3. Benang Merah

4.3K 745 17
                                    

Attention Please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Jeno menghentikan laju sepedanya tepat di sebuah kursi yang diisi pria cantik yang tengah menunduk sambil terisak, Jeno turun dari sepedanya berdiri di hadapan Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menghentikan laju sepedanya tepat di sebuah kursi yang diisi pria cantik yang tengah menunduk sambil terisak, Jeno turun dari sepedanya berdiri di hadapan Jeno.

" Ahh! Ini gila kenapa aku menghampirinya??!" bisik Jeno, Jaemin menoleh dan matanya tepat menatap mata Jeno.

" A-apa kau baik-baik saja?" tanya Jeno, Namun Jaemin tak menterti bahasa Jeno ia hanya menatap Jeno.

" Hei jawab, apa kau tak bisa bicara?" Tanya Jeno sekali lagi.

Jeno duduk di sebelah Jaemin dan memberikan segelas air Jaemin langsung menenggak habis airnya, Jaemin masih setia menatap Jeno entah apa yang harus ia katakan bahkan untuk mengerti bahasa Jeno pun tak sanggup.

" Kau masih hidup?"

" Hah??!!" Jeno bahkan tak mengerti sedikitpun bahasa Jaemin.

" kenapa?"

" akau bicara apa?" Jaemin terdiam, Jeno menggaruk kepala belakangnya entah harus bicara apa lagi kalau seperti ini akan sulit.

" naiklah ke jok belakang sepeda." ucap Jeno sembari bangkit namun Jaemin hanya menatap Jeno, Jeno baru sadar Jaemin bahkan tak mengerti bahasanya.

Jeno menarik tangan Jaemin membuat Jaemin tersentak kaget dan menyuruh Jaemin duduk di jok sepeda. Tanpa basa basi Jeno mengayuh sepedanya sehingga Jaemin mengeratkan peganganya pada baju Jeno.

Jeno sampai di stand penjual minuman dan melihat mark sedang memainkan ponselnya.

" Ah, kau sudah kemba—" Mark membelakan matanya ketika Jeno turut serta membawa mark.

" Aku membawanya, mungkin akan di serahkan ke pihak berwajib dia mungkin turis yang tersesat." Ucap Jeno, Jaemin masih erat menggengam baju Jeno.

" yasudah ayo kita pulang." Mark mengambil sepedanya dan mengayuhnya.

Dan setelah menaruh kembali sepeda ke tempat penyewaan, mereka bertiga jalan sedikit menuju parkiran mobil, Mark menekan tombol pembuka kunci mobil membuat suara

Bip! Bip!

Yang mana membuat Jaemin kaget dan langsung bersembunyi di belakang tubuh Jeno.

" Apa dia tinggal di pedesaan di negara asalnya?" Tanya Mark.

" berisik, ayo cepat pergi." Jeno menyuruh Jaemin masuk kedalam mobil namun Jaemin seperti ketakutan.

" Ada apa? Tinggal masuk saja susah." Ucap Mark. Jeno menggendong Jaemin dan menyuruh Jaemin masuk paksa kedalam mobil setelahnya ia menutupnya.

Mobil mereka melaju sepanjang perjalanan jaemin tak bisa diam dari tubuhnya maju kedepan, memainkan tombol dan juga melihak ke belakang dengan lutut sebagai tumpuannya, wajahnya kelihatan bahagia ketika melihat dunua luar.

" Dia memang orang kampung sepertinya." Ucap Mark.

" ya ku yakin juga begitu." Ucap Jeno.

Jaemin masih melihat beberapa kendaraan, sampai tak sengaja sikutnya menekan tombol pembuka jendela membuat jedela mobip terbuka lebar.

" YAAK!!!" teriak Jeno saat Jaemin menongolkan kepalanya keluar jedela padahal itu sangat berbahaya, Mark langsung mengerem mendadak mobilnya.

Jeno keluar dari mobil dan berjalan ke jok belakang, menaikan kaca mobil dan menyuruh Jaemin duduk juga memasangkan sabuk pengaman agar Jaemin tak bergerak kemana-mana.

" Mark kunci tombol jendela mobil." Perintah Jeno, Mark segera mengubcinya agar jendela tak bisa di turunkan lagi.

" Astaga orang itu merepotkan saja." Ucap Mark.

" Ayo jalan lagi kantor polisi sudah dekat." mark kembali melajukan mobilnya, sementara Jaemin masih memegang kaca dengan mata yang berbinar.

Mereka sampai di kantor polisi, Jeno menyuruh Jaemin untuk turun dari mobil, Jeno membawa Jaemin masuk kedalam kantir polisi.

" Selamat sore, ada yang bisa kami bantu?" Tanya Seorang polisi bernama Na Yuta.

" ya, ini saya menemukan dia di  sungai han siang tadi kelihatannya dia turis yang tersesat." Jawab Jeno, Yuta menatap Jaemin dari atas sampai bawah.

" bisa saya lihat passport dan visa anda?" Tanya Yuta.

" Dia tak mengerti bahasa kita." ucap Jeno.

" oh, can i see the passport and visa?" tanya Yuta. Jaemin masih tidak mengerti walau Yuta sudah memakai bahasa inggris, Yuta menggaruk kepalanya.

" Aku hanya mengantar dia, jika sudah tidak ada kepentingan aku permisi." Jeno segera beranjak dan Jaemin hanya menatap kepergian Jeno.

Jeno keluar dari kantor polisi melihat Mark yang berdiri di samping mobilnya. Jeno segera masuk kedalam mobil di susul Mark.

" Sudah selesai?" tanya Mark.

" Sudah, kita pulang saja kau mau meninginap di apartemenku kan?" mark mengangguk.

Mobil mereka melaju meninggalkan kantor polisi, dan tak lama mereka sampai di kawasan apartemen mewah di seoul, Jeno menekan tombol kunci pintu unit apartemennya.

Clek!

Jeno segera masuk dan mengganti sepatunya dengan sandal rumah, bisa di lihat jika unit apartemen Jeno sangat mewah dan tertata rapih, Jeno termasuk orang yang perfectionist jadi semuanya harus rapih dan bersih.

" aku ambil kola di kulkasmu." Ucap mark dari arah dapur sementara jeno duduk di ruang tv sembari memaikan ponselnya.

" yak, apa maksudmu membawa orang asing tadi?" Tanya Mark sembari membawa dua cola dan satu toples makanan.

" Entahlah, aku hanya kasihan dengannya." Jawab Jeno matanya masih melihat ke arah ponsel.

" bagaimana kalau nanti kau diminta pertanggung jawaban lagi?"

" Mungkin besok ia sudah di kembali ke negaranya." Mark mengambil remot tv dan menyetelnya.

Jeno masih memikirkan Jaemin entah kenapa ia merasa tidaj asing dengan mata itu, mata bening dengan retina coklat muda yang cantik bulu matanya yang panjang dan lentik juga. Mata itu seakan menghipnotisnya.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Terimakasih sudah baca jangan lupa vote dan comment. See u in next chapter pai pai!!

Sunny Pwark. Feb 3, 2021.

Time monarch  [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang