Ahra | Enam

70 11 0
                                    



Ahra Side





Seperti ucapannya kemarin. Sejak pagi Jimin sudah sibuk dengan ponselnya, membaritahukan ke-empat Hyung serta satu teman sebayanya itu untuk datang ke Rumah Sakit. Bahkan Jimin tak ingin merepotkan dirinya untuk menjawab semua telepon ataupun pesan yang mereka kirimkan yang isinya tak jauh berbeda untuk apa kau dirumah sakit?!

Tentu saja, Jimin juga sudah memperingkatkan kelima temannya tersebut untuk tidak memberitahu Jungkook.

"Chimmy.." panggil Ahra dengan suaranya yang lemah, "tolong ambilkan scarf-ku di tas."

"Untuk apa?" tanya Jimin, dengan lengan yang sibuk mencari benda yang di maksud oleh Ahra.

Setelah mendapatkannya, Jimin pun bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju ranjang guna memberikan scarf merah yang ada di genggamannya pada si pemilik.

"Aku harus menutupi kepalaku ini, Chim." jawab Ahra, yang kemudian dengan gerakan perlahan membentangkan scarf tersebut sebelum akhirnya ia gunakan untuk menutupi kepalanya yang sudah memiliki sedikit rambut.

Jimin tersenyum setelah melihat Ahra berhasil mengenakan scarf merahnya, "kau tetap cantik, Lee Ahra." puji Jimin, yang hanya di balas senyuman oleh Ahra.

Walau jauh dalam lubuk hatinya ia tahu, bahwa kalimat tersebut hanyalah sebuah kalimat penenang.

Mana ada wanita kurus, serta pucat seperti dirinya masih terlihat cantik. Jangan lupakan dengan kepala yang hampir polos tanpa helaian rambut yang selalu di gadang gadang sebagai mahkota bagi kaumnya.


Saat keduanya tengah asik mengobrol, walau hanya Jimin yang terus menyeluarkan suaranya sedangkan Ahra hanya mengangguk ataupun menggelengkan kepalanya. Pintu ruang rawat Ahra tiba tiba dibuka dengan kasar, membuat keduanya terkejut.

"Aish!! Kau ini membuatku terkejut saja, Jimin-ssi!" omel lelaki jangkung dengan rambut gelombang berantakannya, di ikuti keempat lelaki lainnya yang tampilannya tak beda jauh. Sama sama berantakan.

"Aku meneleponmu sedaritadi, kenapa tak kau angkat?!" kini lelaki jangkung lainnya yang mengomel.

Sedangkan tiga lelaki lainnya yang sudah berdiri di hadapan Jimin, menatap lurus pada sosok yang tengah berbaring si atas ranjang.

"Ahra?"

"Ya, Hoseok Oppa.." jawab Ahra dengan lemah, sepertinya mulai saat ini Ahra harus berpasrah bahwa suaranya akan tetap lemah selama pasca terapi.

"Kau.. sakit?" tanya Yoongi terbata, yang di balas anggukan oleh Ahra. "Aku sakit, Oppa."

Bahkan, saat menjawab pertanyaan yang Yoongi lontarkan saja sudah membuat kedua mata Ahra berembun.

"Jangan beritahu, Jungkook." pinta Ahra saat melihat Seokjin langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel pintarnya, sesaat setelah mendengar jawaban yang Ahra berikan.

"Kau sakit apa, Ra? Kenapa kau bisa seperti ini?" tanya Taehyung yang kini sudah berdiri di sisi lain ranjang yang masih kosong.

"Kau terkena.. cancer?" lirih Namjoon dengan pandangan yang fokus pada scarf yang Ahra gunakan.

Mendengar tebakan yang Namjoon berikan, Ahra tersenyum. "Iya, Oppa. Aku terkena cancer."

"Sejak kapan?" tanya Seokjin yang sudah duduk di tepi ranjang, "apa itu alasanmu selalu memakai topi?"

"Enam tahun lalu."

Jawaban yang di berikan Ahra membuat keenam lelaki yang mengelilinginya tercekat secara bersamaan. Berbeda dengan Jimin yang hanya memandangi mereka dari jauh.

Memberi ruang untuk mereka berbicara dengan Ahra.

"Saat ini, kau tengah masa pemulihan, 'kan?" tanya Taehyung dengan ceria. "Itu alasan Jimin memberitahu kita, 'kan?"

