HAPPY READING!
***
Seorang gadis sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya, dan menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarganya.
Ini hari pertamanya ia bersekolah di sekolah yang baru, sebelumnya ia tidak tinggal di Jakarta. Baru beberapa hari yang lalu ia dan keluarganya pindah.
"Morning, semuanya." Gadis tersebut menyapa keluarganya yang sedang berkumpul di meja makan.
"Morning, sayang," balas Mamanya.
"Morning," balas Papa dan Abangnya.
"Luna nanti kamu berangkatnya bareng sama Abang, ya." ujar Irwan──Papa Luna.
Gadis yang bernama Luna itu terkejut mendengar ucapan Papanya. "Loh, emangnya kenapa Papa gak bisa anterin aku sekolah, padahal ini hari pertama aku sekolah."
"Papa ada meeting mendadak, maaf ya." jawab Irwan.
"Ma? Mama gak bisa anterin aku sekolah?"
Maretta menggeleng. "Sayang, ada perkerjaan yang harus Mama urus di toko kue Mama yang baru." Maretta ingin sekali mengantarkan anaknya sekolah, namun tiba-tiba saja ada perkerjaan mendadak.
"Udah berangkat sama gue aja dek, lagian kita berangkatnya searah kan?" jawab Ibra──Abang Luna.
"Yaudah deh." pasrah Luna.
"Udah lanjut ngobrolnya nanti aja, sekarang mending kita sarapan dulu, nanti takutnya telat." Maretta meletakkan selembar roti kepada Luna.
Tak lama untuk menyelesaikan sarapannya, Luna dan Abangnya lalu pamit untuk berangkat. Karena ini hari pertama, jadi tidak boleh terlambat.
"Luna inget ya, ini hari pertama kamu sekolah di sekolah yang baru, nanti kalau udah sampai, langsung ke ruang kepala sekolah ya." ucap Maretta.
"Iya, Ma." jawab Luna.
"Cie yang mau sekolah di sekolah baru." ledek Irwan.
"Udah ah Ma, Pa, kita berangkat dulu ya." pamit Luna dan Ibra.
"Yaudah kalian hati hati ya di jalan, jangan lupa belajar yang bener ya." jawab Maretta.
"Aku berangkat sekarang, ya." pamit Irwan.
"Yaudah hati hati ya, Mas." jawab Maretta, dan salim kepada suaminya.
"Kita berangkat." pamit Luna dan Ibra salim kepada sang Mama dan Papa.
"Kalian hati-hati, ya." ucap Maretta.
Luna menunggu Ibra yang sedang mengeluarkan mobil dari garasi. Luna membuka pintunya dan duduk disebelahnya. Mobilnya mulai meninggalkan perkarangan rumah Luna, Luna menghilangkan rasa bosannya diperjalanan dengan mendengarkan musik.
***
Luna melihat ke jalanan, ternyata seperti ini kota Jakarta. Luna membuka tasnya, lalu mengambil ponselnya. Membuka galeri dan melihat foto dirinya bersama temannya. Baru pindah beberapa hari saja sudah kangen dengan mereka.
"Dek kalau belajar yang fokus, jangan kebanyakan bercanda," Ibra mengingatkan kepada Luna agar tidak memainkan ponselnya.
"Iya Bang, bawel banget sih." gerutu Luna.
"Ini anak kalau di kasih taunya bandel."
"Iya Bang iya, udah sekarang mending Abang fokus nyetir aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Alexander Megantara Seorang lelaki ketua Dragoners, pembuat onar, dan melanggar aturan sekolah. Tekad seorang Alex ialah, siapapun seseorang yang telah membuatnya jatuh cinta, tidak akan ia lepas. Alex tak percaya lagi denga...