Telah dua bulan kontak ponsel Maya tersimpan rapi di dalam ponselnya, bukan main senang hati Masumi saat pertama kali Mizuki memberikannya, meski dia tak tahu apa Maya juga menyimpan kontaknya, tapi dengan memandangi foto profilnya sudah membuat jantungnya berdegup kencang, apalagi stalking terhadap story statusnya menjadi kebiasaan rutin setiap kali terdapat notifikasi.
Tak jarang kadang hatinya tiba- tiba terbakar cemburu ketika melihat Maya berpose bersama teman- temannya dan jika terdapat pria saat bersamanya, jutaan praduga langsung berkecamuk di kepalanya.
Saran Mizuki juga berulang kali dia coba pertimbangkan, tapi benaknya tak tahu bagaimana mula untuk mengawali pembicaraan.
Dua setengah tahun berlalu sejak mereka terakhir bertemu,__dia tak tahu bagaimana cara menyapa, apalagi sang gadis pujaan selalu bisa membuatnya diam tak bergeming.
Dari hari ke hari, acara resepsi pernikahan sang mantan istri semakin dekat, tapi Mizuki tak kunjung mencari teman yang bisa ikut menghadiri, membuat Masumi mempertimbangkan ingin mengundang Maya, tapi sampai detik ini selalu saja kebingungan untuk mencari kata- kata yang tepat untuk mengawali, ternyata sangat sulit mendekati gadis yang dicintai, selain membuat denyut jantung tak beraturan kemampuan bicaranya lenyap sama sekali.
Hari ini saat jeda rapatnya, Masumi kembali mencoba,___ setelah mengunci rapat pintu ruangan kerja, dia kembali merogoh ponselnya, mencari kontak Maya, lalu,___ ah gadis itu tengah online.
Tangannya gemetar hebat, keringat dingin mengucur ganas melalui setaip pori- pori tubuhnya.
-Bisa kumulai dengan bertanya kabarnya dulu- Pikir Masumi, untuk satu kalimat yang akan dikirimkan ke Maya meruntuhkan keberanian yang dia punyai, mengalahkan kengerian saat menghadapi lawan bisnis yang paling ganas,__ berkali- kali mengusap peluh yang merambati dahi, Masumi berkomat kamit mencari kalimat yang tepat.
Akhirnya Masumi mengetikkan pesan ; Maya, apa kabar?
Entah bagaimana hanya sekedar menekan tombol send terasa jauh lebih menegangkan ketimbang menarik kunci granat.
Bahkan gejolak dalam perutnya tak semengerikan ini saat dia melakukan olahraga paling ekstrim.
Jari- jarinya gemetar tak seterkendali sekarang.
Masumi menghela nafas, menempelkan ujung ponselnya ke dahi, Ia menarik napas untuk mengendalikan diri.
Dadanya berdebar semakin tak karuan, ruangan kerjanya terasa sangat hening, keheningan yang membuatnya bergidik ngeri.
Akhirnya dia menekan tombol itu sembari memejamkan mata dan merapal doa- doa.
Semenit berlalu,___
Dua menit berlalu,___
Tak kunjung ada balasan.
Keringat dingin semakin ganas mengucur, tangan Masumi gemetar hingga tanda tangannya pun tak lagi mirip tanda tangan.
Lima menit berlalu tanpa balasan.
Masumi mulai merosot duduk di kursi kebesaran.
Dia masih perhatikan Maya masih online dengan jaringan,__ bertanya- tanya apa yang tengah gadis itu lakukan di belahan dunia sana.
Dengan cepat otaknya memutar waktu, jika di Tokyo pukul 3 siang maka seharusnya di London pukul 6 pagi.
Sangat ganjil bagi Masumi kembali mencemaskan seseorang yang dua tahun lebih ini selalu rapat dia bungkus rapi dalam benak dan kedalaman hati.
Ketukan di pintu membuatnya terlonjak dari kursi,__ bergegas dia membuka kunci, Mizuki datang dengan secangkir kopi
"Mengapa wajah anda seperti melihat hantu begitu?" Tanya Mizuki
KAMU SEDANG MEMBACA
Pursuing a Dream
FanfictionFFTK ke-6 dari Otor Kacangan yang belum mup on!! Bosen? Saya jelas belum bosen. Settingan diambil setelah Vol 49 atau Bersatunya dua jiwa Vol 3. Setelah Hijiri menemui Maya Kitajima menyampaikan pesan Jika Purple Rose Man akan menemui Maya di Villa...