Aku baru merasa benar- benar terjaga,___ sudah berapa lama aku disini ? Diruangan asing yang bukan kamarku,__ tapi lidahku masih terlalu kelu untuk mengeluarkan suara.
Aku menatapnya,___ pria yang selalu menghangatkan hatiku, yang membuat tubuhku menyala, dan aku selalu menginginkannya,
Masumi tertidur di sofa tidak jauh dari tempat tidurku, masih dengan kemeja dan celana kerja.
Wajahnya sedikit gelisah, berkali- kali keningnya mengkerut, dan bibirnya bergerak- gerak.
Aku bangkit perlahan melirik jam di nakas, pukul 2 dini hari, dan aku membaca buku kecil di atas nakas "Paviliun Psikiatri , Tokyo International Hospital"
Aku di Rumah Sakit??
Apa yang terjadi?
Lamat- lamat kenangan membanjiri benakku,___
Pengakuannya sebagai Mawar Ungu, album pentas gadis itu,__ ijazah kelulusan gadis itu,__ perlindungannya pada gadis itu,___ dan pembatalan rencana pernikahan.
Dadaku sesak luar biasa, lalu kupandang jemariku, sebentuk cincin berlian tersemat dijemari manisku, selain cincin dengan batu safir.
Apa aku sudah menikah??
Pria ini jadi menikahiku?
Seketika hatiku hangat, dadaku berdegup kencang.
Pria ini suamiku,___ lalu kutatap jemarinya, tidak ada cincin senada disana,__ dia tidak mengenakannya.
Perasanku seketika berubah,__ aku ingin marah, lalu kudengar suaranya,__ dia menggigau dalam tidurnya.
"Maya,__ maafkan aku,___ maafkan aku,__ aku mencintaimu,__ Maya,__ aku hanya mencintaimu "
Seketika hatiku hancur,___ aku menangis tanpa suara, dan membiarkan malam menenggelamkan ingatanku.
-
-
Dia membawaku pulang dari Rumah Sakit,___ aku lega dia membawaku ke apartement yang disiapkannya, dan aku yang memilih furniturenya.
Apartement kami di Shinjuku, jadi benar,___ dia menikahiku.
Rasanya lega sekaligus perih.
Senang sekaligus kecewa.
Aku mendapat tubuhnya, tapi bukan hatinya.
Aku mendapat raganya tapi tidak dengan jiwanya.
Tidak sekali dua aku mendengar dia bicara dalam tidurnya, dia merindukan gadis itu, entah dimana gadis itu, aku tak pernah mendengar kabarnya.
Bahkan biasanya namanya berseliweran di koran, tapi tidak sekalipun muncul namanya, bahkan Ayumi pun tidak.
Aku ingin mencari tahu, tapi ingatanku masih timbul tenggelam, obat yang kuminum selalu saja membuatku kaku seperti robot.
Dan aku selalu mengantuk,__
Satu bulan aku berada di apartement ini, masih rutin melakukan kunjungan ke Psikiater yang kuketahui bernama Dr, Kenneth Yeo.
Dia masih muda dan tampan, sangat menyenangkan mendengarnya bicara.
Aku masih belum ingin bicara, belum bisa, lidahku sangat kelu dan kaku, Pengaruh obat itu menyiksaku, tapi obat itu membuat pikiranku tenang.
Ayah, Ibu dan kakekku rutin mengunjungiku, membawakan rangkaian bunga yang bisa kususun ulang.
Perlahan- lahan Dr, Yeo mengubah kombinasi obatku, lidahku tak sekaku biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pursuing a Dream
FanfictionFFTK ke-6 dari Otor Kacangan yang belum mup on!! Bosen? Saya jelas belum bosen. Settingan diambil setelah Vol 49 atau Bersatunya dua jiwa Vol 3. Setelah Hijiri menemui Maya Kitajima menyampaikan pesan Jika Purple Rose Man akan menemui Maya di Villa...