HAPPY READING!
***
Luna bingung, mengapa Alex menanyakan ponselnya. Isi otaknya bertanya-tanya, ia mengeluarkan ponselnya dari tasnya.
"Ini handphone gue, kenapa?" Luna memegang ponselnya.
Alex mengambil ponsel Luna dan membukanya. Untung saja ponselnya tidak dikunci, ia menuliskan sesuatu diponsel Luna. Alex juga mengambil ponselnya dari sakunya. Luna terkejut dengan Alex yang tiba-tiba mengambil ponselnya.
Luna merebut ponselnya dari genggaman Alex. "Lo bisa gak sih, sedetik aja gak bikin gue kesel?"
"Enggak," Alex menunjukkan wajah datarnya namun terlihat sangat tengil dimata Luna.
"Itu nomor telepon gue udah gue tulis disitu, gue juga minta nomor lo, makasih." Alex dengan cepat menjalankan motornya dan pergi dari rumah Luna.
"ALEX, LO BISA GAK SIH GAK BIKIN GUE KESEL?!"
Luna berteriak sekencang-kencangnya, namun itu sangat sia-sia. Karena Alex membawa motor dengan kecepatan tinggi yang sudah pasti tidak akan mendengar teriakannya.
Luna membuka ponselnya, dan ya benar saja di kontaknya telah tertera nomor Alex, Alex repot-repot menanyakan tentang ponselnya. Kenapa tidak dengan singkat menanyakan tentang nomor teleponnya saja.
Luna melangkahkan kakinya dengan perasaan kesal, ia membuka pintu rumahnya, dan masuk kedalam. Ternyata sedang ada sang Mama yang sedang menonton televisi sendirian.
"Luna pulang." Luna menghampiri Mamanya yang sedang duduk.
"Dari mana aja kamu Luna jam segini baru pulang? Terus tadi kamu di anterin sama siapa?" Pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan oleh Mamanya kepada Luna.
"Ma, tadi aku gak di jemput sama Abang terus aku mau naik taksi, gak ada taksi yang lewat, makanya aku pulang sama temen aku." jawab Luna.
"Oh yaudah, mending sekarang kamu mandi terus makan ya."
"Iya Ma, Abang sama Papa dimana?"
"Papa di ruang kerjanya, kalau Abang di kamar."
"Oh yaudah Ma, aku ke kamar dulu ya."
Luna pun menaiki anak tangga, karena kamarnya di lantai dua. Saat Luna ingin ke kamarnya, Luna berkunjung ke kamar Abangnya terlebih dahulu.
BRAK.
Luna membuka pintu kamar abangnya dengan keras. Hingga membuat suara dentingan yang keras. Ibra yang sedang berbaring terkejut dengan Luna yang membuat pintu kamarnya dengan keras.
"ABANG KENAPA TADI GAK JEMPUT GUE?" teriak Luna.
"Buset dek, kalau masuk kamar tuh ketuk dulu pintunya." peringat Ibra.
"Udah gak usah ngalihin pembicaraan, jawab pertanyaan gue!"
"Oh itu gue minta maaf ya, soalnya tadi ada kelas tambahan."
"Terus kenapa gak chat gue, jadinya tadi gue gak usah nunggu." Luna masih kesal kepada Abangnya.
"Gue mau chat lo tapi gue lupa," jelas Ibra.
"Maaf ya." lanjutnya
"Pokoknya gue masih kesel sama lo."
"Yaudah biar lo gak kesel sama gue, nanti gue ajak supermarket buat beli coklat sama cemilan." ajak Ibra.
"Beneran ya, Bang?" Mata Luna berbinar-binar saat Abangnya mengajak untuk ke supermarket.
"Iya beneran."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Alexander Megantara Seorang lelaki ketua Dragoners, pembuat onar, dan melanggar aturan sekolah. Tekad seorang Alex ialah, siapapun seseorang yang telah membuatnya jatuh cinta, tidak akan ia lepas. Alex tak percaya lagi denga...