13. Bimbang

105 18 2
                                    

HAPPY READING!

***

Kini Alex sedang berada di balkon kamarnya, ia sedang memikirkan sesuatu. Hatinya bimbang, antara memilih Luna atau Nanda, jujur saja Alex masih menyimpan rasa pada Nanda, sedangkan pada Luna ia juga menyimpan rasa. Apakah salah mencintai dua perempuan?

"Gue harus milih Luna atau Nanda?" batin Alex.

Lamunan Alex terbuyarkan karena ada suara Kakaknya yang memanggilnya. Nayaa berjalan kearahnya dan duduk dipinggir kasur.

"Alex." panggil Naya.

"Kenapa, Kak?" tanya Alex.

"Kakak tanya sama kamu, kamu masih ada rasa sama Nanda?" ucap Naya.

"Enggak, Kak." jawab Alex.

"Lex, dengerin Kakak, dia udah nyakitin hati kamu. Kakak liat Luna itu suka sama kamu, kamu juga suka kan sama Luna? Kakak mohon, kalau kamu cinta sama Luna, lupain Nanda." Naya menjelaskan dengan perlahan agar Alex paham dan melupakan Nanda.

"Tapi Kak, aku masih ada rasa sama Nanda." Alex yakin, Kakaknya akan terkejut dengan apa yang ia ucapkan.

"Astaga Alex, selama ini kamu belum hapus perasaan kamu sama Nanda?" Naya kaget dengan apa yang diucapkan oleh Alex.

"Aku udah berusaha coba untuk hapus perasaan itu, tapi gak bisa Kak." jawab Alex.

"Kamu coba lagi, Kakak yakin kamu bisa hapus rasa kamu sama Nanda," ucap Naya.

"Sekarang kamu tidur, kan besok kamu sekolah." lanjut Naya, setelah mengucapkan itu Naya meninggalkan kamar Alex dan pergi ke kamarnya.

Alex memikirkan ucapan kakak nya tadi, ucapan kakak nya benar juga, ia harus move on dari Nanda. Tapi hati dan pikirannya tidak sama, hati Alex berkata jika Alex masih mencintai Nanda, sedangkan pikiran Alex berkata harus move on dari Nanda. Alex sungguh bingung dengan situasi ini.

Alex memutuskan utuk tidur, karena hari sudah larut malam. Dan esok ia harus berangkat ke sekolah. Alex berguling-guling, ke kanan dan kiri. Ia melihat jam yang tertampang di dinding, jam menunjukkan pukul satu.

Alex tidak menyadari jika jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Ia harus bergegas untuk tidur, jika dirinya tidak tidur, sudah dipastikan dirinya akan bangun telat.

***

Jam menunjukan pukul setengah tujuh pagi, tapi Alex kunjung keluar kamar. Naya melirik tangga, belum ada tanda-tanda Alex muncul. Naya pun masuk ke dalam kamar Alex, ia membangunkan Alex untuk berangkat ke sekolah.

Benar saja, saat ia memasuki kamar Alex, Alex masih saja bergelut dengan mimpinya. Naya terlebih dahulu membuka gorden agar cahaya masuk lalu ia membangunkan Alex.

"Alex bangun." ucap Naya sambil menepuk pundak Alex.

Naya tak kehabisan akal, ia memutuskan mengambil air dari kamar mandi. Ia menyipratkan air itu ke muka Alex, Alex menggeliat saat merasakan cipratan air di mukanya.

"BANJIR BANJIR, BUNDA, AYAH, KAKAK, AINA BANJIR, CEPET KELUAR!" teriak Alex.

"Heh banjir dari mana, cepet mandi, kamu gak sekolah emangnya?" ucap Naya sambil berkacak pinggang.

"Emang jam berapa sekarang?" tanya Alex.

"Jam setengah tujuh, cepet mandi, terus sarapan, nih kamu bawa gayungnya." ucap Naya lalu keluar kamar Alex.

ALEXANDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang