Aku terbangun dengan perasaan mengambang.
Langit- langit kamar yang asing, seprai, furniture bahkan tempat tidur yang bukan kukenali sebagai kamarku.
Sementara pria yang tengah memeluk tubuh telanjangku masih mendengkur kelelahan disampingku.
Perasaanku sangat kacau.
Kupaksa tubuhku bangkit dari tempat tidurku,___ seluruh badanku pegal, terutama di pangkal pahaku, meski pria yang melakukan seks denganku bersikap lembut dengan mengompres pangkal pahaku dengan handuk hangat tadi malam.
Tak urung dia kembali brutal dan memasukiku berkali- kali, hingga kami hanya mengambil jeda untuk makan, minum, tidur sebentar dan mengulanginya hingga berkali- kali.
Kutatap bercak yang berada diatas seprai berwarna putih itu, mataku seketika mengabur oleh airmata.
Rasa gelisah menghantam kepalaku.
Seketika ketakutan menggelayuti pundakku.
Aku tidak ingin kehilangan Masumi, suamiku, karena perbuatanku.
Kuseret kakiku menuju kamar mandi, dan disana aku menangis sejadi- jadinya, mengguyur air ke tubuhku, berulang kali menggosok badanku dengan sabun, membilasnya dengan air lalu mengulanginya berkali- kali hingga jemari dan telapak tanganku mengkerut.
Rasanya aku sangat kotor.
Aku menangis sejadi- jadinya.
Aku menyesal dan merasa bersalah, aku takut,___
-
-
Tapi,__ Masumi tidak akan tahu jika aku bersikap biasa saja, aku harus bisa mengendalikan diriku.
Aku melakukan ini karena perbuatannya.
Ya,__ karena dia menolakku
Karena dia tak mau menyentuhku meski telah resmi menjadi suamiku.
Aku, istri yang dinikahinya,__ dia seharusnya tahu kewajibannya sebagai suami.
Bukan hanya menjaga dan melindungiku,___
Dia seharusnya juga memberikan kebutuhan batinku.
Tapi,__ bahkan dia tidak pernah sekalipun menciumku.
Seketika kemarahan meluap- luap dari dadaku.
Aku menyambar handuk, mengeringkan tubuhku secepat kilat.
Aku mengenakan gaunku kembali, dan membuang celana dalamku yang sudah kotor di tempat sampah.
Aku bergidik jika harus mengenakannya kembali.
Saat aku keluar dari kamar mandi, Hiro tengah berdiri telanjang, tanpa malu mengekspose semua harta karunnya dan tersenyum mesum menatapku.
"Kau mau pulang? Dia bahkan tidak mencari dan mengkhawatirkanmu. Tak satupun panggilan diponselmu dari ' suamiku'. " Sindirnya
Kemarahanku semakin bertambah mendengar ucapannya.
"Dia berfikir aku hanya marah karena telah menolakku." Jawabku cepat.
Aku meraih tas tanganku, dan mengeluarkan peralatan make-up ku.
Lalu duduk di depan meja rias, sementara Hiro menyambar handuk dan membelitkannya secara asal dibawah pinggang.
"Jangan bohongi dirimu Shiori, kita tahu penyangkalan hanya akan menimbulkan penderitaan lain yang lebih besar."
"Akuilah suamimu tidak mencintaimu, dia bahkan tidak peduli padamu, kau hanya akan terus menderita jika memilih bertahan padanya, tinggalkan dia, ceraikan dia, dan mulailah hidup baru bersamaku, kita sangat cocok, karena kita tahu bagaimana rasanya terluka, dan kita bisa saling menjaga dan menyembuhkan. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pursuing a Dream
أدب الهواةFFTK ke-6 dari Otor Kacangan yang belum mup on!! Bosen? Saya jelas belum bosen. Settingan diambil setelah Vol 49 atau Bersatunya dua jiwa Vol 3. Setelah Hijiri menemui Maya Kitajima menyampaikan pesan Jika Purple Rose Man akan menemui Maya di Villa...