House of Card x JJK
Five.
"Simpan kembali barang barang ini," Jungkook kembali mengangsurkan kotak yang tadi berikan oleh Ahra. "Kau bisa menyimpannya dimanapun, di bawah ranjang pun tak masalah. Yang jelas, aku tahu bahwa dimanapun itu. Aku masih memiliki tempat di hidupmu." lanjut Jungkook, sembari mengusap puncak kepala Ahra yang masih saja menunduk.
Ahra terkekeh di sela tangisnya. "Seorang pria bernama Jeon Jungkook, pasti memiliki tempat dikehidupan Lee Ahra." jawab Ahra, dengan mata yang masih memerah.
Melihat sang kekasih yang berusaha tersenyum di sela tangisnya, membuat hati Jungkook semakin tercubit.
Bahkan sekarang, untuk kita tersenyum pun sulit.
"Jangan terlalu sering menangis, aku tak mau saat foto kelulusan kita nanti matamu seperti panda." ujar Jungkook sembari menghapus sisa sisa air mata di wajah Ahra, membuat Ahra memejamkan matanya guna merasakan setiap usapan yang Jungkook berikan padanya.
Mungkin kedepannya, setiap usapanmu memiliki arti yang berbeda, Kookie.
"Mari kita buat perjanjian," cetus Ahra tiba tiba, membuat Jungkook yang tengah mengunyah camilan pemberian Ahra mendelik heran.
"Perjanjian apa?"
Ahra mengambil camilan yang ada ditangan Jungkook, lalu memberikannya pada lelaki bergigi kelinci tersebut.
"Mari kita jalani hari hari kita dengan bahagia," jawabnya dengan riang. "aku sudah lelah menangis, Kookie." lanjutnya.
Jungkook yang melihat tatapan sendu Ahra pun hanya dapat menghembuskan nafas. Kini untuk kita ingin merasakan bahagia saja, harus melakukannya dengan topeng kebahagiaan.
"Bagaimana?" tanya Ahra.
Jungkook mengangguk, lalu bergantian ia yang menyuapi Ahra.
"Mari kita berbahagia!" serunya dengan semangat yang sama seperti Ahra.
Bahkan ucapan dan tatapan mereka pun mengungkapkan dua hal yang berbeda. Ketika mereka berucap bahagia, tatapan mereka menyatakan hal sebaliknya.
2020 - 21 - 04
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF CARD [JJK]
Fanfic[COMPLETED] [AHRA SIDE [COMPLETED]] "Setidaknya, biarkan aku mempertahankanmu sampai saatnya kita harus berpisah nanti." Cerita tentang dua sejoli yang memaksakan terus bersama, disaat mereka sendiri tahu bahwa takdir sudah tak lagi menginginkan me...