Yoongi, Namjoon, Hoseok dan Seokjin menatap Ahra dengan penuh harap. Semoga jawaban yang Ahra berikan sama dengan apa yang mereka harapkan.

Ahra tersenyum, "tidak.. aku tidak sedang dalam masa pemulihan, Tae.." jawab Ahra yang membuat ekspresi kelimanya membeku begitu saja.

"Apa yang kalian pikirkan ataupun bayangkan sekarang, itu benar." lanjut Ahra dengan tenang. "Aku tengah berada di titik akhir perjuanganku."

Yoongi yang memang di kenal dewasa diantara lingkaran pertemanannya pun mengangguk mengerti, lalu mengusap sayang kepala Ahra yang tertutup oleh scarf . "Aku yakin kau sanggup melewatinya, kau kuat, Lee Ahra."

Kalimat penyemangat yang Yoongi berikan, membuat air mata Ahra lolos begitu saja. "Tidak.. aku sudah tidak sanggup lagi, Oppa.."

Seokjin ikut terisak dengan pelan. Begitupun Taehyung yang berdiri disampingnya.

Di saat keadaan tengah di isi dengan isakan tangis, Namjoon bersuara guna memecah kesedihan yang ada.

"Kapan kau bisa pulang?"

"Besok dia sudah bisa pulang, Hyung." jawab Jimin dari arah belakang, membuat Namjoon menoleh lalu menganggukan kepalanya.

"Besok aku tunggu kau di lobi, kita pergi berlibur. Kau mau 'kan, Ra?"

Di tengah isakan yang ia sembunyikan di balik rengkuhan Hoseok, Ahra menganggukan kepalanya tanpa bersuara.

Di tengah isakan yang ia sembunyikan di balik rengkuhan Hoseok, Ahra menganggukan kepalanya tanpa bersuara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalian semua sedang libur bekerja?" tanya Ahra saat dirinya sudah masuk ke dalam mobil hitam milik Yoongi yang mampu menampung mereka bertujuh.

"Kebetulan aku dan Jimin bisa cuti hari ini, sedangkan Seokjin Hyung memang sedang tak ada jadwal." jawab Taehyung yang duduk di bangku paling belakang bersama dengan Hoseok.

"Sedangkan aku dan Yoongi Hyung, kita sedang bekerja. Bahkan bos kita saja ada disini, sedang duduk di bangku samping kemudi." tambah Hoseok, yang setelahnya mampu melahirkan tawa kecil milik Ahra.

Selama perjalanan, mereka habiskan dengan mengobrol dan bercanda riang. Bahkan Ahra yang biasanya hanya mengangguk atau menggelengkan kepalanya, kini lebih sering mengeluarkan suaranya walaupun lemah.

Dalam benaknya, Ahra berharap agar ia bisa membawa semua kenangan manisnya ini ke surga nanti. Agar di surga nanti ia bisa membanggakan diri akan mereka yang ia miliki di dunia ini.

Satu persatu dari mereka di tatap oleh Ahra. Dimulai dengan Yoongi yang tengah mengemudi, lalu Namjoon yang sibuk dengan ponselnya namun sesekali tetap membalas guyonan teman temannya. Ada Jimin dan Seokjin yang duduk mengapit di kedua sisinya, serta Taehyung dan Hoseok yang paling heboh walau keduanya duduk di bangku paling belakang.

Pandangan Ahra kembali pada Jimin yang tengah tertawa hingga membuat kedua matanya hilang di telan pipi chubbynya. Jauh di lubuk hatinya, ia bersyukur Jimin dan Jungkook memiliki teman seperti mereka berlima.

Setidaknya, mereka berlima akan menghibur keduanya jika Ahra sudah pergi nanti. Setidaknya, lima sosok tersebut akan mampu menggantikan sosoknya yang akan menghilang nanti.

"Semoga kau bahagia selalu, Chim.." lirih Ahra di tengah gelak tawa enam lelaki di dalam mobil, yang mampu menyamarkan suaranya.

Setelah itu, Ahra menyandarkan kepalanya pada Seokjin dengan tenang. Mengistirahatkan kepalanya yang sedaritadi terasa berat serta pandangan yang mulai samar.



2020 - 23 - 01

HOUSE OF CARD [JJK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang