Sesampainya di balkon, Sehun menurunkan Sophia dari gendongannya dan menyuruhnya untuk kembali pada Kris dan anak itu menurutnya. Luhan melihat bagaimana anak perempuan itu berlari dengan senangnya, dan ia sempat melihat wajahnya yang begitu cantik yang ia yakini mirip dengan ibunya--istri Sehun. Luhan menatap punggung Sehun yang membelakanginya karena pemuda itu tengah menatap pemandangan malam hari. Perlahan Luhan mendekatinya dan berdiri di sampingnya.
"Indah, bukan?"
Luhan mengalihkan pandangannya pada Sehun yang tengah tersenyum lembut.
"Setiap malam di Kanada, aku selalu memandangi bintang-bintang yang mengerjap indah, tapi disana ada satu bintang yang paling indah."
Luhan hanya diam dan membiarkan Sehun melanjutkan.
"Bintang itu mempunyai sinar yang paling terang di antara bintang-bintang lainnya. Aku selalu mengajak Sophia untuk melihat bintang itu di balkon rumah kami di Kanada. Sophia begitu takjub melihatnya. Matanya berbinar-binar seperti bintang indah itu. Dan sejak pertama kali aku melihat bintang itu, aku tahu.."
Sehun menarik nafasnya,
"Bintang indah itu adalah istriku.."
Luhan membelalakkan matanya. Jadi istri Sehun..?
"Aku mengatakan pada Sophia bahwa bintang itu adalah mamanya yang tengah mengawasi kita dari jauh. Sophia senang sekali, ia melambai-lambaikan tangannya tinggi-tinggi pada bintang itu, menyapa sang mamanya dari jauh. Sophia bilang, aku dan dia akan menjadi bintang di antara mamanya dan kita menjadi bintang yang paling indah menghiasi gelapnya malam."
Luhan tertegun. Sehun dikarunai anak perempuan yang sangat menyayangi ibunya walaupun ibunya telah tiada. Sophia anak yang tangguh. Luhan tahu itu, karena Sehun juga memilikinya. Luhan yakin sifat Sehun menurun pada anaknya, sedangkan kecantikan Sophia itu dari ibunya. Entah kenapa, hati Luhan sakit. Ia sedikit iri pada istri Sehun yang kelihatannya begitu penting di kehidupan Sehun. Seperti apa rupanya? Apakah ia menawan? Apakah ia mempunyai jiwa yang tangguh?
"Istriku begitu cantik, Luhan. Ia mempunyai hati yang bersih tanpa noda, ia menyayangiku dengan tulus, dan mencintaiku dengan separuh jiwanya. Aku sangat mencintainya. Aku berharap ia masih disini dan menemaniku seperti dulu, menyanyikan lagu untukku sebelum tidur, membuatkanku dan Sophia sarapan, dan mempersiapkan berkas-berkas kerjaku. Tapi, semuanya sudah tidak bisa kudapatkan lagi, semenjak ia melahirkan Sophia.."
Sehun meneteskan airmatanya dan menatap Luhan dengan mata yang bergelinang airmata, dan senyum lembut yang amat disukai Luhan.
