(15)

479 25 79
                                    

Part ini banyak ya mak,....

Jangan nagih dobel apdet ntar tak gigit...

happy reading, tinggalin jejak ya 

*****

Ternyata pertengkaran antara Maya dan Masumi tak berlangsung selama yang mereka kira Setibanya mereka di depan apartement Maya, kedua orang dewasa itu masih berdiri dalam diam.

Maya menghela napas, dan bergerak melepas mantel Masumi, sebelum ia membuka mulutnya untuk berpamitan, Masumi memanggil.

"Maya"

Maya menoleh ragu.

"Aku minta maaf". Masumi balas memandang. " Tidak semestinya aku merusak hari ini. Aku tidak ingin setiap perpisahan menciptakan pertemuan yang canggung, Kita tidak pernah begitu. Aku,... aku senang bisa punya waktu bersamamu hari ini, aku senang bisa bicara dan bercanda selancar itu denganmu hari ini. Dan aku tidak mau hal- hal baik itu terhapus lagi. Jadi aku minta maaf."

Diam

Waktu memberi keluangan sejenak untuk Maya bertahan lalu ia membalas, " Aku juga minta maaf."

Kelegaan merambah ke dalam benak keduanya, menciptakan kehangatan dalam dada masing- masing.

Masumi tersenyum menanggapi penerimaan permohonan maafnya.

Melirik kearah mobil yang telah menunggu Masumi dan koper kecilnya telah berada di dalam lobby, Maya menarik nafasnya. "  Ini,__ terimakasih mantelnya, aku,... masuk dulu ya."

Ketidakrelaan jelas membayang di wajah Masumi, tidak ingin perpisahan atas pertemuan mereka yang terasa masih amat singkat baginya berakhir begitu saja, kembali dia mengutarakan janji  untuk pertemuan berikutnya,

"Apa rencanamu untuk besok?" Pertanyaan Masumi menghentikan langkah Maya menaiki undakan menuju pintu lobby.

"Menemui Bu Mayuko dan melihat suatu tempat. Kenapa ?"

"Keberatan jika aku menemanimu?"

Maya terdiam, bukan kencan satu malam rupanya.

"Tidak, aku tidak keberatan, jika anda punya waktu, aku malah senang." Ucap Maya tak berbohong, dia sangat senang, kupu- kupu berterbangan dari perutnya, mengetahui pria pujaan kembali ingin menghabiskan waktu bersamanya.

"Aku juga senang." Ternyata jujur sangat melegakan. 

"Kujemput jam 8 pagi, kau tak apa?"

Maya yang terlalu senang hanya sanggup mengangguk, semoga dia tidak bermimpi kali ini.

Senyum mengembang dari wajah Masumi seolah- olah berkata ;' Aku merindukanmu'

Dan Maya  pun membalas senyumnya seolah- olah  berkata ; 'Aku lebih merindukanmu'

Kebahagiaan luar biasa sewenang- wenang menguasai Masumi, meski berusaha duduk tenang dikursi mobil yang menuju kediaman Hayami, rasa bahagia itu terpancar kuat hingga Supirnya pun ikut merasa.

"Anda terlihat sangat bahagia Tuan." Ucap sang supir " Saya berdoa anda dan Nona tadi bisa bersama, selama- lamanya." Ungkapnya tulus

Masumi tersenyum, tidak menjawab tapi mengamini dengan ribuan kali di dalam hati.

"Apa kau lihat dia menyukaiku Fujimoto?" Masumi membuat deheman kecil untuk menyingkirkan rasa hangat yang menjalar di perut hingga ke dadanya, dia tak tahan untuk terus tersenyum.

"Ya, tentu saja Tuan, bahkan orang buta juga jelas melihatnya Nona tadi sangat menyukai anda, dan anda terlihat bahagia bersamanya."

Masumi mengangguk, menyetujui ucapan Fujimoto.

Pursuing a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang