Part 17

591 32 3
                                    


Sehun tidak pulang malam itu.


Malam itu, Sehun menemani Luhan yang tertidur di dekapannya. Luhan yang tertidur adalah hal yang paling Sehun sukai. Sehun dapat leluasa mengelus pipinya, mencium pucuk kepalanya, dan kadang membisikkan kata-kata penenang ketika Luhan bergeliat tidak nyaman. Dan paginya, Sehun mendapatkan senyuman matahari pagi.



"Pagi."



Dan juga suara lembut menyapa dirinya. Perlahan Sehun mengerjapkan matanya dan duduk. Ia menatap Luhan yang masih tersenyum padanya. Sehun balas senyumannya, dan meletakkan tangan besarnya ke pipi lembut Luhan.



"Sudah baikan?"



Luhan mengangguk, sambil menggenggam tangan besar Sehun di pipinya. Luhan sungguh menikmati saat-saat ia hanya berdua dengan Sehun dan seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua. Luhan selalu mengingat-ingat saat-saat ia bersama Sehun ketika ia sendirian dan itu membuatnya semakin rindu dengan Sehun, dan setelah sekian lama akhirnya mereka bersama lagi, dan Luhan tidak bisa membendung perasaan bahagianya. Sementara Luhan sedang memejamkan meresapi kehangatan dari tangan besar Sehun, Sehun memenjarakan tatapannya pada Luhan. Sekali lagi Sehun tau, ia tidak akan bisa berpaling dari Luhan. Cintanya begitu kuat. Perlahan Sehun mulai mendekatkan wajahnya pada Luhan, merasa ada hembusan nafas menerpa wajahnya, Luhan membuka matanya dan bertemu dengan manik mata Sehun, namun Sehun tidak memberhentikan gerakannya, ia tetap memajukan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan. Baru saja mereka memejamkan mata, suara anak kecil khas bangun tidur mengganggu kegiatan mereka dan terpaksa Sehun menjauhkan wajahnya.



"Mommy?"



Luhan tersenyum dan mengayunkan tangannya menyuruh Steven mendekat, dan perlahan Steven mendekat. Ia menatap bingung Sehun, dan Sehun hanya tersenyum padanya.



"Ini paman Sehun, adik daddy."



Luhan berkata ketika Steven duduk di pangkuannya. Steven membulatkan matanya. Pantas Steven bingung melihatnya, karena yang ia lihat daddynya atau orang lain? Karena mereka begitu mirip, sama-sama tampan. 



"Hey, Captain America."



Sehun tersenyum karena ia melihat Steven memakai kaus dengan gambar perisai Captain America, sepertinya anak kecil itu menyukai Captain America. Steven sedikit terkejut dengan panggilan itu, namun detik kemudian ia tersenyum bangga mendapat panggilan itu.



"Hey, paman. Senang bertemu denganmu."



Steven tersenyum dan mengulurkan tangannya. Sehun yang mengerti ikut mengulurkan tangannya dan menjabat tangan kecil itu. Luhan yang melihatnya hanya tersenyum.

NeighborsWhere stories live. Discover now