Part 12

832 40 2
                                    

this part a little bit long so don't get bored for reading it!

"Sophia!"

Seorang anak perempuan menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara. Ia tersenyum manis menampilkan gigi-gigi susunya sambil tertawa. Perempuan kecil itu berbalik dan berlari lagi dengan senang, rambut panjang coklatnya ia biarkan berkibar-kibar, dress softpink-nya juga ia biarkan berkibar-kibar oleh angin. Seorang pria dewasa yang memanggilnya hanya bisa tersenyum simpul melihat tingkah laku anaknya.

"Papa! Kemarilah!"

Pria itu berjongkok di samping anaknya untuk mensejajarkan tingginya. Ia mengelus rambut panjang anaknya dengan sayang, sambil menatapnya.

"Apa kau merindukannya?"

Perempuan kecil itu mengangguk tanpa melepas pandangannya dari objek yang menurutnya sangat berkesan baginya.

"Papa, menurut papa, apa mama juga merindukan kita?"

Pria itu mengalihkan pandangannya pada objek itu, tanpa berhenti mengelus sayang rambut anaknya.

"Tentu saja, sayang. Ia bahkan bangga padamu. Kau tumbuh besar menjadi anak yang baik."

Perempuan itu menaruh bunga mawar biru karena itu bunga kesukaan mamanya, lalu menoleh pada papanya. Ia tersenyum manis lalu memeluk erat leher papanya. Pria itu membalas pelukan anaknya sambil tersernyum.

"Aku menyayangimu, papa!"

"Papa juga menyayangimu, Sophia."

.

.

.

.

.

Sehun melangkahkan kakinya sambil membawa koper hitamnya, sedangkan satu tangannya lagi menggenggam erat tangan anaknya. Sesekali ia mengumpat pada orang-orang yang berlalu lalang dengan tidak tahu diri menabraknya atau pun anaknya. Sehun berhenti sejenak untuk menggendong anaknya lalu kembali berjalan.

"Sophia, kau lapar?"

Sophia mengangguk-ngangguk semangat.

"Iya, papa. Sophia lapar sekali. Perjalanan dari Kanada ke Korea ternyata melelahkan, dan juga membuat Sophia lapar."

Sehun terkekeh mendengarnya. Ia mengusak rambut anaknya dan berjalan ke supermarket terdekat. Ia berjalan sedikit cepat karena ia juga harus mengurus kepindahannya ke Korea, juga membereskan apartemen yang ia beli. Ia masuk ke supermarket yang lumayan sepi, dan Sehun bersyukur akan itu karena ia tidak perlu berdesak-desakkan pada ibu-ibu bawel yang berebutan mengambil kebutuhannya. Sehun mulai berjalan ke area sayur-sayuran.

"Papa, Sophia tidak mau makan sayur."

Sehun menatap anaknya yang sedang menatap melas dirinya.

"Sayur itu sehat, Sophia. Kau masih berumur 8 tahun dan harus makan makanan yang bergizi. Sayuran bisa membuatmu cantik seperti mama!"

Mendengar itu Sophia membulatkan matanya. Ia sungguh ingin cantik seperti mamanya. Menurutnya, ia belum cukup cantik karena setiap ia melihat pantulan dirinya di kaca, Sophia merasa dirinya kurang cantik jika dibandingkan dengan mamanya. Padahal menurut Sehun kecantikan mereka berdua itu sama. Sehun mengatakan itu agar anak tersayangnya ini mau makan sayur.

"Benarkah papa? Kalau begitu Sophia mau makan brokoli!"

Mendengar itu Sehun tersenyum senang dengan bujukannya. Lain kali ia akan memakai bujukan ini agar Sophia mau makan sayur dan makanan bergizi lainnya. Setelah mengambil brokoli, Sehun berjalan ke area-area lain dan mengambil kebutuhan lainnya. Setelahnya ia memanggil taksi dan pergi ke apartemen barunya.

NeighborsWhere stories live. Discover now