Ahra | Sembilan

72 6 0
                                    

Ahra Side



Setelah mengobrol hingga larut malam, Ahra akhirnya masuk ke dalam kamarnya di bantu oleh Jimin.

"Kau bisa telepon aku jika membutuhkan sesuatu," ucap Jimin setelah memindahkan Ahra ke atas ranjang. "Kamarku cukup jauh, mungkin jika kau memanggil tak akan terdengar."

Ahra mengangguk mengerti.

Tepat saat Jimin akan bangkit dari posisinya, lengan Ahra menahan ujung baju yang Jimin kenakan. Membuat lelaki tersebut kembali terduduk di tepi ranjang.


"Kau tahu kan bahwa aku menyayangimu ?" Tanya Ahra pelan, membuat Jimin yang mendengarkannya tiba tiba merasakan sesak di dada.

"Jimin-ah.." panggil Ahra, "terima kasih untuk semuanya."

Jimin yakin apa yang akan Ahra ucapkan masih banyak, tapi mengapa ia sudah merasakan sesak seperti ini sejak awal ?

"Aku mungkin tak akan bisa membalas semua kebaikan yang kau lakukan padaku di dunia ini. Tapi aku berjanji, aku akan membalas semua kebaikanmu di surga nanti.

Aku akan menceritakan semua hal tentangmu pada Daya. Aku akan memberitahu bagaimana tegarnya dirimu saat ditinggalkan olehnya, aku akan menceritakan semua yang kau lakukan agar tidak terpuruk saat itu."

Tangis yang Jimin tahan sejak awal, tumpah begitu saja saat mendengar nama lain yang Ahra sebutkan.

Dengan lembut, Ahra menyeka air mata Jimin.

"Apa itu cukup untuk membalas semua kebaikanmu ?"

Walau kaku, Jimin berusaha menganggukan kepalanya.

"Terima kasih sudah menemaniku berjuang selama ini, Park Jimin. Terima kasih untuk segala yang kau lakukan dan kau berikan padaku. Tapi, aku ingin kita berhenti sampai disini." Ucap Ahra dengan tenang.

Lagi dan lagi, Jimin menganggukan kepalanya dengan berat. Lengan Ahra yang masih berada di pipinya, ia raih lalu ia genggam dengan erat. Seolah menandakan bahwa apapun yang ia genggam, tak akan ia lepaskan dengan mudah.

"Aku kasihan pada tubuhku, Chim.." adunya, "sudah cukup ia merasa kesakitan selama enam tahun ini, biarkan dia merasakan tenang walau hanya sebentar."

"Kau .. bisa melakukannya .. Ra, kau bisa .. melepaskan semua rasa .. sakitmu itu." Jawab Jimin dengan terbata.

Setelahnya, Jimin memeluk tubuh Ahra dengan erat. Menumpahkan semua kesedihannya di pelukan wanita tersebut.

Walau tanpa Jimin sadari, saat Ahra membalas pelukan Jimin sama eratnya, saat itu Ahra tengah menahan rasa sakit yang mendera kepalanya.


Walau tanpa Jimin sadari, saat Ahra membalas pelukan Jimin sama eratnya, saat itu Ahra tengah menahan rasa sakit yang mendera kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Tak apa - tak apa, kau bisa mencobanya lagi." Kata Namjoon dengan semangat, membuat senyum Ahra semakin mengembang.

Dengan semangat, ia kembali meraih lengan berotot milik Namjoon sebelum akhirnya kembali melangkah menuju arah pantai.

Walau ragu, Namjoon tetap mengikuti keinginan Ahra. Ia tetap berada di hadapan Ahra yang masih berusaha melangkahkan kakinya dengan perlahan.

Pakaiannya hampir seluruhnya basah, begitupun Ahra yang entah sudah berapa kali terjatuh setiap ombak menghantam kakinya.

"Woah.. menyenangkan bisa kembali bermain di pantai seperti ini, Oppa." Seru Ahra yang mulai memberanikan diri untuk melepaskan topangannya pada Namjoon.

Meski begitu, Namjoon tetap siap menjaga Ahra dengan merentangkan kedua lengannya di kedua sisi tubuh Ahra.

"Kau senang ?" Tanya Namjoon, yang sama cerianya seperti Ahra.

"Aku senang, Oppa. Terima kasih!!" Namjoon membalas dengan anggukan kepalanya.

Tiba tiba dari arah belakang, Namjoon dapat merasakan ombak yang siap menghantam tubuhnya. Dengan cepat, Namjoon melangkah mendekati Ahra untuk menghalau ombak mengenai Ahra.

Sedangkan Ahra, ia tertawa girang saat ombak mengenai tubuh keduanya. Bahkan tanpa canggung, Ahra menggantungkan lengannya pada leher Namjoon agar tidak terbawa oleh ombak.


"Ini salah satu bucket listmu dengan Jungkook dulu bukan ?" Bisik Namjoon saat ia benar benar memeluk Ahra disaat ombak kembali menghantam keduanya.

Mendengar bisikan Namjoon, Ahra tercekat untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya suara tawa yang sedaritadi ia pamerkan pada Namjoon berubah menjadi tangisan.

"Terima kasih, Oppa.. aku benar benar berterima kasih padamu." Kata Ahra dengan parau di sela tangisnya. "Setidaknya, suatu hari nanti kau bisa memberitahu Jungkook bahwa aku pergi dengan bahagia."

Tuhan, jika kau akan menjemputku sekarang. Aku ikhlas, karena aku pergi dengan perasaan bahagia.

"Berbahagialah, Ra," ucap Namjoon dengan lembut. "Tak perlu kau pikirkan sampai kapan waktumu, aku ingin kau berbahagia.

Karna akupun akan melakukan hal yang sama pada Jungkook nanti. Aku akan memintanya untuk berbahagia, seberapa sakitpun dirinya saat itu."

Ahra mengangguk pelan. "Tolong buat Jungkook-ie bahagia, Oppa. Buat dia lupa pada sosok Lee Ahra." Pintanya.

Saat Ahra masih menumpahkan tangisnya, Ahra dapat mendengar suara becekan air pantai yang di injak dengan ramai. Dengan cepat, Ahra mengurai pelukannya dengan Namjoon. Begitupun Namjoon, dengan cepat ia menyeka jejak air mata di pipi Ahra.

"Tersenyumlah, mereka disini."

Secepat kilat, Ahra kembali memamerkan senyumannya sebelum menghadap ke arah belakang.

Dari tempatnya berdiri, dapat ia lihat bagaimana kebahagiaan yang terpancar jelas dari kelima lelaki yang kini tengah bermain air satu sama lain. Saling membasahi dan mendorong hingga sang korban terjatuh ke dalam air.

Tawa Ahra kembali terdengar, yang kemudian di susul oleh tawa yang lainnya.

Mereka bertujuh bermain bersama, melupakan kesedihan yang sempat menyelimuti mereka beberapa saat yang lalu. Saling menyiram satu sama lain, seolah olah air yang membasahi tubuh mereka akan meluruh bersamaan dengan beban yang berada di bahu mereka selama ini.

Walau dalam benak masing masing, mereka berharap hal yang serupa.

Semoga, kebahagiaan ini tidak cepat berlalu, Tuhan.

HOUSE OF CARD [JJK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang