HAPPY READING!
***
Dengan keberaniannya, Luna mengetuk pintu rumahnya. Sebenarnya dirinya takut, namun ia harus menghapus rasa takutnya.
Tok tok.
Ternyata yang membukakan pintunya adalah Mamanya. Mamanya maju dan menjewer telinga Luna, Luna meringis kesakitan saat dijewer oleh sang Mama.
"Jam berapa sekarang, hm? Anak gadis jam segini baru pulang." ucap Maretta.
"Ma, ampun Ma, aduh." ringisnya.
Alex berjalan menyusul Luna, ia melihat Luna sedang dijewer oleh Mamanya. Alex dengan cepat menyusul Luna dan berdiri dihadapan Mama Luna.
"Tante." Alex menyalimi tangan Mamanya Luna.
Maretta melepaskan jewerannya. "Eh, ada Alex."
"Masuk yuk, Papanya Luna nungguin tuh." Maretta menggandeng lengan Alex.
"Ma, kok aku ditinggalin?" ucap Luna.
"Masuk cepet, sekalian tutup pintunya."
Luna merenggut kesal, Mamanya ini kenapa sikapnya berbeda saat bertemu dengan Alex. Sungguh aneh.
"Aluna, duduk sini." Irwan menyuruh Luna duduk dihadapannya.
Alex ingin duduk disamping Luna, namun Mamanya Luna menahannya. Alex hanya pasrah dan berdiri disamping Mama Luna.
Luna duduk dihadapan Papanya sang Abangnya. Sungguh, kedua orang ini sedang menatapnya tajam.
"Kemana aja kamu, baru pulang jam segini?" tanya Irwan.
Baru saja Luna ingin membuka suara, terlebih dahulu Alex yang membuka suara. "Pergi sama saya, Om."
"Oh, jadi kamu yang membawa anak saya pergi sampai selarut ini?" Irwan bangun dari kursinya dan menatap Alex.
Alex mengangguk. "Iya, Om."
"Atas dasar apa kamu membawa anak saya pergi sampai selarut ini?"
"Pa, aku tadi udah izin sama Mama." ucap Luna.
Irwan menatap Maretta. "Jadi bener? Kamu izinin Luna pergi sampai selarut ini?"
"Iya, Mas." jawab Maretta.
"Om, jangan salahin Luna. Luna gak salah, yang salah itu saya," ucap Alex.
"Saya minta izin sama Om, saya cinta sama Luna. Tolong restui hubungan saya sama Luna, Om." lanjutnya.
"Duduk." Irwan menyuruh Alex duduk disamping Luna.
"Baik, saya bakal restuin hubungan kalian." Alex dan Luna tersenyum mendengar ucapan Irwan.
"Tapi──" Irwan menjeda ucapannya.
"Kalau terjadi apa-apa sama Luna, kamu berhadapan dengan saya." Irwan bangkit meninggalkan ruang tamu.
"Udah ya, intinya kalian udah direstuin, semoga hubungan kalian berjalan dengan baik. Kalau lagi ada masalah, selesaikan baik-baik, jangan pakai emosi." ucap Maretta sambil mengelus rambut Mira.
"Nah tuh, denger tuh dek omongan Mama." balas Ibra.
"Idih dasar jomblo iri." ejek Luna.
"Liat aja besok gue bawa cewek."
"Mana? Gak ada cewek yang mau sama lo."
Ibra bangkit ingin menjewer telinga Luna, namun Mira terlebih dahulu berlari. Terjadilah aksi kejar-kejaran antara Luna dengan Ibra, sudah seperti Tom and Jerry, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Alexander Megantara Seorang lelaki ketua Dragoners, pembuat onar, dan melanggar aturan sekolah. Tekad seorang Alex ialah, siapapun seseorang yang telah membuatnya jatuh cinta, tidak akan ia lepas. Alex tak percaya lagi denga...