Masumi ( 4)

366 22 28
                                    

RUANGAN DIREKTUR DAITO

Aku pandangi langit Tokyo di siang hari, merasakan silau mentari dari jendela kaca diruanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pandangi langit Tokyo di siang hari, merasakan silau mentari dari jendela kaca diruanganku.

Seharusnya hatiku hangat, dan merasakan kelegaan luar biasa,__ Dia, berhasil memenangkan kesempatan 1 % nya.

Dia, si gadis mungil__ mungilku_ Badai diatas Panggung, berhasil membuktikan dia pantas menjadi Pewaris Bidadari Merah.

Aku sangat yakin dia yang pantas, melihatnya berakting,__ bukan,__ dia bukan berakting tadi malam.

Dialah Bidadari Merah itu.

Dialah Akoya.

Seluruh perasaan yang dia luapkan melalui tokoh itu membuatku merinding.

Dialog cintanya yang berulang kali disampaikan sebelumnya masih terngiang jelas dibenakku.

Saat di lembah plum.

Saat di malam aku diserang.

Saat diatas geladak Kapal Astoria.

Dia mencintaiku.

Dan sesaat itu membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia.

Dia membalas rasaku yang telah lama terpendam, dan hampir mustahil untuk diungkapkan.

Aku tersedak menyadari dia memahami perasaan dan hanyut dalam peran yang dia mainkan.

Perasaan yang dia tampilkan, adalah perasaannya, kasih sayangnya, rindunya, cintanya, tawanya, kecewanya, sakit hatinya, hancurnya, bahkan airmatanya, semuanya seolah ditujukan padaku.

Aku terhenyak dengan kenyataan begitu dalamnya perasaan yang dia tanamkan padaku.

Seandainya,___ keadaan tidak serumit ini.

Seandainya Dunia mengasihaniku sedikit saja,___

Seandainya,___ aku memiliki kesempatan untuk mewujudkan kebahagiaanku dan bahagianya.

Aku ingin mendekapnya dan mengatakan semuanya akan baik- baik saja.

Aku ingin memeluknya dan mengatakan aku hanya ada untuknya.

Tapi,___Aku tahu itu tidak mungkin.

Aku tak bisa,___

Aku harus menerima hukumanku.

Hari ini Tokyo sangat cerah, namun yang kurasakan hanya badai berkecamuk dalam dadaku.

Kuhisap kuat- kuat rokok yang menyala diantara jepitan jemariku, dan kuhembuskan perlahan dari mulutku,___berharap rasa sesak dan lubang tak kasat mata di dadaku berkurang.

Tapi percuma, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi

Seluruh sel tubuhku seolah mati rasa akan sakit yang tak kunjung sirna.

Pursuing a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang