati?

Lututku sekarang sudah basah karena aku tak hentinya menangis.
Air mata ini membanjiri muka ku, tangan hingga merembes ke lutut.

Aku teringat saat dicium oleh DJ.
Di depan aquarium. Yang di dalam nya ada 2 ikan bernama eki dan ius.
DJ bilang ius ga akan ninggalin eki kan?

Aku tau, memikirkan hal itu justru membuat air mataku makin tak bisa dibendung.
Membuat dadaku makin terasa sesak.

Kenapa DJ rela berkorban dihukum di lapangan untukku?
Kenapa dia mau jauh-jauh mengantarku balik?
Kenapa dia mau berantem untuk membelaku?
Kenapa dia menciumku?

Aku kira dia menyukaiku...

Sakit.....
Rasanya sakit...

Aku mencengkeram dadaku.
Masih terus menangis.

Tapi...
Bukankah DJ pernah bilang, dia akan selalu melindungi teman-temannya?
Dia selalu menyebutku temannya.
Jadi semua yang dia lakukan memang hanya karena aku temannya.

Ya, DJ tidak salah.
Aku yang kepedean.
Jadi aku menangis karena apa?
Karena kesalahanku sendiri?

Tapi sejak dari aku bicara dengan kak Re tadi pun aku sudah sangat ingin menangis.
Karena aku mengecewakannya.

Kak Re yang begitu baik.
Yang selalu bersikeras membantuku, melindungiku, membuatku tersenyum.
Tapi aku malah membuat nya sedih.

Air mataku makin deras saat mengingat kak Re... dan matanya yang terlihat sangat kecewa tadi...

Kak Re membuatku merasa kak Fero tidak pernah pergi.
Tapi sekarang aku malah membuat kak Re juga pergi...

Aku benci diriku sendiri

Bodoh kau Eki! Bodoh! Bodoh!!!!

"Aku bilang aku ga suka lihat kamu sedih... really, it hurt to see you like this"

Aku tak menyadari sosok yang berbicara itu sudah ada didepanku.
Dia kemudian menunduk, dengan posisi satu kaki berlutut.

"Ki, what happen to you?"

Aku mendongak.

Kak Re mengamati mukaku yang udah sembab ini dengan khawatir.

Melihat wajah kak Re membuatku makin menangis.

Huhuuuu

"Hei donat, stop crying ok. Im here" kata kak Re sambil mengusap pipiku.

"Kak...hik...ma-maff" kataku sambil terisak

"Kamu ga ada salah Kik. jangan nangis...."

"Aku... aku-hik..maaf"

"Kik..."

"Kak Re...hik.. pa-pasti.. ma-hik-marah sama...a-ku kan" tiap kataku tercekat karena aku masih terisak

"Apa sekarang aku terlihat marah sama kamu?"

"..ga-ga tau.." jawabku

"Aku ga marah, ok?" kata kak Re yang membelai rambutku

"...bo-hik-bohong"

Seketika kak Re langsung memelukku.
Dia membelai rambutku.
Membelai punggungku.

"Apa aku akan meluk kamu gini kalo aku marah?"

Huhuuuu

Aku langsung menangis lagi di pelukan kak Re ini.
Sungguh aku merasa jahat.
Aku telah mengecewakannya dan dia masih mau baik kepadaku.

My Big Donut [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang