Chapter 34 - "Rae" (3)

1.1K 82 16
                                    

Aku mengamati rombongan murid baru yang sedang berkeliling untuk orientasi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengamati rombongan murid baru yang sedang berkeliling untuk orientasi ini.

Sepertinya yang ini kelas X.2,
where is he?
Aku yakin dia masuk ke sekolah ini.
Kalaupun tidak... well, aku masih punya deretan rencana lainnya.

Aku Raesaka, rencanaku selalu tersusun sempurna.

Rasa sakit di hatiku ini harus kubalas.
Fero harus merasakan rasa sakit yang sama... no, harus lebih

Dia harus tahu bagaimana rasanya aku menghabiskan liburan kemarin.
Kau mau tahu?
Mungkin kau bisa tanya pada Bi Asih dan pak Totok.
Mereka sangat ketakutan karna aku membanting semua barang di rumah.
Mereka sampai lapor pada Papi dan Mami.
Begitu cerdasnya Mami ku, dia mau membawaku ke psikiater.
Tanpa mencoba bicara padaku dari hati ke hati, bertanya aku sedang ada masalah apa.

Keluarga yang menggelikan.

Kemarin ada yang memberiku harapan akan keluarga baru. Yang lebih hangat...
Ya, tapi dia menghancurkannya.
Dia memberiku harapan palsu...

Dia sudah mengangkatku tinggi, lalu menjatuhkanku dengan keras.

Lihat pembalasanku Alfero.

Hatiku kembali panas saat akhirnya aku melihatnya.
Si kucing kecil yang penakut.
Berada dalam rombongan X.3

Dia ngedempel di belakang teman nya yang lebih tinggi.

Mau kemana kau kucing kecil?
Kau tak bisa sembunyi dariku.
Aku pasti menangkapmu.

--=X=--

Kelas boyband.
Itu sebutan yang sering kudengar dari orang-orang untuk kelas X.3

Cukup beralasan.
Semua anak-anak laki-laki di kelas itu punya tampang.
Terlebih si gigi taring yang banyak tingkah itu.

Jika aku sedang tidak fokus pada rencanaku, mungkin aku tertarik padanya.
Dia menggairahkan.

Tapi aku harus fokus pada rencanaku.
Fokus pada si kucing kecil.

"Hai Ki"
Sapaku padanya saat bazar club.

Dia sedang mengantar teman nya mendaftar klub bola.

Aku mengamatinya sejak tadi.
Masih sama.
Dia masih pemalu.
Selalu menunduk.
Tak berani bertatap mata.
Penakut.
Pecundang.

Dia punya bakat menjadi bottom.
Akan mudah memanipulasinya.

Kau tak sudi punya keluarga homo kan Fer?
Coba ucapkan itu lagi saat nanti adikmu ini kujadikan homo.

--=X=--

Aku benci bocah vampir itu.
Kalau tidak salah namanya DJ, nama yang konyol.

Setiap hari aku mengamati Eki.
Mengawasi gerak-geriknya.
Dan si vampir itu selalu ada di dekatnya.

My Big Donut [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang